walaupun pemberi franchise franchisor memasok franchisee dengan pengetahuan atau identifikasi merk secara terus menerus, franchisee menikmati hak atas profit
yang diperoleh dan menanggung risiko kerugian. Franchisor mengendalikan distribusi barang danatau jasa melalui suatu kontrak dengan mengatur aktifitas
franchisee, dalam hubungannya untuk pencapaian standarisasi. Menurut Odop 2006:16, franchise adalah pengaturan bisnis dengan sistem
pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada pihak independen atau terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan standarisasi
kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merek dagangnama dagang dibawah bendera mereka.
Banyak orang tidak berani memulai bisnis sendiri karena merasa minim pengalaman. Hal inilah yang kerap membuat mereka ragu-ragu dan takut memulai
usaha. Ketakutan tidak berhasil dalam berbisnis menjadi musuh utama dan menyebabkan mereka tidak pernah membuka bisnis apa pun. Dengan format
franchise, risiko kegagalan bisnis bisa diperkecil seminimum mungkin. Karena franchise memiliki sistem bisnis yang sudah jadi, brand image yang kuat, pangsa
pasar, produk, dan sistem yang sudah tersedia. Hal-hal itulah yang membuat risiko di usaha jenis ini bisa diminimalisir dan menguntungkan bagi franchisee.
3. Jenis – Jenis Franchise
Menurut Hisrich 2008, 704 ada 3 jenis franchise, yaitu : jenis yang pertama adalah hak penjualan dealership, suatu bentuk yang umum ditemukan dalam
Universitas Sumatera Utara
industri mobil; jenis franchise yang kedua adalah jenis yang menawarkan nama, citra, serta metode menjalankan bisnis; jenis franchise yang ketiga menawarkan jasa.
Menurut Hutagalung 2010, 62 ada 3 jenis waralaba franchise, yaitu : a.
Waralaba franchise yang bersifat kerjasama distribusi; dalam hal ini penerima waralaba berperan sebagai distributor
penjualan daripada produk yang dihasilkan oleh perusahaan induk.
b. Waralaba franchise yang bersifat kerjasama gaya berantai
Bentuk waralaba franchise inilah yang paling sering dijumpai dan paling berkembang, pada sistem ini penerima waralaba
berhak menggunakan merek dagang perusahaan induk, menjual produk perusahaan induk, dan wewenang lainnya tetapi sistem
manajemen baik itu masalah harga, promosi, sistem keuangan, serta sistem lainya diatur oleh perusahaan induk.
c. Waralaba franchise yang bersifat generalisasi ide: dalam
bentuk waralaba ini perusahaan induk memberikan beberapa kemampuannya menghasilkan produk, baik itu resep, teknik,
dan tata cara lainnya kepada suatu pihak dan pihak itu boleh menggunakannya untuk menciptakan suatu produk baru.
4. Kriteria franchise
Menurut Kusumawati 2008:5, agar franchise berhasil menjalankan konsep pemasarannya, maka diperlukan beberapa kriteria yang mendukung :
Universitas Sumatera Utara
a. Memiliki ciri khas usaha
Ciri khas usaha yang dimaksud adalah keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru.
b. Terbukti sudah memberikan keuntungan
Terbukti sudah memberikan keuntungan mengacu pada pengalaman franchisor selama kurang lebih lima tahun dan kiat-kiat bisnis yang
dimilikinya untuk mengatasi masalah-masalah dalam perjalanan usaha.
c. Memiliki standar atas pelayanan dan barang danatau jasa yang
ditawarkan yang dibuat secara tertulis. Standarisasi dalam franchise harus dapat dilakukan di semua bidang,
mulai dari seleksi, analisa lokasi, perizinan, operasional, proses produksi, administrasi, sistem keuangan, perencanaan, pelatihan,
pemasaran, dan sebagainya.
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan.
Franchise tersebut dapat mengajarkan pembuatan produk dan jasa kepada orang lain atau siapa saja dengan tidak terlampau sulit dan
terlalu lama. e.
Adanya dukungan yang berkelanjutan Pemberi waralaba wajib memberikan pembinaan dalam bentuk
pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian,
Universitas Sumatera Utara
dan pengembangan kepada penerima waralaba secara
berkesinambungan. f.
Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar adalah hak kekayaan
intelektual terkait dengan usaha seperti merek, hak cipta, paten dan rahasia dagang.
5. Keunggulan dan kelemahan franchise