22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fenol
-
Terdapat pembentukan warna coklat dan berbuih
Triterpenoid +
Terdapat pembentukan warna merah
4.1.4 Penentuan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Bangle dengan Metode
Difusi Cakram
Penentuan aktivitas ekstrak etanol 70 rimpang bangle konsentrasi 4000, 2000, 1000, 500, 250 dan 125 ppm menunjukkan adanya aktivitas antimikroba,
pengukuran zona hambat dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil uji aktivitas antimikroba ekstrak bangle
Mikroba Uji Konsentrasi
ppm Diameter zona hambat mm
Ekstrak bangle Kontrol positif Kontrol negatif Staphylococcus
aureus ATCC 25925
125 32
250 32
500 6,67
32 1000
7 32
2000 7,3
32 4000
8 32
Microsporum canis
125 9
7,67 250
10 8
500 11
8,33 1000
13 8,67
2000 13,67
9 4000
14 12
Keterangan : 0 = tidak terdapat zona bening disekeliling cakram
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan sampel berupa rimpang bangle Zingiber purpureum Roxb. yang mana tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat
tradisional untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Penggunaan bangle sebagai obat tradisional masih perlu diteliti dan dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan uji
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ekstrak etanol 70 rimpang bangle terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925
dan jamur microsporum canis. Metode ekstraksi dalam penelitian ini menggunakan maserasi dengan
pelarut etanol 70 karena selain sifatnya yang mampu melarutkan semua komponen senyawanya dapat tersari secara sempurna juga bersifat tidak toksik
terhadap mamalia sehingga aman terhadap manusia dalam penggunaannya. Setelah melalui proses maserasi, kemudian dilakukan ekstraksi menggunakan
rotary evaporator untuk menguapkan pelarut yang masih tersisa sehingga didapatkan ekstrak kental. Pemilihan metode maserasi didasarkan pada
keuntungan yang diberikan yaitu pengerjaannya mudah, menggunakan alat yang sederhana, baik untuk senyawa yang tidak tahan panas.
Setelah didapatkan ekstrak kental dilakukan penetapan standar mutu dan kandungan kimia ekstrak. Persyaratan mutu ekstrak meliputi parameter standar
umum dan parameter standar spesifik. Standarisasi ini dimaksudkan agar dapat menjamin bahwa produk ekstrak mempunyai nilai parameter tertentu yang
konstan Depkes RI, 2000. Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptik ekstrak pada Tabel 4.1
dinyatakan bahwa ekstrak berkosistensi kental, berwarna kuning kecoklatan, berbau tajam, dan berasa pahit. Penentuan organoleptik ini termasuk salah satu
parameter spesifik yang ditentukan secara visual dan bertujuan untuk pengenalan awal secara sederhana dan bersifat subjektif. Pada Tabel 4.2 nilai rendemen yang
diperoleh sebesar 13,75 dari 400 gram serbuk bangle. Penentuan rendemen berfungsi untuk mengetahui metabolit sekunder yang terbawa pelarut. Penentuan
kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal, ekstrak dipanaskan hingga senyawa organik dan turunannya terdestruksi
dan menguap sampai tinggal unsur mineral dan organik saja. Kadar abu ekstrak didapat sebesar 6,72, dari literatur standar penentuan kadar abu simplisia bangle
tidak boleh lebih besar dari 8,5 Rahardjo, Mono. et al.,2004. Kadar air ekstrak didapat sebesar 29,8774, dari literature standar penentuan kadar air untuk
ekstrak cair 30 Voigt, 1995. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen yang
terdapat dalam ekstrak uji, dari perlakuan pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa