BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan industri franchise di Indonesia tercatat semakin meningkat. Hal ini didorong oleh semangat kewirausahaan dan kreatifitas dari masyarakat untuk
membangun kemandirian ekonominya. Kalau kita amati saat ini banyak sekali usaha franchise yang membuka gerainya di pusat-pusat pertokoan atau di jalan utama di
lokasi yang strategis ditengah kota. Contoh yang sangat mudah adalah Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut yang merupakan franchise asing. Namun
franchise lokal juga tidak kalah bersaing dengan franchise asing. Beberapa franchise lokal yang sudah terkenal adalah Kebab Turki Baba Rafi, Dawet Cah Mbanjar, Es
Teler 77, dan Indomaret. Menurut data Asosiasi Franchise Indonesia AFI, hingga tahun 2010 tercatat
lebih dari 1010 perusahaan franchise di Indonesia yang terdiri dari franchise asing dan lokal. Dan total nilai bisnis dari franchise di Indonesia tercatat mencapai
Rp. 114,64 triliun. Nilai bisnis industri franchise pun mendorong penyerapan tenaga kerja yang tidak sedikit yaitu mencapai sekitar 3,5 juta orang Kontan edisi khusus,
November 2010. Menurut Anang Sukandar ketua Asosiasi Franchise Indonesia AFI, minat masyarakat untuk menjadi franchisee sangat besar, hal ini dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
dari gerai franchise Dunkin Donut sudah merambah hingga ke pelosok desa di Pamanukan, wilayah pantai utara Jawa www.berita8.com, diakses 15 Agustus pukul
10.00. Calon pembeli franchise harus memperhatikan berbagai factor sebelum
membeli usaha tersebut. Menurut Queen 1991:39 faktor yang perlu diperhatikan adalah produk atau pelayanan yang ditawarkan, merek dari franchise tersebut, potensi
keuntungan yang didapatkan,dan modal yang dimiliki. Sedangkan menurut Pramono 2007:24 yang perlu dipertimbangkan adalah sistem, merek dan fee dari franchise
itu. Franchise merupakan cara yang paling mudah untuk memulai dan memasuki
dunia usaha. Bila semua usaha harus mulai dari nol, maka kita berhadapan dengan risiko kerugian besar karena harus melalui trial error yang meningkatkan risiko
gagal. Dengan adanya sistem bisnis franchise, maka risiko kerugian investasi dapat diturunkan menjadi sekitar 15 persen saja Odop, 2006:20.
Keuntungan yang bisa didapatkan dari usaha model franchise, adalah tidak perlu membangun merek lagi, si pemberi waralaba franchisor akan memberikan
pelatihan, pembinaan, dan bimbingan kepada pembeli waralaba franchisee. Singkatnya franchisee hanya tinggal menyediakan tempat dan biaya ‘membeli’
franchising-nya Hutagalung, 2010:61. Produk franchise memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut yang
menunjukkan keunggulan yang dimiliki oleh sistem kerja sama dalam franchise. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan,
Universitas Sumatera Utara
dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan Kotler, 2005.
Wirausahawan yang ingin membeli usaha franchise, hendaknya memilih yang sesuai dengan modal yang dimiliki. Wirausahawan harus memiliki cukup modal kerja
untuk melewati fase awal di mana cash flow masih negatif Odop, 2006:43. Namun sekarang Perbankan Syariah dikenal dengan iB ai-Bi mempunyai program “iB
Mitra Franchise” yang akan menyediakan pendanaan dengan menggunakan akad kemitraan bagi hasil musyarakah Kontan edisi khusus, November 2010.
Potensi keuntungan masa depan setiap usaha franchise harus dihitung secara cermat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta
kesesuaian perusahaan. Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi perusahaan maka akan terlihat apakah perusahaan tersebut memiliki ukuran
bisnis yang ideal atau tidak. Laba perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan Suryana 2006: 168.
Merek menjadi salah satu penyokong keberhasilan sebuah usaha franchise, karena ini berhubungan dengan reputasi franchise tersebut. Merek tidak bisa
dibangun dalam satu hari di atas kertas, perlu dibuktikan ketangguhannya, diomong- omongkan supaya orang aware, sadar adanya merk itu Pramono 2007: 24.
Pengambilan keputusan dalam kehidupan bisnis merupakan hal yang tidak mudah. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan yang ditujukan agar
semua pihak merasa puas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Keberhasilan seorang wirausaha di dalam bisnis tergantung pada kemampuan membuat keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang Nugroho 2009:2.
Peneliti memilih tempat penelitian di Sun Plaza Medan, yang merupakan salah satu mal di kota Medan yang dikenal dengan tempat perbelanjaan kelas
menengah ke atas. Lokasi Sun Plaza merupakan daerah yang strategis karena terletak dijantung kota Medan. Sehingga tempat ini menjadi pilihan bagi banyak masyarakat
kota Medan untuk berbelanja ataupun refreshing di akhir pekan maupun liburan. Hal ini yang membuat Sun plaza menjadi lokasi yang tepat bagi wirausahawan untuk
membuka usaha. Jumlah usaha franchise yang bertambah di Sun Plaza setiap tahunnya menjadi
indikator bahwa semakin banyak wirausahawan yang membeli usaha franchise. Jumlah franchise yang telah ada di Sun Plaza hingga tahun 2010 ini sudah berjumlah
149 tenant franchise. Beberapa usaha franchise yang memiliki nama eksklusif antara lain seperti, Starbucks, J.co, AW, KFC, Pizza hut, Killiney, dan Bread Life.
Dengan semakin bertambahnya usaha franchise yang ada di Sun Plaza Medan, ini menunjukkan bahwa semakin banyak wirausahawan yang tertarik untuk
membeli usaha franchise yang risiko untuk gagal lebih minim. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi seorang wirausahaan didalam membeli usaha franchise,
yaitu produk atau pelayanan yang ditawarkan, merek dari franchise, potensi keuntungan yang didapatkan,dan modal yang dimiliki, sistem, dan fee, namun penulis
memilih faktor produk, faktor modal, faktor potensi keuntungan dan faktor merek. Penulis memilih faktor-faktor tersebut karena menilai usaha franchise yang bagus
Universitas Sumatera Utara
adalah yang mempunyai merek dan produk yang telah teruji ketangguhannya dan dikenal masyarakat sehingga akan memberikan keuntungan bagi si pembeli , namun
modal yang diperlukan tidaklah sedikit karena semua keuntungan pada franchise tersebutlah yang akan dibeli. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Produk, Modal, Potensi Keuntungan, dan Merek terhadap Keputusan untuk Membeli Usaha Franchise Studi Kasus
Usaha Food Franchise di Sun Plaza Medan“.
B. Perumusan Masalah