19 untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang
diperoleh. Dengan demikian, akan dapat memberikan opini yang tepat akurat.
Auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat pertimbangan judgment, sehingga auditor dapat memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit dan mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pencapaian hasil
yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau kegagalan menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk terjadinya
tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam hal ini, auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan
munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan,
sehingga dapat memberikan opini yang tepat.
3. Keahlian Audit
Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor SA seksi 210 dalam SPAP. Standar ini menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan
seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam
standar ini jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan
20 pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain Agoes,
2012:32. Dan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama SA seksi 230 dalam SPAP.
Menurut Rai 2008:51 menyatakan bahwa dasar pemikiran standar umum ketiga ini adalah keahlian atau keterampilan serta kebebasan
bertindak dan berpendapat akan mencapai mutu pekerjaan yang baik apabila audit dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan.
Seorang auditor harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dibidang auditing. Dalam melakukan pemeriksaan audit terhadap sistem
keuangan, catatan atas laporan keuangan, maka para auditor wajib mempunyai suatu keahlian yang mendukungnya, karena dalam
melakukan suatu pemeriksaan, tidak sembarang orang dapat melakukan teknik audit. Oleh karena itu, setiap auditor wajib memiliki kemahiran
profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor.
Menurut Hosseinniakani et al. 2014, keahlian audit memainkan peran penting dalam kualitas audit. Auditor dituntut memiliki kompetensi
dan informasi teknis yang lebih tinggi sehingga auditor mampu mendeteksi salah saji material yang ada dalam laporan keuangan.
Keahlian audit yang lebih tinggi dapat menyebabkan kualitas audit yang lebih tinggi.
21 Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli
didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang
diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,
cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan Sukendra et al., 2015.
Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat
professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang
berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai
kesempurnaan dan
keunggulan dibandingkan
rekan sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas
dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar,
latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing Adrian, 2013.
Menurut Tan dan Libby 1997 dalam Adrian 2013, keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan
keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal
lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan
22 keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang
auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman.
Auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi
berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai
dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis mapupun
pendidikan umum.
Asisten junior
untuk mencapai
kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari
atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan
profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi Christiawan, 2002.
Orang lain akan menilai seseorang yang berkeahlian tinggi pasti akan berperilaku baik, oleh karena itu setiap individu dengan keahlian
23 tertentu biasanya akan bersikap sesuai dengan bagaimana persepsi orang
lain terhadap dirinya Sabrina Januarti, 2012. Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam melakukan
pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan yang didapat dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang memadai,
serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka keahlian audit dapat terus meningkat.
4. Audit Judgment