Pengujian .1 Uji Efikasi Prosedur kerja .1

44 menguapkan pelarut. Proses pemekatan dihentikan setelah semua senyawa ethanol menguap dan didapat ekstrak kasar induk daun Coleus blumei atau Iler. Dari ekstrak kasar induk tadi kemudian dibuat berbagai konsentrasi uji yang akan digunakan menggunakan larutan etanol 70 dengan perbandingan volume per volume mlml dengan menggunakan rumus pengenceran: C 1 x V 1 = C 2 x V 2 Keterangan: C 1 : Konsentrasi ekstrak kasar induk 100 C 2 : Konsentrasi ekstrak uji yang diinginkan V 1 : Volume ekstrak kasar induk yang harus dilarutkan V 2 : Volume ekstrak uji yang dinginkan 4.5.3 Pengujian 4.5.3.1 Uji Efikasi Setelah didapatkannya ekstrak kasar induk daun Iler atau Coleus blumei, selanjutnya dilakukan uji pendahuluan dengan satu kali replikasi menggunakan konsentrasi ekstrak daun Iler sebesar 5 vv, 10 vv, 20 vv, dan 40 vv. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan rangkaian konsentrasi ekstrak daun Iler yang menimbulkan efek repellent kurang dari 50 2-3 konsentrasi dan lebih dari 50 2-3 konsentrasi untuk digunakan dalam penelitian ini, seperti yang direkomendasikan oleh WHOPES 2009 untuk uji repellent pada skala laboratorium. 45 Pengujian efikasi dilakukan dengan metode uji repelansi atau daya proteksi berdasarkan Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida Rumah Tangga dan Pengendalian Vektor yang dikeluarkan oleh Direktorat Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian tahun 2012. Untuk melakukan uji efikasi, langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu penyiapan ekstrak daun Iler pada konsentrasi 20, 40, 60, dan 100 vv yang telah ditetapkan sebagai konsentrasi uji berdasarkan hasil uji pendahuluan yang didapat dengan mengacu pada estimasi WHOPES 2009. Kemudian dilanjutkan dengan penyiapan kurungan uji berukuran ± 27 x 27 x 27 cm 2 yang diisi sebanyak 10 ekor Aedes aegypti betina steril yang telah diberikan pakan larutan gula 10 dan dibuat lapar selama 12 jam sebelum proses pengujian dilakukan. Langkah selanjutnya yaitu menutupi daerah pergelangan tangan hingga ujung jari lengan kontrol dan lengan perlakuan menggunakan sarung tangan lateks. Lengan terlebih dulu dicuci dengan air atau aquades hingga bersih, lalu dikeringkan WHOPES, 2009. Kemudian lengan perlakuan lengan kiri diaplikasi ekstrak uji dengan dosis 0,5 mgcm 2 0,375 ke permukaan lengan secara merata, dan dibiarkan selama 5 menit. Bagian lengan yang dipaparkan sebatas persendian tangan hingga siku, dengan perhitungan area paparan WHOPES, 2009: ….cm 2 Keterangan: cw → lingkar pergelangan tangan cm 46 ce → lingkar siku fosa kubiti bagian bisep cm Dwe → jarak antara cw dan ce cm Selama masa tunggu pengaplikasian ekstrak uji, subjek tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun untuk minimalisasi kecepatan penguapan senyawa volatil yang terkandung dalam ekstrak daun Iler. Lengan kontrol lengan kanan dimasukkan kedalam kurungan uji selama 5 menit. Secara bergantian, masukkan lengan perlakuan ke dalam kurungan uji selama 5 menit. Setiap pengujian menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang belum pernah dipakai sebelumnya. Nyamuk yang tidak aktif atau mati selanjutnya diambil dan diganti dengan nyamuk baru menggunakan aspirator. Pengujian akan dihentikan ketika telah mencapai efficacy failure, yaitu terjadinya probing penetrasi tanpa terjadi penghisapan darah Aedes aegypti sebanyak 2 kali pada lengan subjek uji USEPA, 2010. Jumlah nyamuk yang hinggap pada kedua lengan tersebut dihitung dari jam ke-0 segera setelah pemaparan sampai terjadinya efficacy failure. Prosedur yang sama juga berlaku untuk pengujian di interval waktu berikutnya hingga interval jam ke-6, seperti yang tertera dalam Metode Standar Efikasi oleh Komisi Pestisida 2012 dan repellent test guideline oleh USEPA 2010. Nilai efikasi ditentukan berdasarkan daya proteksi yang dihitung dengan rumus: Daya Proteksi DP x 100 47 Keterangan: Ca = Frekuensi nyamuk hinggap pada lengan kontrol Ta = Frekuensi nyamuk hinggap pada lengan perlakuan 4.6 Pengumpulan data 4.6.1 Data primer Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari hasil uji efikasi laboratorium, yaitu berupa data jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan subjek uji yang diamati mulai dari periode pengujian jam ke-0 hingga jam ke-6. Data tersebut selanjutnya dicatat dan diolah untuk mengetahui data persentase daya proteksi.

4.6.2 Data sekunder

Data sekunder yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari studi kepustakaan berupa buku atau jurnal-jurnal yang memuat tentang penelitian serupa, teori-teori pendukung, data-data statistik, dan berupa guideline pelaksanaan uji efikasi repellent dengan menggunakan manusia sebagai subjek uji.

4.7 Pengolahan dan Analisa data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program statistik computer SPSS for windows. Data pengamatan berupa jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan subjek uji kontrol dan perlakuan kemudian digunakan untuk menentukan nilai daya proteksi untuk masing-masing konsentrasi ekstrak daun Iler