Hasil Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Hidayati 2008 mengenai Dampak Perubahan Harga Pupuk Terhadap Permintaan Penawaran Kopi Indonesia menyatakan bahwa: 1 Keragaan pasar kopi Indonesia dalam model ekonometrika ditentukan oleh interaksi kesalingterkaitan dan pengaruh dari faktor penawaran kopi yang dipengaruhi oleh jumlah produksi kopi, stok kopi, jumlah kopi impor Indonesia dan dikurangkan dengan jumlah ekspor kopi Indonesia. 2 Penerapan kebijakan harga pupuk berpengaruh secara simultan terhadap keragaan pasar kopi Indonesia terutama pada variabel produktivitas kopi, produksi kopi, penawaran kopi, luas areal, harga kopi, permintaan kopi, ekspor dan impor kopi Indonesia. 3 Alternatif kebijakan yang terbaik berdasarkan hasil analisis adalah kebijakan kenaikan sebesar 10. Berdasarkan penelitian Noer, Fitriani dan Agus tahun 2012 mengenai Integrasi Pasar Kopi di Provinsi Lampung menyatakan bahwa: 1 Harga kopi tingkat produsen dengan harga kopi tingkat eksportir di Lampung atau harga kopi pada pasar internasional memiliki korelasi yang positif dan signifikan. 2 Laju perubahan harga kopi di tingkat produsen lebih kecil daripada laju perubahan harga di tingkat eksportir dan pasar internasional. Ini menunjukkan bahwa dalam pemasaran kopi Provinsi Lampung masih terdapat kekuatan monopsoni atau oligopsoni. 3 Dalam jangka pendek, pasar kopi tingkat produsen dengan tingkat eksportir di Lampung atau pasar internasional memiliki integrasi relative rendah yang menunjukkan adanya kekuatan monopsoni atau oligopsoni dalam pasar kopi. Dalam jangka panjang, pasar kopi tingkat produsen dengan tingkat eksportir di Lampung atau pasar internasional memiliki integrasi yang lebih tinggi. Integrasi antara harga kopi dunia dengan harga kopi Indonesia menurut penelitian Hutabarat 2006 yang berjudul Analisis Saling-Pengaruh Harga Kopi Indonesia Dan Dunia menunjukkan bahwa: 1 Harga eceran di Jepang lebih tinggi daripada harga-harga di negara konsumen seperti AS, Jerman, Italia dan Belanda.dan tren perkembangan harga cenderung positif sampai tahun 1995 dan negatif sesudahnya. Harga eceran di AS dan Belanda cenderung memiliki pola yang sama, sedangkan harga eceran di Jerman memiliki pola yang hampir sama di Belanda dan harga produsen di Indonesia terlihat bergerak mendatar. 2 Ketidakpastian lebih nyata pada harga yang diterima produsen kopi Indonesia dibanding konsumen di negara-negara maju. Selain itu harga yang didapat petani kopi Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan harga eceran di negara pengimpor utama. 3 Industri kopi di Eropa Barat berhubungan erat dengan industri di Lampung. Sebaliknya industri kopi AS berhubungan erat dengan industri kopi di Jawa Timur. 4 Perubahan nilai tukar dolar AS dalam jangka pendek memberikan perubahan pada harga-harga di Jawa Timur lebih rendah daripada harga kopi di Lampung. Analisis dengan menggunakan Model Index of Market Conection IMC dengan pendekatan Autoregressive Distributed Lag, contohnya seperti yang dilakukan oleh Sitorus 2005, untuk komoditi tuna. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan persamaan yang diturunkan dan dimodifikasi dari model Ravallion 1986. Model keterpaduan pasar dengan IMC dapat digunakan untuk mengukur bagaimana harga di pasar lokal dapat dipengaruhi harga referensi acuan dengan mempertimbangkan harga pada waktu t tertentu dan harga pada waktu sebelumnya t-1. Dengan menggunakan parameter hasil estimasi model maka dapat dihitung IMC. Secara umum persamaan Ravallion menunjukkan bagaimana harga di pasar lain lokal dengan mempertimbangkan pengaruh pada waktu tertentu t dengan harga pada waktu sebelumnya t-1 pada rentang waktu tertentu bertujuan untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi. Interpretasi dari nilai IMC yang didapatkan dapat menjelaskan apakah dua pasar terintegrasi atau tidak dimana kedua tingkat pasar terpadu secara sempurna jika nilai IMC sama dengan nol dan masih cukup kuat jika IMC1 dan jika IMC1 berarti integrasi lemah dan bila IMC nilainya tidak hingga maka hal tersebut mengindikasikan bahwa dua tingkatan pasar tersebut sama sekali tidak berhubungan. Lubis 2006 melakukan penelitian yang berjudul Keragaan Industri Kopi Dan Dampak Intervensi Harga EksporImpor Terhadap Ekspor Kopi Indonesia menghasilkan kesimpulan yaitu perubahan harga domestik kopi robusta, harga pupuk, upah dan suku bunga merupakan peubah-peubah yang mempengaruhi produksi kopi robusta. Serta intervensi harga ekspor oleh pemerintah telah menyebabkan harga ekspor kopi Indonesia menurun. Intervensi pemerintah pada harga ekspor menyebabkan eksportir menerima keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa intervensi, hal ini menyebabkan eksportir menurunkan ekspornya. Menurut penelitian Kustiari 2006 mengenai Perkembangan Pasar Kopi Dunia Dan Implikasinya Bagi Indonesia menunjukkan bahwa: 1 Tidak seperti kopi biji, permintaan dan harga kopi olahan cenderung selalu meningkat. Diversifikasi produk ini dapat dikembangkan pada skala UKM dan juga skala besar, sehingga nilai tambah dari produk olahan kopi ini dapat dinikmati oleh petani pengolah kopi. 2 Untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, maka produktivitas harus ditingkatkan menekan biaya produksi sehingga harga relatif kopi Indonesia lebih murah dan pada akhirnya daya saing ekspor kopi Indonesia dapat meningkat. Selain itu kualitas mutu kopi biji dan kopi olahan yang diekspor Indonesia harus ditingkatkan dan dijamin kontinuitas pasokannya. 3 Pangsa kopi Indonesia di pasar tradisional Jerman dan Jepang cenderung menurun, padahal kopi Indonesia sudah dikenal di dua negara tersebut. Oleh karena itu Indonesia harus senantiasa menjaga, memelihara dan bahkan meningkatkan pangsanya. Ariyoso pada tahun 2010 melakukan penelitian yang berjudul Integrasi Pasar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Kakao Indonesia menyatakan bahwa: Hasil analisis integrasi pasar keterpaduan pasar mengindikasikan bahwa pasar spot kakao Makassar tidak terintegrasi dengan bursa berjangka NYBOT dalam jangka pendek, demikian juga dalam jangka panjang pasar spot Makassar tidak terintegrasi dengan pasar bursa NYBOT. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga kakao Indonesia antara lain; harga di bursa NYBOT, konsumsi dunia, dan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Penelitian Yunita 2013 Prospek Perdagangan Gula Indonesia Dalam Implementasi Kerangka Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China menunjukkan bahwa: 1 Produktivitas gula hablur baik pada perkebunan tebu besar negara, swasta, dan rakyat kurang responsif terhadap peningkatan luas areal perkebunannya. Respon permintaan gula rumah tangga terhadap peningkatan harga riil gula eceran juga inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan penurunan permintaan gula industri tidak dipengaruhi secara nyata oleh peningkatan harga riil gula tingkat pedagang besar. Impor gula Indonesia dari China lebih responsif dibandingkan impor gula Indonesia dari Thailand terhadap perubahan tarif impor gula, tetapi pangsa impor gula Indonesia dari Thailand lebih besar daripada pangsa impor gula dari China. Ekspor gula Brazil lebih responsif dibanding ekspor gula Thailand terhadap perubahan produksi gula negara tersebut. Perilaku impor gula negara importir gula India, Amerika, dan China dipengaruhi secara nyata oleh harga riil gula dunia. 2 Alternatif kebijakan yang memberikan kondisi terbaik adalah kebijakan peningkatan harga gula 25 karena memberikan peningkatan kesejahteraan konsumen dan produsen net surplus paling besar, terutama bagi petani perkebunan rakyat. 3 Peramalan penghapusan tarif impor gula akan meningkatkan surplus konsumen yang lebih besar dari penurunan surplus produsen tetapi kesejahteraan masyarakat net surplus menurun karena penerimaan pemerintah dari tarif impor juga menurun. Penelitian Kustari pada tahun 2012 yang berjudul Analisis Daya Saing Kopi Indonesia di Pasar Dunia, hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing kopi Indonesia di pasar internasional cenderung meningkat. Hal ini diindikasi oleh peningkatan pangsa pasar ekspor Indonesia di beberapa pasar tujuan ekspor. Untuk meningkatkan kinerja ekspor kopi Indonesia diperlukan upaya pencarian pasar dengan volume permintaan impor yang besar dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata permintaan dunia. Serta dengan melakukan ekspor produk yang memiliki nilai atau harga per unit lebih tinggi. Selain itu, intensif pasarharga merupakan sumber utama untuk keberlanjutan produksi, peningkatan daya saing dan modernisasi usaha budidaya kopi karena pengambilan keputusan petani dan pelaku usaha kopi lainnya dalam mengembangkan produk-produk dari kopi sangat dipengaruhi oleh harga yang berlaku. Penelitian Putri et al. pada tahun 2013 yang berjudul Struktur dan Integrasi Pasar Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menunjukkan bahwa petani kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menghadapi struktur pasar oligopsoni. Akibat struktur pasar yang terbentuk, proses penentuan harga kopi Arabika Gayo cenderung didominasi oleh eksportir sebagai pembeli. Kondisi pasar yang tidak terintegrasi menunjukkan bahwa berapapun perubahan harga yang terjadi di tingkat kolektor, koperasi dan eksportir pada saat ini dan waktu sebelumnya tidak mempengaruhi harga kopi di tingkat petani sehingga proses menentukan harga petani cenderung sebagai penerima harga. Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu No Nama, Judul Hasil Penelitian Kelebihan Kekurangan 1. Dwi Ratna Hidayati. 2008 Dampak Perubahan Harga Pupuk Terhadap Permintaan Penawaran Kopi Indonesia 1. Keragaan pasar kopi Indonesia dalam model ekonometrika ditentukan oleh interaksi kesalingterkaitan dan pengaruh dari faktor penawaran kopi yang dipengaruhi oleh jumlah produksi kopi, stok kopi, jumlah kopi impor Indonesia dan dikurangkan dengan jumlah ekspor kopi Indonesia. 2. Penerapan kebijakan harga pupuk berpengaruh secara simultan terhadap keragaan pasar kopi Indonesia terutama pada variabel produktivitas kopi, produksi kopi, penawaran kopi, luas areal, harga kopi, permintaan kopi, ekspor dan impor kopi Indonesia. 3. Alternatif kebijakan yang terbaik berdasarkan hasil analisis adalah kebijakan kenaikan sebesar 10. 1. Tidak hanya mengupas mengenai perkopian Indonesia, tetapi juga melihat lebih jauh beberapa pelaku ekspor impor dari negara lain sehingga dapat diketahui posisi Indonesia di pasar dunia sekaligus meneropong kemampuan lawan dalam perdagangan kopi dunia. 2. Subjek utama dalam penelitian ini adalah harga pupuk. Kebijakan penurunan subsidi dapat meningkatkan harga pupuk sehingga menyebabkan petani kopi rakyat dalam kondisi terpuruk. Selain itu dalam penelitian ini disajikan beberapa alternatif akan kebijakan harga pupuk berdasarkan gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada kurun waktu 26 tahun. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Dari segi ketersediaan data, tidak semua data yang diinginkan peneliti tercatat dalam hasil data lembaga-lembaga penyedia data tersebut sehingga variabel-variabel yang dimasukkan kedalam model penelitian pun menyesuaikan dengan adanya ketersediaan data. 2. Noer, Fitriani dan Agus, 2012 Integrasi Pasar Kopi di Provinsi Lampung 1. Harga kopi tingkat produsen dengan harga kopi tingkat eksportir di Lampung atau harga kopi pada pasar internasional memiliki korelasi yang positif dan signifikan. 2. Laju perubahan harga kopi di tingkat produsen lebih kecil daripada laju perubahan harga di 1. Memberikan informasi mengenai integrasi yang terjadi di pasar kopi di Lampung. 2. Memberikan informasi mengenai hubungan antara harga kopi dunia dengan kopi domestik. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data tingkat eksportir dan pasar internasional. Ini menunjukkan bahwa dalam pemasaran kopi Provinsi Lampung masih terdapat kekuatan monopsoni atau oligopsoni. 3. Dalam jangka pendek, pasar kopi tingkat produsen dengan tingkat eksportir di Lampung atau pasar internasional memiliki integrasi relative rendah yang menunjukkan adanya kekuatan monopsoni atau oligopsoni dalam pasar kopi. Dalam jangka panjang, pasar kopi tingkat produsen dengan tingkat eksportir di Lampung atau pasar internasional memiliki integrasi yang lebih tinggi. sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Dari segi ketersediaan data, tidak semua data yang diinginkan peneliti tercatat dalam hasil data lembaga-lembaga penyedia data tersebut sehingga variabel-variabel yang dimasukkan kedalam model penelitian pun menyesuaikan dengan adanya ketersediaan data. 3. Budiman Hutabarat, 2006 Analisis Saling- Pengaruh Harga Kopi Indonesia Dan Dunia 1. Harga eceran di Jepang lebih tinggi daripada harga-harga di negara konsumen seperti AS, Jerman, Italia dan Belanda.dan tren perkembangan harga cenderung positif sampai tahun 1995 dan negatif sesudahnya. Harga eceran di AS dan Belanda cenderung memiliki pola yang sama, sedangkan harga eceran di Jerman memiliki pola yang hampir sama di Belanda dan harga produsen di Indonesia terlihat bergerak mendatar. 2. Ketidakpastian lebih nyata pada harga yang diterima produsen kopi Indonesia dibanding konsumen di negara-negara maju. Selain itu harga yang didapat petani kopi Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan harga eceran di negara pengimpor utama. 3. Industri kopi di Eropa Barat berhubungan erat dengan industri di Lampung. Sebaliknya industri kopi AS berhubungan erat dengan industri kopi di Jawa Timur. 4. Perubahan nilai tukar dolar AS dalam jangka pendek memberikan perubahan pada harga-harga di Jawa Timur lebih rendah daripada harga kopi di Lampung. 1. Memberikan informasi mengenai hubungan antara harga kopi dunia dengan harga yang diterima oleh petani. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai harga kopi dunia dan prospek kopi di masa datang. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Dari segi ketersediaan data, tidak semua data yang diinginkan peneliti tercatat dalam hasil data lembaga-lembaga penyedia data tersebut sehingga variabel-variabel yang dimasukkan kedalam model penelitian pun menyesuaikan dengan adanya ketersediaan data. 4. Satia Negara Lubis, 2006. Keragaan Industri Kopi Dan Dampak Intervensi Harga EksporImpor Terhadap Ekspor Kopi 1. Perubahan harga domestik kopi robusta, harga pupuk, upah dan suku bunga merupakan peubah- peubah yang mempengaruhi produksi kopi robusta. 2. Intervensi harga ekspor oleh pemerintah telah menyebabkan harga ekspor kopi Indonesia menurun. Intervensi pemerintah pada harga ekspor menyebabkan 1. Memberikan informasi mengenai keragaan industri kopi Indonesia. 2. Memberikan informasi mengenai pengaruh liberalisasi dalam perdgangan kopi Indonesia. 1. Tidak memberikan kesimpulan yang tepat sehingga pembaca bingung dalam menyimpulkan hasil dari penelitian ini. 2. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan tujuan Indonesia eksportir menerima keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa intervensi, hal ini menyebabkan eksportir menurunkan ekspornya. yang tercantum. 5. Edyanto Sitorus, 2004 Keterpaduan Pasar Tuna Segar BenoaBali, Indonesia dan Pasar Sentral Tuna Tokyo, Jepang 1. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan persamaan yang diturunkan dan dimodifikasi dari model Ravallion 1986. Model keterpaduan pasar dengan IMC dapat digunakan untuk mengukur bagaimana harga di pasar lokal dapat dipengaruhi harga referensi acuan dengan mempertimbangkan harga pada waktu t tertentu dan harga pada waktu sebelumnya t-1. Dengan menggunakan parameter hasil estimasi model maka dapat dihitung IMC. Secara umum persamaan Ravallion menunjukkan bagaimana harga di pasar lain lokal dengan mempertimbangkan pengaruh pada waktu tertentu t dengan harga pada waktu sebelumnya t-1 pada rentang waktu tertentu bertujuan untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi. Interpretasi dari nilai IMC yang didapatkan dapat menjelaskan apakah dua pasar terintegrasi atau tidak dimana kedua tingkat pasar terpadu secara sempurna jika nilai IMC sama dengan nol dan masih cukup kuat jika IMC1 dan jika IMC1 berarti integrasi lemah dan bila IMC nilainya tidak hingga maka hal tersebut mengindikasikan bahwa dua tingkatan pasar tersebut sama sekali tidak berhubungan. 1. Memberikan informasi mengenai keterpaduan pasar yang terjadi antara pasar lokal Pasar Benoa, Bali dengan pasar referensi Pasar Sentral Tuna Tokyo, Jepang, 2. Memberikan informasi mengenai analisis model Ravallion. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing- masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 6. Reni Kustiari, 2006. Perkembangan Pasar Kopi Dunia Dan Implikasinya Bagi Indonesia 1. Tidak seperti kopi biji, permintaan dan harga kopi olahan cenderung selalu meningkat. Diversifikasi produk ini dapat dikembangkan pada skala UKM dan juga skala besar, sehingga nilai tambah dari produk olahan kopi ini dapat dinikmati oleh petani pengolah kopi. 2. Untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, maka produktivitas harus ditingkatkan menekan biaya produksi sehingga harga relatif kopi Indonesia lebih murah dan pada akhirnya daya saing ekspor kopi Indonesia dapat meningkat. Selain itu kualitas mutu kopi biji dan kopi olahan yang diekspor 1. Memberikan informasi mengenai perkembangan pasar kopi dunia. 2. Memberikan implikasi kebijakan yang akan diambil untuk meningkatkan peran kopi bagi pendapatan nasional. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Tidak dapat memberikan gambaran mengenai strategi pengembangan dari kopi. Indonesia harus ditingkatkan dan dijamin kontinuitas pasokannya. 3. Pangsa kopi Indonesia di pasar tradisional Jerman dan Jepang cenderung menurun, padahal kopi Indonesia sudah dikenal di dua negara tersebut. Oleh karena itu Indonesia harus senantiasa menjaga, memelihara dan bahkan meningkatkan pangsanya. 7. Ariyoso, 2010. Integrasi Pasar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Harga Kakao Indonesia Hasil analisis integrasi pasar keterpaduan pasar mengindikasikan bahwa pasar spot kakao Makassar tidak terintegrasi dengan bursa berjangka NYBOT dalam jangka pendek, demikian juga dalam jangka panjang pasar spot Makassar tidak terintegrasi dengan pasar bursa NYBOT. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga kakao Indonesia antara lain; harga di bursa NYBOT, konsumsi dunia, dan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. 1. Penelitian ini mengupas mengenai factor-faktor yang mempengaruhi harga kakao di Indonesia dan integrasi harga antara pasar domestic dengan pasar dunia. 2. Di dalam substansi penelitian ini disajikan beberapa alternatif yang digunakan untuk melihat harga kakao Indonesia di pasar domestic maupun dunia sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Penggunaan analisis masih belum jelas sehingga sulit dimengerti. 8. Rena Yunita, 2013. Prospek Perdagangan Gula Indonesia Dalam Implementasi Kerangka Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN- China 1. Produktivitas gula hablur baik pada perkebunan tebu besar negara, swasta, dan rakyat kurang responsif terhadap peningkatan luas areal perkebunannya. Respon permintaan gula rumah tangga terhadap peningkatan harga riil gula eceran juga inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan penurunan permintaan gula industri tidak dipengaruhi secara nyata oleh peningkatan harga riil gula tingkat pedagang besar. Impor gula Indonesia dari China lebih responsif dibandingkan impor gula Indonesia dari Thailand terhadap perubahan tarif impor gula, tetapi pangsa impor gula Indonesia dari Thailand lebih besar daripada pangsa impor gula dari China. Ekspor gula Brazil lebih responsif dibanding ekspor gula Thailand terhadap perubahan produksi gula negara tersebut. Perilaku impor gula negara importir gula India, Amerika, dan China dipengaruhi secara nyata oleh harga riil gula dunia. 2. Alternatif kebijakan yang memberikan kondisi terbaik adalah kebijakan peningkatan harga gula 25 karena memberikan peningkatan kesejahteraan konsumen dan produsen net 1. Memberikan informasi mengenai keragaan pasar gula dunia. 2. Memberikan implikasi kebijakan yang akan diambil untuk meningkatkan peran gula bagi pendapatan nasional. 1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2. Dari segi ketersediaan data, tidak semua data yang diinginkan peneliti tercatat dalam hasil data lembaga-lembaga penyedia data tersebut sehingga variabel-variabel yang dimasukkan kedalam model penelitian pun menyesuaikan dengan adanya ketersediaan data. 3. Analisis SAS yang digunakan memiliki kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil analisis yaitu model ekonometrika surplus paling besar, terutama bagi petani perkebunan rakyat. 3. Peramalan penghapusan tarif impor gula akan meningkatkan surplus konsumen yang lebih besar dari penurunan surplus produsen tetapi kesejahteraan masyarakat net surplus menurun karena penerimaan pemerintah dari tarif impor juga menurun. yang dibuat bisa disesuaikan dengan kemauan peneliti sehingga kurang objektif. 9. Reni Kustari, 2012 Analisis Daya Saing Kopi Indonesia di Pasar Dunia Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing kopi Indonesia di pasar internasional cenderung meningkat. Hal ini diindikasi oleh peningkatan pangsa pasar ekspor Indonesia di beberapa pasar tujuan ekspor. 1. Memberikan informasi mengenai ekspor dan daya saing kopi Indonesia. 2. Memberikan informasi mengenai pasar internasional sehingga membantu eksportir dalam perdagangan kopi. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing- masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 10. Mega A., Anna F. dan Nunung K., 2013, Struktur dan Integrasi Pasar Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Petani kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menghadapi struktur pasar oligopsoni. Akibat struktur pasar yang terbentuk, proses penentuan harga kopi Arabika Gayo cenderung didominasi oleh eksportir sebagai pembeli. Kondisi pasar yang tidak terintegrasi menunjukkan bahwa berapapun perubahan harga yang terjadi di tingkat kolektor, koperasi dan eksportir pada saat ini dan waktu sebelumnya tidak mempengaruhi harga kopi di tingkat petani sehingga proses menentukan harga petani cenderung sebagai penerima harga. Memberikan informasi mengenai struktur dan integrasi pasar kopi arabika gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing- masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut. 2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Komoditas Kopi