Kesadaran Hukum Memahami Perilaku Hukum

Diagram: Skema Alur Prilaku

2. Kesadaran Hukum

Kesadaran artinya keadaan ikhlas yang muncul dari hati nurani dalam mengakui dan mengamalkan sesuatu sesuai dengan tuntunan yang terdapat di dalamnya. Kesadaran hukum artinya tindakan dan perasaan yang tumbuh dari hati nurani dan jiwa yang terdalam dari manusia sebagai individu atau masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan yang terdapat dalam hukum. Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai proses imanasi normatif, yakni kesatuan transendental antara kehidupan manusia yang isoterik dengan peraturan dan hukum yang membawa kehidupan pribadi dan sosialnya. 28 Banyak ahli sosiologi memberikan definisi tentang kesadaran dan definisi merekapun cukup beragam, umpamanya yang dikemukakan oleh AW.Widjaja. 29 Dia menjelaskan bahwa kesadaran dapat berjalan seimbang, selaras dan serasi dan sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan manusia dan masyarakat jika peraturan tersebut sesuai dengan kaedah-kaedah yang berlaku di masyarakat. Dalam buku Kesadaran 28 Beni Ahmad Saebani, Sosiologi Hukum, Bandung: Putaka Setia, 2007, h, 197 29 AW. Widjaja, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila, Jakarta:CV. Era Swasta, 1984, h. 52 DORONGAN KEBUTUHAN MOTIF PERBUATAN TUJUAN MOTIVASI Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila ini terdapat dua penjelasan kesadaran, yaitu: a. Kesadaran kehendak yang berupa tindakan, perbuatan, sikap dan perilaku manusia yang bersifat rohaniah dan batiniah yang bersumber pada adat, kebiasaan berupa kesadaran moral dan etika dan tanggung jawab. b. Kesadaran hukum berupa tindakan, perbuatan, sikap dan perilaku manusia sebagai anggota masyarakat bersifat jasmaniah lahiriah yang bersumber pada ketentuan dan peraturan berupa kesadaran hukum disertai dengan tanggung jawab. Oleh karena itu, baik kesadaran kehendak dinamis dan kesadaran hukum statis itu bersifat manusiawi, tidak sebagai robot yang selalu dipaksakan. 30 Adapun yang dimaksud dengan kesadaran hukum juga mempunyai arti keadaan masyarakat yang tahu, mengerti dan merasa akan perintah-perintah dan larangan-larangan hukum, dan mau meninggalkan larangan tersebut dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan, baik fisik maupun psikis, dan dari manapun datangnya 31 . Terdapat empat indikator kesadaran hukum, yang masing-masing merupakan satu tahapan bagi tahapan berikutnya. 32 Yaitu: 30 AW. Widjaja, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila, h.16. 31 Ahmad Manshur Noor, Peranan Moral Dalam Membina Kesadaran Hukum. Jakarta: Proyek Pembinaan Kemahasiswaan, 1985, h. 1. 32 Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, Bandung: Alumni, 1993, h.40. 1 Pengetahuan hukum merupakan pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur oleh hukum. Maksud disini adalah pengetahuan seseorang terhadap hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis, serta menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum atau perilaku yang diperbolehkan oleh hukum. 2 Pemahaman hukum dalam arti di sini adalah sejumlah informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi peraturan dari suatu hukum tertentu. Artinya seseorang warga masyarakat mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai aturan-aturan tertentu, terutama dalam segi isinya. Pengetahuan hukum dan kesadaranketaatan hukum, secara teoritis bukan merupakan dua indikator saling bergantung, akan tetapi seseorang yang berperilaku sesuai dengan aturan norma mungkin tidak menyadari apakah perilaku tersebut sesuai dengan pengetahuan hukum atau tidak. 3 Sikap terhadap peraturan hukum adalah suatu kecenderungan untuk menerima hukum karena adanya suatu penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu yang dimanfaatkan atau yang menguntungkan jika hukum itu ditaati. Artinya seseorang mempunyai kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum yang ditaati. 4 Pola perilaku hukum merupakan hal yang utama dalam kesadaran hukum, karena di sini dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak dalam masyarakat. Dengan demikian sampai sejauh mana kesadaran hukum dalam masyarakat dapat dilihat dari pola perilaku hukum suatu masyarakat.

3. Kepatuhan dan Ketaatan terhadap Hukum