Tujuan Penelitian: Ruang Lingkup

8 2 Berapa nilai EC 50 effective concentration 50 ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti? 3 Bagaimana hubungan antara variasi konsentrasi dengan daya proteksi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti? 4 Bagaimana hubungan antara interval waktu pengujian dengan daya proteksi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti?

1.4 Tujuan Penelitian:

o Umum: Untuk mengetahui potensi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti. o Khusus: 1 Diketahuinya daya proteksi ekstrak daun iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti pada variasi konsentrasi uji. 2 Diketahuinya nilai EC 50 effective concentration 50 ekstrak daun iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti. 9 3 Diketahuinya hubungan varian konsentrasi dengan daya proteksi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti. 4 Diketahuinya hubungan lamanya interval waktu pengujian dengan daya proteksi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Mahasiswa Sebagai pengalaman dan media pembelajaran dalam aplikasi ilmu kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat yaitu melalui pencarian alternatif pengendalian vektor yang ramah lingkungan dan minim risiko efek samping pada kesehatan, yaitu melalui pemanfaatan bahan-bahan alami seperti tumbuhan sebagai upaya preventif terjadinya transmisi patogen yang ditularkan oleh vektor penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan lewat nyamuk.

1.5.2 Masyarakat

Sumber informasi terkait pemanfaatan bahan alami dari tumbuhan untuk dijadikan sebagai alternatif dalam minimalisasi terjadinya kontak dengan vektor penyakit, khususnya nyamuk tanpa perlu bergantung pada produk sintetik yang diketahui dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. 10

1.5.3 Peneliti Lain

Sebagai referensi atau acuan untuk pelaksanaan penelitian serupa maupun penelitian lanjutan terkait pemanfaatan ekstrak tumbuhan, khususnya tumbuhan Iler sebagai upaya alternatif pengendalian nyamuk yang efektif memberikan perlindungan, serta aman digunakan bagi manusia dan lingkungan.

1.5.4 Dinas Kesehatan

Sebagai informasi tambahan yang diharapkan dapat memberikan alternatif dalam pengambilan kebijakan terkait usaha minimalisasi kontak antara vektor penyakit dengan manusia, khususnya nyamuk, yang kemudian dapat disosialisasikan ke masyarakat untuk dirasakan manfaatnya oleh khalayak ramai.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa peminatan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui potensi ekstrak daun Iler Coleus scutellarioides Linn. Benth sebagai plant-based repellent terhadap Aedes aegypti pada skala laboratorium. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2013 - Januari 2014. Populasi penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti steril dari patogen, dengan total sampel yang digunakan sebanyak 160 ekor. Data-data yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan yang kemudian dianalisa untuk mengetahui kinerja ekstrak daun iler sebagai repellent terhadap Aedes aegypti. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk terdistribusi hampir diseluruh belahan dunia, namun diperkirakan masih terdapat sebanyak 1000 spesies nyamuk yang hingga kini masih belum terdata Rueda, 2008. Dari 3.500 spesies dan sub-spesies yang telah terdata, 300 diantaranya diketahui berperan dalam transmisi penyakit Govindarajan, 2009. Gambar 2.1 Sebaran jumlah spesies nyamuk berdasarkan wilayah Zoogeografi Rueda, 2008 Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk mosquito-borne diseases hingga kini masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia, terutama di daerah beriklim tropis dan sub-tropis Benjawan et al, 2005. Daerah tersebut menjadi tempat endemik dari sejumlah genus nyamuk, dengan proporsi terbanyak berasal dari genus Aedini atau Aedes, seperti yang terlihat pada tabel 2.1 Rueda, 2008.