Teori Ekonomi Perdagangan Internasional

devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi yang bisa diproduksi melalui investasi, impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi. Produk-produk yang betul- betul kompetitif, penawaran dan permintaan domestik akan tergantung pada harga dalam mata uang domestik, sedangkan permintaan dan penawaran asing ekspor akan bergantung pada harga dalam mata uang asing. Nilai tukar mata uang kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan perdagangan internasional, karena kurs memungkinkan dapat membandingkan harga-harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara Krugman dan Obstfeld, 2000. Ekspor merupakan bentuk paling sederhana dalam sistem perdagangan internasional dan merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke luar negeri. Faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor Kotler dan Amstrong, 2001. Menurut Nicholson 1991:77 ketika pendapatan total meningkat, maka dapat diharapkan bahwa kuantitas yang dibeli untuk setiap orang juga akan berubah.

2.2.8 Teori Ekonomi Perdagangan Internasional

Krugman dan Obstfeld 2004:15 menjelaskan bahwa setiap negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan, yang masing-masing menjadi sumber adanya keuntungan perdagangan gains from trade bagi mereka. 1. Alasan pertama negara-negara berdagang adalah karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa di dunia ini, sebagaimana halnya individu-individu, selalu berpeluang memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan di antara mereka melalui suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga setiap pihak dapat melakukan sesuatu secara relatif lebih baik. 2. Kedua, negara-negara berdagang satu-sama lain dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomis dalam produksi. Maksudnya, seandainya setiap negara bisa membatasi produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya sehingga ia dapat menghasilkan barang-barang tersebut dalam skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan dengan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus. Kunci perdagangan internasional adalah teori keunggulan komparatif. Prinsip teori ini bahwa suatu negara dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan riilnya melalui spesialisai produksi komoditas yang memiliki produktivitas tinggi. Negara-negara akan mengutamakan untuk memproduksi komoditi yang paling produktif. Prinsip keunggulan komparatif menunjukkan bahwa spesialisasi akan menguntungkaan semua negara meskipun ada negara yang secara mutlak lebih efisien dalam memproduksi semua barang dibandingkan negara lainnya. Jika negara-negara itu mau melakukan spesialisasi produk di mana mereka mendapat keunggulaan komparatif atau efisiensi relatif lebih tinggi, maka perdagangan antar negara akan menguntungkaan bagi semuanya. Karena itu mengingat kondisi produktif di tiap negara sangat berbeda, negara- negara tersebut sangat menyadari bahwa akan lebih menguntungkan jika melakukan spesialisasi dalam produksi suatu jenis barang tertentu Lindert 1993 dalam Edwin 2006. Ricardo dalam Salvatore 2004:40, menyatakan bahwa perdagangan antar dua negara didasarkan pada keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien memiliki kerugian absolut dibanding negara lain dalam memproduksi dua komoditas, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih kecil ini merupakan komoditas dengan keunggulan komparatif dan mengimpor komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih besar komoditas ini memiliki kerugian komparatif. Menurut Gonarsyah 1987 dalam Edwin 2006, ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan dunia ekspor-impor suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan untuk memperluas pemasaran komoditas ekspor, memperbesar penerimaan devisa bagi kegiatan pembangunan, adanya perbedaan penawaran dan permintaan antar negara, tidak semua negara mampu menyediakan kebutuhan masyarakatnya serta akibat adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu. Dalam kegiatan ekspor suatu komoditi, Kindleberger dan Lindert 1982 dalam Edwin 2006 menyatakan bahwa secara teoritis, volume ekspor suatu komoditas tertentu dari suatu negara ke negara lain merupakan selisih antara penawaran dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran excess supply. Di lain pihak kelebihan penawaran dari negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan permintaan excess demand. Untuk melihat proses terjadinya perdagangan dunia perhatikan Gambar 2.6. Suatu negara negara A akan mengekspor suatu komoditi misalkan kopi ke negara lain negara B apabila harga domestik di negara A sebelum terjadinya perdagangan dunia relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan harga domestik di negara B. Struktur harga yang terjadi di negara A lebih rendah karena produksi domestiknya lebih besar daripada konsumsi domestiknya, sehingga di negara A telah terjadi kelebihan produksi excess supply. Dengan demikian negara A memiliki kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Di lain pihak, negara B terjadi kekurangan penawaran karena konsumsi domestiknya lebih besar daripada produksi domestiknya excess demand sehingga harga yang terjadi di negara B lebih tinggi. Dalam hal ini negara B berkeinginan untuk membeli komoditi dari negara lain yang harganya relatif lebih murah. Jika kemudian terjadi komunikasi antara negara A dan negara B, maka akan terjadi perdagangan antar keduanya dengan harga yang diterima oleh kedua negara adalah sama. Gambar 2.6 Proses Terjadinya Perdagangan antara Dua Negara Sumber: Salvatore 2004:84 P W P 2 Q P 1 Negara A Eksportir S 1 D 1 Excess supply P Q 1 r x Sw Dunia P Q w Dw Q Negara B Importir D 2 Excess demand S 2 P Q Q 3 s m Berdasarkan Gambar 2.6 terlihat bahwa sebelum terjadinya perdagangan dunia harga di negara A sebesar P 1 , sedangkan di negara B sebesar P 2 . Penawaran di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih tinggi dari P 1 , sedangkan permintaan di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih kecil dari P 2 . Pada saat harga dunia P W sama dengan P 1 maka di negara A tidak terjadi excess supply , namun di negara B akan terjadi excess demand sebesar s. Adapun jika harga dunia P W sama dengan P 2 maka di negara A akan terjadi excess supply sebesar r, namun di negara B tidak terjadi excess demand. Dari P 1 dan P 2 tersebut maka akan terbentuk kurva S W dan D W di pasar dunia, dimana perpotongan antara kurva S W dan D W akan menentukan harga yang terjadi di pasar dunia sebesar P W . Dengan adanya perdagangan tersebut maka negara A akan mengekspor komoditas sebesar x, sedangkan negara akan mengimpor kopi sebesar m, dimana di pasar dunia besarnya x sama dengan m yaitu Qe Salvatore, 2004:84.

2.2.9 Pembentukan Harga Dunia