Modal Pengaruh Produk, Modal, Potensi Keuntungan, dan Merek terhadap Keputusan untuk Membeli Usaha Franchise (Studi Kasus Usaha Food Franchise di Sun Plaza Medan)

Produk dibeli oleh konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan tertentu atau memberi manfaat tertentu. Karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk intangible features, tetapi juga aspek nonfisik intangible features seperti citra dan jasa yang tidak dapat dilihat.

2. Kategori Produk

Untuk membantu strategi pemasaran perusahaan dapat berjalan secara efektif, pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, menjadi produk konsumsi dan produk industri. a. Produk Konsumsi Produk konsumsi adalah barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. b. Produk industrial Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan.

F. Modal

Universitas Sumatera Utara Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti : untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Modal usaha merupakan modal yang digunakan untuk memulai atau menjalankan suatu usaha. Zimmerer, dkk 2008:49 menjelaskan bahwa langkah pertama dalam mengelola sumber daya keuangan secara efektif adalah dengan memimiliki modal awal yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedikitnya modal yang dimilik tidak sebanding dengan biaya yang diperlukan dalam menjalankan perusahaan yang hamper selalu lebih besar dari yang diperkirakan. Machfoedz 2005:153 menjelaskan bahwa suatu perusahaan wirausaha pada umumnya bermula dari sebuah usaha kecil dengan modal dana pribadi. Ketika usaha berkembang, seorang wirausahawan kemudian mencari akses untuk mendapatkan modal yang lebih besar dengan cara meminta bantuan kepada keluarga dan teman. Seorang wirausahawan yang berhasil mengembangkan usaha akan mencari lebih banyak saluran untuk modal, seperti berhubungan dengan bank dan investor perorangan di luar perusahaan. Wirausahawan yang berpandangan prospektif memanfaatkan tiga sumber pendanaan awal : 1 tabugan pribadi, 2 teman dan keluarga, 3 investor perorangan. Hutagalung, dkk 2008:77 menjelaskan terdapat tiga tahapan yang akan dilewati oleh setiap usaha dalam hal pendanaan usahaanya, yaitu : 1. Tahap memulai Universitas Sumatera Utara Sumber keuangan pada tahap ini yang paling mudah dan juga diutamakan dari uang sendiri. Gali sumber keuangan, seperti tabungan, deposito, atau bahkan menggunakan credit card. Baru ketika ternyata dana itu masih kurang, kita dapat mengajak rekan atau keluarga. 2. Tahapan berkembang Umumnya pinjaman bank baru digunakan saat bisnis memasuki tahap perkembangan dan tahap matang. 3. Tahap matang Sumber lain adalah dari perusahaan modal ventura, seperti Sumut Ventura atau perusahaan pembiayaan atau investor lainnya. Menurut Suryana 2006:5, modal dalam kewirausahaan tidak selalu identik dengan modal yang berwujud tangible seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud intangible seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material. 1. Modal intelektual Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya. Universitas Sumatera Utara 2. Modal Sosial dan Moral Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra. Seorang wirausaha yang baik biasanya memiliki etika berwirausaha seperti : kejujuran, memiliki integritas, menepati janji, kesetiaan, kewajaran, suka membantu orang lain, menghormati orang lain, warga Negara yang baik dan taat hukum, mengejar keunggulan, dan bertanggung jawab. Dalam konteks ekonomi dan sosial, kejujuran, integritas, dan ketepatan janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan kepercayaan dari waktu ke waktu. 3. Modal mental Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. 4. Modal material Modal material adalah modal dalam bentuk uang dan barang, modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.

G. Potensi Keuntungan