Integrasi Pasar Jangka Pendek Integrasi Pasar Jangka Panjang

tingkat signifikansi 95. Hasil uji t yang diperoleh adalah 2.143586 lebih besar daripada t tabel sebesar 2.03 t hitung t tabel yang diperkuat dengan nilai probabilitas yang lebih kecil daripada nilai kritik 0.05 0.0398 0.05.

4.2.1 Integrasi Pasar Jangka Pendek

Integrasi pasar jangka pendek menunjukkan bagaimana perubahan harga kopi arabika berdasarkan waktu di pasar dunia secara langsung diteruskan ke pasar Indonesia, integrasi jangka pendek ditunjukkan oleh koefisien P it-1 -ppP it-1 marjin harga kopi arabika di pasar dunia bulan ini dengan bulan lalu. Nilai koefisien P it-1 -ppP it- pada persamaan ini adalah sebesar 1.55018, yang berarti bahwa apabila selisih perubahan harga kopi arabika di pasar dunia terjadi kenaikan harga kopi arabika di pasar dunia sebesar 1 USkg, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga ceteris paribus, maka akan menyebabkan kenaikan harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan ini sebesar Rp 1.55018kg. Nilai koefisien Pit-1-ppPit tersebut menunjukkan bahwa harga kopi arabika di pasar dunia dengan pasar Indonesia terpadu lemah dalam jangka pendek. Hal ini diperkuat dengan nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar 0.013582 yang mengindikasikan bahwa tidak cukup kuat untuk menerima hipotesis nol H : 2 = 1. Nilai koefisien P it-1 -ppP it- pada persamaan integrasi pasar kopi arabika pasar dunia dengan pasar kopi arabika di Indonesia tidak signifikan, ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 0.013582 dan nilai probabilitas sebesar 0.9892 yang berarti lebih besar dari 0.05. Artinya bahwa perubahan harga kopi arabika di pasar dunia berpengaruh tidak signifikan atau dapat dikatakan memiliki integrasi yang lemah pada pembentukan harga kopi arabika di pasar Indonesia, sehingga bisa disimpulkan bahwa informasi di pasar dunia belum tersampaikan ke pasar Indonesia.

4.2.2 Integrasi Pasar Jangka Panjang

Intergrasi pasar dalam jangka panjang adalah keterkaitan antara pasar dunia dengan pasar Indonesia yang ditunjukkan oleh IMC Index Of Market Connection . Koefisien P it-1 variabel harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan lalu, pada persamaan integrasi pasar kopi arabika pasar dunia dengan pasar kopi P P 1 - it it  P P 1 - it it  P P 1 - it it  P P 1 - it it  1 - it P arabika di Indonesia adalah sebesar 0.311514 artinya apabila terjadi kenaikan harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan lalu sebesar Rp 1000kg, dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga ceteris paribus, maka akan meningkatkan harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan ini sebesar Rp 0.311514kg. Koefisien P jt-1 variabel harga kopi arabika di pasar dunia bulan lalu sebesar 105.2641, artinya apabila terjadi kenaikan harga kopi arabika di pasar dunia bulan lalu sebesar 1 USkg maka akan meningkatkan harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan ini sebesar Rp 105.2641kg. Integrasi jangka panjang ditunjukkan oleh nilai IMC, yang merupakan rasio antara koefisien P it-1 variabel harga kopi arabika di pasar Indonesia bulan lalu dan koefisien P jt- variabel harga kopi arabika di pasar dunia bulan lalu. IMC yang diperoleh dari kedua koefisien tersebut adalah sebesar 0.00295, artinya berdasarkan nilai IMC yang telah diperoleh diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau memiliki integrasi yang kuat dalam jangka panjang antara pasar dunia dengan pasar Indonesia. Hal ini diperkuat dengan nilai t hitung yang diperoleh adalah sebesar 0.00013 sehingga memperkuat penerimaan untuk hipotesis nol IMC = 0. Perdagangan dunia memiliki siklus, yaitu siklus produksi dan harga, yang biasa terjadi pada komoditas primer. Untuk kopi siklusnya 35 tahun, dimana sekali dalam 35 tahun harga turun ke titik terendah, kemudian naik lagi sejalan dengan berkurangnya pasokan AEKI, 2001 dalam Kustiari, 2007. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku pasar kopi Indonesia dan pasar dunia berhasil menghubungkan pasar yang secara geografis terpisah melalui arus dan informasi harga dan komoditas. 4.3 Evaluasi Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Indonesia, Serta Faktor Eksternal Terhadap Harga Kopi Arabika Indonesia

4.3.1 Evaluasi Daya Prediksi Model