Analisis Kompos Berdasarkan CN Analisis Kompos Berdasarkan Electrical Conductivity EC

48 oleh ketersediaan nutrisi, bakteri mesofilik yang bertahan pada fase termofilik mengalami pertumbuhan. Pada hari ke-30 hingga ke-40, setelah berada pada fase mesofilik, jumlah bakteri perlahan mulai berkurang seiring dengan menurunnya ketersediaan nutrisi.

4.3.5 Analisis Kompos Berdasarkan CN

Untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan pada komposter 1, maka perlu diukur perbandingan CN yang dilakukan sebanyak 5 kali selama proses pengomposan, dan ditampilkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 Grafik Perubahan Nilai CN pada komposter 1 Selama Pengomposan Pada Gambar 4.9 tampak perubahan CN terhadap waktu. CN dianalisa sebanyak 5 kali selama proses pengomposan dari hari ke-0 sampai hari ke-40. Nilai CN awal TKKS adalah 31,06, setelah proses pengomposan nilai CN berkurang drastis menjadi 18,64 pada hari ke-10. Pada hari ke-20 hingga ke-40 nilai CN cenderung konstan pada range 19 hingga 20. Pada akhir proses pengomoposan, didapat nilai CN sebesar 19,94 Penurunan nilai perbandingan CN adalah akibat penurunan kadar C selama pengomposan. Hal ini terjadi karena adanya proses dekomposisi bahan organik dari hasil aktivitas mikroba [33]. Nilai perbandingan CN merupakan salah satu indikator penting yang menyatakan kematangan kompos [6,20]. TKKS awal 5 10 15 20 25 30 35 5 10 15 20 25 30 35 40 C N Waktu Pengomposan Universitas Sumatera Utara 49 memiliki nilai perbandingan CN 31,06 dan hasil akhir pengomposan menunjukkan nilai perbandingan CN menjadi 19,94. Hal ini sesuai dengan nilai CN yang dapat diterima sebagai standar kompos yaitu dibawah 20 [6,7]. Adanya penyimpangan yang terlihat dengan kenaikan nilai CN disebabkan oleh pengambilan titik sampel yang berbeda pada setiap analisa, sehingga adanya kemungkinan perbedaan pada nilai CN yang didapat.

4.3.6 Analisis Kompos Berdasarkan Electrical Conductivity EC

Untuk mengetahui jumlah garam terlarut dalam menentukan kualitas kompos, perlu dilakukan analisa EC. EC mencerminkan tingkat salinitas dalam suatu produk kompos, yang menunjukkan kemungkinan efek phytotoxic atau phyto-inhibitory [36]. Grafik perubahan nilai EC pada komposter 1 selama pengomposan ditunjukan pada Gambar 4.10 Gambar 4.11 Grafik Perubahan Nilai EC pada komposter 1 Selama Pengomposan Pada Gambar 4.10 terlihat perubahan nilai EC selama waktu pengomposan. Nilai EC kompos adalah 6,719 dS.m -1 . Pada hari ke-10 hingga hari ke-20, nilai EC kompos mengalami penurunan yaitu 4,9 dS.m -1 dan 4,3 dS.m -1 . Namun, pada hari ke-30, nilai EC mengalami kenaikan yaitu 4,4 dS.m -1 dan kemudian mengalami penurunan hingga akhir waktu pengomposan. Penurunan nilai EC selama proses pengomposan adalah akibat langsung dari peningkatan konsentrasi nutrisi seperti 1 2 3 4 5 6 7 8 5 10 15 20 25 30 35 40 E le ctri cal Con d u cti vi ty d S.m -1 Waktu Pengomposan Hari Universitas Sumatera Utara 50 nitrat dan nitrit. [37]. Sedangkan peningkatan nilai EC dapat disebabkan karena pelepasan garam-garam mineral seperti ion-ion Fosfat dan Ammonia melalui dekomposisi dari substansi organik [36]. Nilai EC akhir yang didapat setelah proses pengomposan ini adalah 3,73 dS.m -1 .

4.4. PENYUSUTAN VOLUME

Dokumen yang terkait

Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Pupuk Organik Aktif Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit : Pengaruh Lubang Asupan Udara

11 89 124

Composting Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Dengan POA : Pengaruh Sirkulasi Tumpukan TKKS

1 63 112

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

1 31 69

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

0 0 16

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

0 0 2

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

0 0 4

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

0 0 15

Pengomposan Shredded Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Aktivator Pupuk Organik Aktif (Poa) Di Dalam Menara Composter: Pengaruh Sirkulasi Tumpukan Tkks

0 0 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Ukuran Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Terhadap Proses Komposting Menggunakan Pupuk Organik Aktif (POA) di Dalam Komposter Menara

0 0 20

PENGARUH UKURAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP PROSES KOMPOSTING MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK AKTIF (POA) DI DALAM KOMPOSTER MENARA SKRIPSI

0 0 18