Komite Sekolah Dalam Manajeman Berbasis Sekolah MBS

ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 25 c. Optimalisasi Komite Sekolah dalam Mengimplementasikan Manajeman Berbasis Sekolah MBS Dalam menyusun dan melaksanakan program sekolah, maka masyarakat harus dilibatkan, sehingga dapat berperan mempromosikan kepada masyarakat luas. Secara lebih operasional, kepala sekolah dapat menggalang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah. Komite sekolah merupakan suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan manajeman berbasis sekolah MBS. Pada hakekatnya komite sekolah dibentuk untuk membantu mensukseskan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Sehingga apa yang dilaksanakan di sekolah selaras dan sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Jalinan semacam ini dapat membangun hubungan yang saling menguntungkan. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian terhadap apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut senantiasa berusaha dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk: Thomas 1979 melihat efektifitas pendidikan dalam kaitannya dengan produktivitas,berdasarkan tiga dimensi berikut ini. 25 Undang-undang dan Perat uran RI, Pendidikan, Dir jen Pendidikan Islam 2006, h 36 21 The administrator production function; fungsi ini meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran administratif, yaitu seberapa besar dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan. The psyclogist s production funtion; fungsi ini melihat produktivitas dari segi keluaran, perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik, dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah di capainya dalam periode belajar tertentu di sekolah. The economic s production funtion; fungsi ini melihat produktivitas sekolah ditinjau dari segi keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup harga layanan yang diberikan pengorbanan atau cost dan perolehan earning yang ditimbulkan oleh layanan itu atau di sebut peningkatan nilai yang baik . 26 Dapat disimpulkan bahwa efektifitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan antara lain: a Saling pengertian antara sekolah dan masyarakat, lembaga- lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja b Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat dan pentingnya peran masing-masing c Kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga serta ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. 26 E. M ulyasa, M anajeman Berbasis Sekolah: Konsep, St rat egi, dan implement asi, h. 83 22

5. Upaya Partisipasi Warga Sekolah dalam Mengoptimalkal MBS

a. Arti Partisipasi Partisipasi adalah proses dimana stakeholders warga sekolah dan masyarakat terlibat aktif baik secara individual maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung, dalam pengambilan keputusan. 27 Di harapkan, partisipasi dapat mendorong warga sekolah dan masyarakat sekitar untuk menggunakan haknya dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasanpengevaluasian yang menyangkut kepentingan sekolah , baik secara individual maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung. b. Tujuan Partisipasi Tujuan utama peningkatan partisipasi adalah untuk: 1 meningkatkan dedikasikontribusi stakeholders terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah, baik dalam bentuk jasa pemikiranintelektualitas,keterampilan,moral, finansial, dan materialbarang; 2 memberdayakan kemampuan yang ada pada stakeholders bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; 3 meningkatkan peran stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik sebagai advisor, supporter, mediator, controller, resource linker, and education provider, dan 4 menjamin agar setiap keputusan dan kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan aspirasi : stakeholders sebagai panglima bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 27 Direkt orat PSM P, M anajeman Berbasis Sekolah, 2007, hal 46 23 Keberhasilan peningkatan partisipasi stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat diukur dengan beberapa indikator berikut : a Kontribusidedikasi stakeholders meningkatkan dalam hal jasa pemikiran,keterampilan, finansial, moral, materialbarang. b Meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada kepala sekolah, terutama menyangkut kewibawaan dan kebersihan. c Meningkatnya tanggung jawab stakeholders terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah d Meningkatnya kualitas dan kuantitas masukan kritik dan saran untuk meningkatkan mutu pendidikan. e Meningkatnya kepedulian stakeholders terhadap setiap langkah yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan mutu. f Keputusan-keputusan yang di buat oleh sekolah benar- benar mengekspresikan aspirasi dan pendapat stakeholders dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. 28

6. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas Akuntabilitas adalah Pertanggungjawaban atas semua yang dikerjakan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya. 29 Pertanggung jawaban penyelenggaraan sekolah merupakan akumulasi dari keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi sekolah yang perlu disampaikan kepada publikstakeholders. Akuntabilitas kinerja sekolah adalah perwujudan kewajiban sekolah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilankegagalan pelaksanaan rencana sekolah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. 28 Direkt orat PSM P, M anajeman Berbasis Sekolah . . .h. 48 29 Umaedi, Handiyant o, Siswant ar , M anajemen Berbasis Sekolah, Universit as Terbuka, 2008, hal 49 24 Akuntabilitas meliputi pertanggungjawabkan penyelenggaraan sekolah yang diwujudkan melalui transparansi dengan cara menyebarluaskan informasi dalam hal: a tentukan tujuan program secara jelas dan nyatakan siapa yang bertanggung jawab, b tujuan dijabarkan secara spesifik sehingga dapat diukur, c tentukan garis otoritas, d tentukan secara spesifik kondisi tempat tanggung jawab, dan e penilaian dilakukan untuk menentukan akuntabilitas seseorang. 30 Menurut jenisnya, akuntabilitas dapat di kategorikan menjadi 4 : 1 akuntabilitas kebijakan, yaitu akuntabiltas pilihan atas kebijakan yang akan dilaksanakan,2 akuntabilitas kinerja productquality accountability, yaitu akuntabiltas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan sekolah, 3 akuntabilitas proses, yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan proses, yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan proses, prosedur, aturan main, ketentuan, pedoman,dsb. Dan 4 akuntabilitas keuangan kejujuran atau sering disebut financial accountability, yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran uang cash in and cash out. Sering kali istilah cost accountability juga di gunakan untuk kategori akuntabilitas ini. b. Tujuan akuntabilitas Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja sekolah sebagai salah satu persyarat untuk terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Penyelenggaraan sekolah harus memahami bahwa mereka harus mempertanggung 30 Nanang Fat t ah, M ohammad Ali, M anajeman Berbasis Sekolah, Universit as Terbuka, 2007, hal 336 25 jawabkan hasil kerja kepada publik. Selain itu, tujuan akuntabilitas adalah untuk menilai kinerja sekolah dan kepuasan publik terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, untuk mengikutsertakan publik dalm pengawasan pelayanan pendidikan, dan untuk mempertanggung jawabkan komitmen pelayanan pendidikan kepada publik. Untuk mengukur kinerja mereka secara obyektif perlu adanya indikatir yang jelas. Sistem pengawasan perlu di perkuatdan hasil evaluasi harus dipublikasikan dan apabila terdapat kesalahan harus diberi sanksi. Sekolah dikatakan memiliki akuntabilitas tinggi jika proses dan hasil kinerja sekolah dianggap benar dan sesuai tinggi jika proses dan hasil kinerja sekolah dianggap benar dan sesuai dengan rencana yangtelah di tetapkan sebelumnya. Keberhasilan akuntabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator berikut: a meningkatkan kepercayaan dan kepuasan publik terhadap sekolah, b tumbuhnya kesadaran publik tentang hak umtuk menilai terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, c berkurangnya kasus-kasus KKN di sekolah, dan d meningkatnya kesesuian kegiatan-kegiatan sekolah dengan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.

7. Langkah-langkah Manajeman berbasis sekolah MBS

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajeman berbasis sekolah MBS akan berhasil melalui strategi-strategi berikut ini : Pertama, Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal, yaitu dimilikinya otonomi dalam kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuaan dan ketrampilan secara berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap yang berhasil Kedua, Adanya peran serta masyarakat secara aktif, dalam hal pembiayaan, proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum. Sekolah harus lebih bayak mengajak lingkungan dalam mengelola sekolah karena bagaimanapun sekolah adalah bagian dari masyarakat luas. 26