38 nyamuk didapatkan dari Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas
Kedokteran Hewan IPB.
4.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aedes aegypti betina steril dengan umur antara 2-5 hari, seperti yang diatur dalam Metode Standar
Pengujian Efikasi, Komisi Pestisida Indonesia tahun 2012. Dalam panduan uji efikasi produk repellent pada kulit manusia yang
dikeluarkan oleh USEPA 2010, disebutkkan bahwa setidaknya sebanyak 200 ekor nyamuk digunakan untuk setiap kurungan percobaan berukuran 2’x2’x2’ atau ±
232,000 cm
3
setara dengan ± 1 ekor nyamuk untuk setiap penambahan volume kurungan uji sebesar 1,160 cm
3
. Namun, menurut Fradin 2002 disarankan untuk menggunakan sampel dengan kepadatan yang rendah ± 10 ekor sebagai
pertimbangan bahwa pada kondisi tersebut akan lebih akurat dalam menggambarkan frekuensi kontak antara manusia dan nyamuk yang dijumpai di lingkungan Fradin,
2002. Sehingga, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 ekor Aedes aegypti yang ditempatkan pada kurungan uji berukuran ± 27 x 27 x 27 cm
untuk setiap pengujian. Percobaan ini dilakukan replikasi sebanyak 4 kali seperti yang
direkomendasikan dalam Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida Rumah Tangga dan Pengendalian Vektor yang dikeluarkan Direktorat Pupuk dan Pestisida
39 Kementerian Pertanian tahun 2012. Oleh sebab itu, jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah sebanyak ±160 ekor.
4.3.3 Subjek uji
Partisipasi sebanyak empat subjek uji atau volunteer diperlukan pada penelitian ini. Setiap subjek uji akan melakukan serangkaian uji efikasi yang terdiri
dari konsentrasi kontrol 0 dan konsentrasi ekstrak uji 20, 40, 60, dan 100 vv, dimana untuk uji coba peningkatan konsentrasi ekstrak uji dilakukan pada hari
berikutnya WHOPES, 20009; Komisi Pestisida Indonesia, 2012. Uji efikasi dilakukan replikasi atau pengulangan sebanyak 4 kali, dimana untuk setiap replikasi
melibatkan subjek uji yang berbeda. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan pengaruh dari perbedaan jenis kulit terhadap hasil uji repelansi daya proteksi yang
didapat Rajkumar, 2010. Berikut skema rangkaian uji efikasi yang dilakukan.
Hari ke-1 Hari ke-2
Hari ke-3 Hari ke-4
Subjek uji 1
Subjek uji 3 Subjek uji 2
Subjek uji 4 R
1
K + 100 K + 60
K + 40 K + 20
R
2
K + 40
K + 60
K + 100
K + 20 R
4
K + 100
K + 60 K + 20
K + 40 R
3
K + 60
K + 40 K + 100
K + 20
40 Semua subjek uji yang berpartisipasi dalam penelitian ini telah
menandatangani surat persetujuan atau informed consent setelah sebelumnya diberikan penjelasan terkait tujuan penelitian, prosedur, dan risiko yang mungkin
timbul pada subjek uji saat penelitian berlangsung. Protokol uji efikasi repellent ekstrak daun Iler yang dilakukan pada penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Minimalisasi risiko terhadap kesehatan dan keselamatan subjek uji yang
mungkin timbul akibat penelitian ini perlu dilakukan, karena terdapat golongan individu tertentu yang sangat rentan terhadap kontak dengan nyamuk. Kelompok
tersebut diantaranya lansia, bumil dan menyusui, dan perokok WHOPES, 2009; USEPA, 2010. Selain itu, perlu diperhatikan juga minimalisasi faktor pengganggu
yang dapat mempengaruhi kinerja optimum ekstrak daun Iler sebagai repellent, seperti penggunaan parfum atau produk repellent sebelum pengujian. Bau dari produk
tersebut dapat meningkatkan atau menihilkan bau dari ekstrak uji yang diterima oleh protein OBPs pada olfaktori nyamuk WHOPES, 2009; Qiu dan van Loon, 2010.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kedua permasalahan tersebut, maka perlu ditetapkan kriteria dalam pemilihan subjek uji, yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.1 Rangkaian Uji Efikasi
Keterangan: K = Kontrol konsentrasi 0 R = Replikasi atau pengulangan
41 1. Pria atau wanita sehat umur 18-55 tahun; kecuali bumil dan menyusui,
dan perokok dapat dilibatkan jika tidak mengkonsumsi rokok selama 12 jam sebelum pengujian berlangsung.
2. Tidak memiliki riwayat alergi atau sensitif terhadap kontak dengan nyamuk dan senyawa kimia tertentu.
3. Menghindari pemakaian produk repellent dan parfum selama 12 jam sebelum pengujian dilakukan, dan saat pengujian berlangsung.
Mengacu pada kriteria diatas, maka didapatkan proporsi perbandingan jumlah wanita dan pria sehat yang terlibat sebagai subjek uji yaitu sebesar 3:1, dengan usia
berada pada rentang 20 - 22 tahun.
4.4 Alat dan Bahan 4.4.1 Alat