Usaha Yayasan dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Anak
yang dilakukan seperti apa? Kegiatan kita selama ini anak-anak tingkat SD dan SMP belajar ngaji dasar atau lekar
”84
. Yayasan Bina Yatama terus berusaha untuk memberikan pelayanan
yang sesuai untuk kebutuhan fisik dan hak kelangsungan hidup anak, kebutuhan belajar dan hak atas pengembangan diri anak, kebutuhan psikologis
dan hak atas perlindungan anak, kebutuhan religius, serta kebutuhan sosial dan hak atas partisipasi anak. Namun sampai saat ini, yayasan belum mampu
memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan dasar anak tersebut. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut:
“Dengan pelayanan yang diterapkan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan anak seperti fisik, psikologis, religius, belajar dan kebutuhan
sosial? Kalau kebutuhan dasar berupa fisik dan belajar sudah, tetapi masih dirasa kurang karena kita hanya membantu lewat santunan pendidikan saja,
seperti kebutuhan sekolah. Sedangkan untuk uang saku kita serahkan sepenuhnya kepada keluarga mereka. Untuk psikologis juga dirasa kurang,
karena kita jarang bertatap muka langsung dengan mereka dan kita pun menyerahkan sepenuhnya kebutuhan psikologis kepada keluarga mereka.
Mereka juga tidak mau kita tampung di sini, mereka lebih memilih tinggal dengan keluarganya, jadi tidak semua kebutuhan dasar mereka bisa kita
penuhi. Padahal niatnya kita ingin menempatkan mereka di sini, jadi perkembangannya dan kebutuhannya bisa kita tahu. Terus untuk belajar sama
religius kita baru bisa memberikan fasilitas berupa tempat pengajian supaya anak-anak bisa belajar ngaji, kalau untuk yang lain kita serahkan juga sama
keluarga”
85
. “Pelayanan yang diberikan di sini apakah telah sesuai dengan
kebutuhan anak seperti fisik, psikologi, belajar, religius, dan sosial? Kalau belajar kita sudah titipkan ke masing-masing orang tua dan sekolah sebagai
tempat belajar anak. Kalau kita hanya memberikan arahan-arahan kepada orang tua agar dapat mendidik anaknya dengan baik dan memberikan
pengertian bahwa untuk memenuhi kebutuhan anak adalah kewajiban kita bersama. Yang terpenting anak itu bisa sekolah. Untuk religius karena
keterbatasan kita masih belum tepat sasaran karena guru di sini juga hanya
84
Wawancara dengan Bapak Abu pada hari Sabtu, 28 Mei 2011, lihat lampiran h.38
85
Wawancara dengan Bapak Acep pada hari Jum’at, 27 Mei 2011, lihat lampiran h.36
ada satu orang yaitu Pak Asnawi yang mengajarkan anak-anak ngaji dan memberikan pelajaran-pelajaran akhlak setiap pengajian. Untuk sosial
mungkin diterapkan anak-anak yang sering mendoakan orang lain jika orang itu minta ke kita untuk didoakan. Buat kebutuhan-kebutuhan lain kita
serahkan kepada orang tua yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada anak mereka. Intinya kita hanya menutupi kekurangan keluarga yang tidak bisa
memenuhi kebutuhan anaknya seperti pendidikan yang kita bantu lewat
santunan pendidikan rutin setiap bulan”
86
.