bahwa air kencing bayi laki-laki dan bayi perempuan bukan termasuk najis. Padahal dalam pembahasan kitab fiqh jelas disebutkan bahwa kencing bayi laki-laki dan
perempuan termasuk najis, serta berbeda tingkatan najis antara keduanya dan cara membersihkannya pun harus sesuai tingkatan najis tersebut.
Melihat thaharah itu penting dan cenderung diabaikan dan bertentangan dengan signifikasi thaharah itu dalam pembahasan kitab kuning, penulis mau melihat
seperti apa thaharah itu dipraktekkan oleh masyarakat. Maka pada skripsi ini, penulis akan membahas bagaimana pemahaman masyarakat tentang thaharah, dan bagaimana
masyarakat menyikapi dan melaksanakannya. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengangkat tema thaharah dalam pembahasan sosiologi hukum .
Berdasarkan pemikiran dan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut problematika tersebut dan
mengadakan penelitian dengan judul
“Perilaku Thaharah Bersuci Masyarakat Bukit Kemuning Lampung Utara
“Tinjauan Sosiologi Hukum”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, pembahasan mengenai thaharah mempunyai cakupan yang cukup luas yaitu mengenai hadats dan najis. Tetapi dalam
penelitian ini, pembahasan hanya dibatasi pada masalah membersihkan najis. Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang thaharah bersuci?
2. Bagaimana perilaku bersuci masyarakat dalam kerangka sosiologi hukum?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.
Tujuan Penulis Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Bukit Kemuning
mengenai thaharah. b.
Untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam kerangka sosiologi hukum.
2. Manfaat penelitian:
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk: a.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu fiqh di masyarakat dalam masalah thaharah.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan
dalam persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para akademisi dalam
rangka mengembangkan pemikiran dan khazanah hukum Islam khususnya dalam ilmu fiqh.
D. Tinjauan review Kajian Terdahulu
Sejauh pengamatan penulis, judul Perilaku Thaharah bersuci di Mayarakat ini belum disentuh oleh para penulis.
Ada beberapa skripsi yang telah membahas tema yang berkaitan dengan thaharah dalam kaitannya dengan kajian hukum. Namun penulis belum menemukan
karya mirip dengan judul yang diangkat penulis. Adapun beberapa karya yang mempunyai korelasi dengan permasalahan yang akan diangkat oleh penulis antara
lain: 1.
Skripsi Muhson 0043119151 Tahun 2005 dengan judul “Studi Comparatif tentang Najis yang dimaafkan menurut Empat Madzhab Madzhab Hanafi,
Madzhab Maliki, Madzh ab Syafi’i, dan Madzhab Hanbali”. Jurusan: PMH
Syari’ah dan Hukum 2005 M. Skripsi ini membahas tentang thaharah secara umumnya, serta secara khusus mengenai najis yang dimaafkan menurut
madzhab empat. Keempat madzhab itu mewajibkan bersuci dari najis jika seseorang hendak melaksanakan ibadah ritual. Tetapi mereka semua
mengakui akan adanya pengecualian-pengecualian yaitu adanya kemaafan dari najis-najis yang sekalipun hukumnya tetap najis tetapi tidak diharuskan
untuk dibersihkan dengan adanya alasan-alasan tertentu. 2.
Skripsi Abula’la al-Maududi 204043203066 Tahun 2010 dengan judul “Tinjauan Medis dan Sosiologis terhadap Pembedaan Jenis Najis pada Air
Kencing Bayi”. Jurusan: PMH Syari’ah dan Hukum 2010 M. Skripsi ini membahas tentang adanya perbedaan antara kencing bayi perempuan dan bayi
laki-laki di tinjau dari medis. Perbedaannnya adalah bayi laki-laki dan bayi perempuan usia dibawah dua tahun, pada jumlah leukosit, epitel dan bakteri
dimana jumlahnya lebih dominan pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki. Kencing bayi laki-laki lebih cair tidak pekat daripada kencing bayi
perempuan. Sedangkan ditinjau dari aspek sosiologisnya adalah najis pada bayi perempuan bukan disebabkan oleh perbedaan gender laki-laki dan
perempuan atau dalam hal status sosiologis, akan tetapi lebih disebabkan oleh kualitas urin yang berbeda karena anatomibentuk organ.
Karya-karya ilmiah di atas membahas tentang thaharah. Namun, masalah tersebut dikaji dalam bentuk kajian pustaka. Skripsi pertama merupakan kajian
pustaka dengan membandingkan pendapat empat mazhab mengenai najis yang dimaafkan. Sedangkan skripsi yang kedua membahas mengenai pembedaan najis
pada air kencing bayi dalam tinjauan medis dan sosiologis. Tentunya kedua skripsi tersebut sangat berbeda dengan skripsi yang sedang penulis susun. Penulis
menggunakan kajian empiris tentang aspek thaharah yang berkembang di masyarakat. Skripsi yang dibahas oleh penulis sendiri adalah skripsi yang berhubungan dengan
keadaan sosial yang ada dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, penulis mengkajinya
dengan menggunakan
perspektif sosiologi
hukum. Dengan
menggunakan teori perilaku masyarakat, dari studi ini diharapkan didapat gambaran
yang obyektif tentang peranan-peranan yang berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga dalam menilai perilaku tersebut dari segi hukum akan terlihat akurat.
E. Metode Penelitian