Pelayanan Sosial Anak LANDASAN TEORI

salah child abuse atau anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus yang dikenal dengan istilah Children in Need of Special Protection CNSP 19 . Pelayanan sosial yang diberikan oleh pekerja sosial, pada dasarnya memiliki model-model yang diperuntukkan untuk menangani permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Model-model pelayanan sosial tersebut dapat berupa: 1. Layanan langsung yang ditujukan ke kelompok komunitas sasaran yang dikenal dengan nama direct services. 2. Layanan yang tidak langsung diarahkan pada komunitas sasaran, tetapi bantuan diberikan pada lembaga yang mempunyai program langsung ke komunitas sasaran. Bentuk layanan seperti ini dikenal dengan nama indirect services 20 . Di dalam memberikan pelayanan sosial bagi anak, terdapat model pelayanan sosial bagi anak secara umum meliputi tiga aras, mikro, mezzo, dan makro seperti diperlihatkan pada tabel berikut ini 21 : 19 Edi Suharto, Membangun Mayarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial, Cetakan I, Bandung: PT Refika Aditama, 2005, h.159 20 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Depok: FISIP UI Press, 2005, h.89-90 21 Ibid, h.165 Tabel 1. Model Pelayanan Sosial Anak Aras Fokus Utama StrategiProgram Model A: Mikro Anak Intervensi krisis, konseling, perawatan medis, pemisahan sementarapermanen, dukungan sosial. Model B: Mezzo Keluarga orangtua,siblings, kelompok kelompok bermain, peergroups, significant others Konseling keluarga dan perkawinan, terapi kelompok, bantuan ekonomi produktif. Model C: Makro Komunitas lokal,pemerintah daerah, negara Pemberdayaan masyarakat, terapi sosial, kampanya, aksi sosial. Sistem pelayanan yang diberikan, baik model A, B, maupun C, dapat berbentuk pelayanan kelembagaan dimana anak yang mengalami masalah ditempatkan dalam lembaga panti. Pelayanan konseling, pendidikan atau rehabilitasi sosial diberikan secara menetap dalam kurun waktu tertentu 22 . Selain berbentuk pelayanan kelembagaan yang mengharuskan anak ditempatkan di dalam panti, terdapat juga pelayanan yang tidak mengharuskan anak ditempatkan di dalam panti. Pelayanan tersebut adalah family centered services. Family centered services pelayanan berpusat pada keluarga merupakan pelayanan yang dimaksudkan untuk merefleksikan sejauh mana pelayanan- pelayanan berfokus pada keluarga dan intensif 23 . Dengan kata lain, pelayanan ini memfokuskan programnya agar anak-anak asuh tetap tinggal bersama dengan keluarganya. Program-program dari model family centered services dikenal 22 Ibid, h.164 23 Albert R.Roberts dan Gilbert J.Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1, Cetakan I, Jakarta: Gunung Mulia, 2008, h.505 utamanya sebagai pelayanan-pelayanan berbasis keluarga, pelayanan-pelayanan berbasis rumah dan pelayanan-pelayanan pemeliharaan keluarga 24 . Secara umum, anak-anak berperilaku lebih baik dalam situasi-situasi yang akrab bersama keluarga atau kerabat mereka sendiri. Pada awalnya, praktik berpusat keluarga dipandang utamanya dalam bentuk pelayanan-pelayanan pemeliharaan keluarga. Akhir-akhir ini, pelayanan-pelayanan telah semakin fleksibel dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang unik dari keluarga- keluarga secara individual. Melalui pengaruh-pengaruh ini dan yang lain, reformasi kesejahteraan anak semakin dipandang tidak sebanyak dalam hal suatu pilihan antara melindungi anak-anak dan memelihara keluarga tetapi sebagai suatu proses melindungi anak-anak dengan cara memperkuat keluarga 25 . Dalam beberapa dekade terakhir, panti asuhan di Indonesia mempunyai peranan penting dalam menyediakan pelayanan sosial bagi anak-anak. Namun walaupun banyak anak yang tinggal di panti asuhan, banyak juga anak yang diasuh oleh kerabat mereka 26 . Keluarga dan sanak saudara memiliki peran yang besar dalam mengasuh anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Namun dengan bertambahnya ketergantungan pada panti asuhan, peran ini dapat bergeser 27 . Padahal, anak akan merasa lebih nyaman dan aman jika mereka tetap tinggal dengan keluarga, sanak saudara maupun kerabatnya dibandingkan dengan tinggal di panti atau yayasan. 24 Ibid, h.505 25 Ibid, h.513 26 Tim Peneliti Departemen Sosial RI, Save the Chidren, dan Unicef, Seseorang yang Berguna: Kualitas Pengasuhan di Panti Sosial Asuhan Anak di Indonesia, Jakarta: Departemen Sosial RI, Save the Children, dan Unicef, 2007, h.26 27 Ibid, h.27 Undang-undang Kesejahteraan Anak tahun 1979 menyatakan bahwa tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial anak merupakan tanggung jawab orangtua. Undang-undang tersebut juga menyatakan bahwa anak-anak yang tidak memiliki orangtua memiliki hak untuk diasuh oleh negara atau lembaga lain, sementara anak-anak kurang mampu memiliki hak untuk mendapatkan bantuan untuk memastikan bahwa mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan normal di dalam lingkungan keluarga. Meskipun undang- undang tersebut tidak secara khusus menyatakan tentang hak anak untuk tumbuh di dalam keluarganya, kewajiban membantu anak-anak kurang mampu melalui keluarga mereka menjadi prioritas penting pengasuhan berbasis keluarga 28 . Hal inilah yang mendorong family centered services bisa diterapkan. Yaitu dengan pelayanan berbasis pada keluarga, sehingga anak yang tidak memiliki orang tua bisa tetap tinggal dengan keluarga atau kerabat terdekat mereka. Meskipun demikian, peran panti asuhan atau yayasan tidak sepenuhnya hilang. Panti asuhan atau yayasan tetap memiliki peran untuk menyelenggarakan pelayanan kepada anak-anak dan keluarga mereka di tingkat masyarakat 29 . Hal ini tercermin dalam Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar di Luar Panti. Meskipun fokus utamanya adalah pelayanan di luar panti asuhan, tetapi pemberian pelayanan tetap bergantung pada keberadaan panti asuhan. Pedoman tersebut menyatakan bahwa: “Pelayanan sosial anak terlantar luar panti adalah sistem pelayanan yang diselenggarakan melalui basis panti terbuka, kelembagaan, maupun 28 Ibid, h.28 29 Ibid, h.28 masyarakat yang memberikan perlindungan, bimbingan dan pembinaan baik fisik, mental, dan sosial kepada anak agar dapat hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara wajar.” 30 Dari penjelasan mengenai pelayanan sosial anak di atas, dapat diketahui bahwa untuk memberikan pelayanan sosial kepada anak yatim piatu maupun anak terlantar, terdapat dua pelayanan sosial yang bisa diterapkan, yaitu pelayanan sosial berpusat pada panti dan pelayanan sosial berpusat pada keluarga family centered services. 30 Ibid, h.29-30 34

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Singkat Lembaga

Sekitar awal tahun 2002 beberapa orang yaitu Muhammad Abu Bakar, Taufan Sudrajat, Hasan Basri, Acep Bajuri, Roelly Humdiana, Eka H.Hadi, Benny Sugianto, Denny Febby Permana, Ust.Husaini, dan Ust.Uci Sanusi berkeinginan untuk membantu sesama dalam meningkatkan pendidikan kaum dhuafa. Dengan ijin dan karunia Allah SWT maka pada tanggal 23 Juli 2002 didirikanlah Yayasan Yatim Piatu Arrahman dengan nomor akta notaries 187AN.YYN2002 dan mendapat dana awal berupa hibah sebesar lima juta tiga ratus ribu rupiah Rp. 5.300.000,- dari Yayasan Al-Chairiyyah, Mampang, Jakarta Selatan 1 . Dari dana tersebut dikembangkan usaha wartel yang diberi nama wartel Yatim Piatu yang berlokasi di Jl. Raya Citayam Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kota Depok. Dari hasil pendapatan bersih wartel tersebut dimulailah untuk memberikan santunan pendidikan bagi anak-anak tingkat SD sebanyak sepuluh orang, SLTP sebanyak empat orang dan SLTA sebanyak satu orang dengan santunan seluruhnya berjumlah tiga ratus ribu rupiah Rp. 300.000,- pada 1 Project Proposal, Pembangunan Pesantren Yatim Piatu Terpadu Islamic Boarding School Traiing Center Bina Yatama tiap-tiap bulan, dan pada saat itu Yayasan Arrahman baru dapat membantu 15 orang anak dalam bentuk santunan berupa biaya sekolah SPP tiap bulan 2 . Setelah menjalani reorganisasi kepengurusan maka Yayasan Yatim Piatu Arrahman dimekarkan menjadi Yayasan Bina Yatama dengan Akta Notaris No. 2 tertanggal 9 Maret 2007 dihadapan Notaris Markhamah, SH. Sedangkan nama Arrahman diabadikan menjadi Panti Sosial Arrahman, dan Masjid Jami Arrahman 3 .

B. Profil Lembaga

Yayasan Bina Yatama berdiri pada tanggal 23 Juli 2002 dan didirikan oleh beberapa orang yaitu Muhammad Abu Bakar, Taufan Sudrajat, Hasan Basri, Acep Bajuri, Roelly Humdiana, Eka H.Hadi, Benny Sugianto, Denny Febby Permana, Ust.Husaini, dan Ust.Uci Sanusi. Yayasan ini beralamat di Jl. Raya Citayam, Pondok Terong, RT. 01, RW. 01, No. 01. Kel. Pondok Jaya, Kec. Pancoranmas, Kota Depok dengan nomor telepon: 021 77200714, Hotline: 08179131737, Email: ya7binayatamahotmail.com dan Website: www.ya7binayatama.org 5 . Dalam mencari penghasilan untuk keperluan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin yang menjadi anak asuh, Yayasan Bina Yatama sempat mendirikan usaha wartel yang diberi nama Wartel Yatim Piatu yang keuntungannya dialokasikan untuk menyantuni anak-anak asuh. Sejalan perkembangan usaha 2 Ibid 3 Ibid 4 Ibid 5 Ibid yang semakin baik maka pada Juni 2006 didirikan kembali Wartel Yatim Piatu 2 6 . Namun seiring perkembangan zaman, usaha wartel menjadi kurang menguntungkan. Usaha wartel ini akhirnya diganti dengan usaha gas, galon air dan usaha kontrakan yang sekarang disewa oleh warung makan, toko foto copy dan toko obat apotek 7 . Semua keuntungan dari usaha-usaha ini akan digunakan untuk menyantuni anak-anak asuh berupa santunan pendidikan yang sampai saat ini berjumlah 108 orang anak 8 . Selain usaha-usaha yang dijalankan oleh Yayasan Bina Yatama, ada juga donator-donatur, baik itu lembaga maupun perorangan yang memberikan donasinya untuk keperluan anak-anak asuh. Untuk memberikan santunan pendidikan ini, Yayasan Bina Yatama mengeluarkan biaya rata-rata tiap bulan sebesar sepuluh juta rupiah 9 . Berikut ini adalah tabel data-data anak yang diasuh oleh Yayasan Bina Yatama: Tabel 2. Data Anak Asuh di Yayasan Bina Yatama NO NAMA ALAMAT STATUS SEKOLAH 1 Adam Fahrozi RT 00601 Dhuafa SD Ponter I 2 Ari Indra Jaya RT 00402 Yatim SMP Mijan I 3 Nur Anisah RT 00301 Pd. Jaya Dhuafa SD Ponter I 4 Irwan Apriansyah RT 00301 Pd. Jaya Dhuafa SD Ponter I 5 Edi Pramana RT 00301 Pd. Jaya Yatim SD Ponter I 6 Azi Febriansyah RT 0501 Pd. Jaya Yatim SD Ponter I 7 Gusti Ramadhan RT 0501 Pd. Jaya Yatim SD Ponter II 8 Fani Agustina RT 00601 Dhuafa SD Ponter I 6 Ibid 7 Wawancara dengan Pak Abu pada hari Sabtu, 28 Mei 2011, lihat lampiran h.39 8 Lihat lampiran h.42-44 9 Wawancara dengan Pak Nahrowi pada hari Jum’at, 22 April 2011, lihat lampiran h.33