5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POTENSI DAN KESINAMBUNGAN DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TKKS MENJADI KOMPOS
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis dan prospek yang cerah untuk dikembangkan secara luas yang mana data
total areal perkebunan kelapa sawit dan produksinya dari tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pada tahun 2010, menurut BPS, total areal perkebunan kelapa
sawit di Indonesia adalah seluas 8.548.828 ha dengan total produksi minyak mentah sawit atau crude palm oil CPO sebesar 22.496.857 ton. Sebanyak 16.291.856 ton
dari produksi CPO ini diekspor ke beberapa negara Asia seperti Jepang, India, Vietnam, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi dan beberapa negara lainya [3].
Tabel 2.1 Data luas areal perkebunan kelapa sawit, produksi CPO, dan Kernel di Indonesia dari tahun 2006-2010 [3]
Tahun Luas Areal ha
Produksi CPO ton Produksi Kernel ton
2006 6.284.960
16.569.927 3.428.700
2007 6.853.916
17.796.374 4.017.477
2008 7.333.707
19.400.794 4.379.963
2009 8.548.828
21.390.326 4.829.123
2010 8.774.694
22.496.857 5.077.818
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa industri kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat, oleh karena itu dengan meningkatnya pertumbuhan
produksi kelapa sawit maka jumlah limbah yang dihasilkan baik limbah padat dan cair juga semakin besar. Upaya untuk mengatasi limbah padat, Pusat Penelitian
Kelapa sawit PPKS melakukan teknologi pengomposan dengan memanfaatkan hasil limbah pabrik menjadi kompos yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang
tinggi. Bahan yang diperlukan untuk produksi kompos tersebut adalah Limbah TKKS dan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS. Sebagai gambaran, apabila
sebuah pabrik kelapa sawit mengolah sekitar 100 ton dari tandan buah segar TBS setiap hari menjadi crude palm oil CPO, selama proses berlangsung akan
dihasilkan limbah residu baik dalam bentuk padat dan cair. Limbah padat, terutama dalam bentuk TKKS dihasilkan sebanyak 27 dari TBS yang diolah, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
6 limbah cair dalam bentuk LCPKS yang dihasilkan lebih dari 500 kg sekitar 0,5 m
3
. Kebanyakan kedua limbah ini dibuang selama pengolahan, oleh karena itu dengan
memanfaatkan teknologi pengomposan, suatu pabrik yang mengolah TBS 100 tonhari dan limbah yang dihasilkan sebanyak 27 ton TKKS dan 50 m
3
POME, maka akan menghasilkan produk kompos sebanyak 27 tonhari [4]. Limbah sebanyak ini
semuanya dapat diolah menjadi kompos hingga tidak menimbulkan masalah pencemaran, sekaligus mengurangi biaya pengolahan limbah yang cukup besar [8].
Gambar 2.1 memperlihatkan diagram alir proses pengolahan kelapa sawit dari aktivitas produksi pabrik kelapa sawit yang menghasilkan limbah dalam jumlah yang
besar.
Tandan Buah segar TBS Steam Sterilization
Perontokan Threser
Proses pemisahan
Fiber dan cangkang Buah inti sawit yang terpisah dari tandan
Tandan Kosong Kelapa sawit Limbah Cair
Fiber serabut Cangkang
Pemecahan Cracking
shell kulit Kernel
Kernel oil mill PKO
PKM Minyak
Clarifier Effluent
Crude Palm Oil CPO
Gambar 2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit [10]
Selama ini TKKS kebanyakan tidak dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang langsung ke tanah, padahal akan berpotensi menimbulkan dampak negatif
Universitas Sumatera Utara
7 terhadap lingkungan, karena TKKS masih mengandung minyak yang dapat merusak
kandungan hara dari tanah [11]. Menurut Hayawin et al, TKKS memiliki kandungan beberapa unsur dan mineral yang tinggi dan cocok diolah kembali menjadi suatu
produk olahan yang baru. Oleh karena itu, maka TKKS dapat dimanfaatkan sebagai kompos. TKKS yang apabila dibuang ke tanah secara langsung akan mengalami
proses terdekomposisi dalam waktu yang lama untuk menjadi kompos [8]. Pemanfaatan TKKS sebagai bahan baku pembuatan kompos akan memberi
keuntungan selain dalam pengurangan jumlah limbah sebanyak 50 dari volume, juga dapat membantu petani disekitar perkebunan untuk meningkatkan produktivitas
hasil pertanian dengan menggunakan kompos TKKS [7].
2.2 KARAKTERISTIK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TKKS DAN PUPUK ORGANIK AKTIF POA