8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.1 Metode Difusi
Pada cara ini zat yang akan ditentukan aktivitas antimikroba berdifusi pada lempeng agar yang telah diinokulasi terlebih dahulu. Potensi suatu
antimikroba ditetapkan dengan cara mengukur diameter zona hambatan bakteri atau jamur di sekitar cakram yang berisi zat antibakteri dan antijamur. Makin
besar aktivitasnya maka zona hambatan yang terbentuk juga makin besar. Metode ini dibagi tiga yaitu :
a. Cara cakram
Suatu cakram kertas yang mengandung obat dalam konsentrasi tertentu ditempatkan pada lempeng agar yang telah dibiakan mikroorganisme. Setelah
diinkubasi, zona hambat jernih yang mengelilingi cakram dianggap sebagai aktivitas antimikroba. Lebar daerah hambatan tergantung pada daya serap obat
kedalam agar dan kepekaan kuman terhadap obat tersebut Bonang et al., 1982, jelas bahwa metode ini dipengaruhi banyak faktor fisik dan kimiawi disamping
interaksi antara obat dan mikroba misalnya, sifat perbenihan dan daya difusi, ukuran molekul, dan stabilitas obat Jawetz et al.,1986.
b. Cara parit Ditch-plate technique
Pada metode ini sampel uji agen antimikroba diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah
secara membujur dan mikroba uji maksimum 6 macam digoreskan pada parit yang berisi agen antimikroba. Kemudian dilihat ada atau tidaknya zona hambatan
di sekeliling parit Pratiwi, 2008. c.
Cara cawan Cup-plate technique Metode ini dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji.
2.4.2 Metode Dilusi
a.
Metode dilusi cairbroth dilution test Cerial dilution
Metode ini mengukur MIC Minimum Inhibitory Concentration atau kadar hambat minimum KHM dan MBC Minimum Bactericidal Concentration
atau kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan