Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah MBS

suatu ide tentang pengambilan keputusan pendidikan Yang diletakkan kepada posisi yang paling tepat dengan pembelajaran, yakni sekolah MBS Juga merupakan suatu stategi untuk mewujutkan sekolah yang efektif dan produktif. Dengan Adanya pemberian otonomi yang luas pada sekolah, dimaksudkan agar sekolah lebih leluasa Mengelola sumber daya ,sumber dana,sumber belejar ,dan mengalokasikanya sesuai dengan Prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dari beberapa definisi di atas, walaupun perumusannya berbeda-beda tetapi di dalam terdapat unsur-unsur yang sama, dan dapat dirumuskan, MBS merupakan model pengelolaan sekolah dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung, dari hal tersebut terjadi karena pergeseran kekuasaan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam penggelolaan sekolah. Jadi, Manajeman berbasis sekolah MBS merupakan sebuah strategi untuk memajukan pendidikan dengan menstranfer keputusan penting member otoritas dari Negara dan pemerintah daerah kepada individual pelaksana sekolah. b. Karakteristik Manajeman berbasis sekolah MBS Manajeman berbasis sekolah MBS memiliki prinsip yang perlu dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya, prinsip tersebut merupakan ciri khas yang dimiliki sehingga membedakan dari sesuatu yang lain. Manajeman berbasis sekolah MBS memiliki prinsip sebagai berikut: a Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah b Keterlibatan, pendidikan yang efektif yang melibatkan semua pihak c Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif. 10 d Kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan professional e Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memiliki kemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana f Adanya team work yang tinggi,dinamis dan profesional. 14 Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. MPMBS dapat dilihat pula melalui pendidikan system. Hal ini didasari oleh pengertian bahwa sekolah merupakan “sebuah system sehingga penguraian karakteristik MPMBS berdasarkan berdasarkan pada input,proses dan output”. 15 1 Input Pendidikan a Dalam input pendidikan ini meliputi: b Memiliki kebijakan,tujuan, dan sasaran mutu yang jelas, c Sumber daya yang tersedia dan siap, d Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, e Memiliki harapan perestasi yang tinggi, dan f Focus pada pelanggan. 2 Proses Dalam proses terdapat sejumlah karakter yaitu : a PBM yang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, b Kepemimpinan sekolah yang kuat, c Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, d Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif, e Sekolah memiliki buduya mutu, dan f Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis. 14 Husaini Usman, M anajeman, Teori, prakt ek, dan Riset Pendidikan, h 498 15 Depdiknas, M PM BS, Sekolah sebagai Sist em, Jakart a: Depdiknas dirjen direkt or at SLTP, 2007, h 9 11 3 Outputyang diharapkan Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada umumnya output dapt diklarifikasikan menjadi dua yaitu output berupa prestasi akademik yang berupa NEM, lomba karya ilmiah remaja, cara-cara berfikir Kritis, Kreatif, Nalar, Rasinalog, Induktif, Deduktif dan Ilmiah. Dan output non akademik, berupa keingintahuan yang tinggi. Harga diri, kejujuran, kerjasama yang baik, tolearansi, kedisiplinan, prestasi olahraga, kesenian dari para peserta didik dan sebagainya. Karakteristik Manajeman berbasis sekolah MBS bisa diketahui juga antara lain dari bagaiman sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah. Proses belajar mengajar pengelolaan sumber daya manusia, dan pengelolaan sumber daya admistrasi. 16 Sementara itu, menurut Depdiknas fungsi yang dapat didesentrasasikan ke sekolah adalah sebagai berikut : a Perencanaan dan evaluasi program sekolah Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya, sekolah juga diberi kewenangan untuk melakukan evaluasi khususnya evaluasi internal atau evaluasi diri. b Pengelolaan kurikulum Sekolah dapat mengembangkan, namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional yang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan local. c Pengelolaan proses belajar mengajar Sekolah diberi kebebasan untuk memilih stategi,metode, dan teknik pembelajaran dan pengajaran 16 Veit hzal Rivai Sylviana M urni, Educat ion M anagement , Analisis Teori Prakt ek, hal 156 12 yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. d Pengelolaan ketenagaan Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan perencanaan, rekrutmen, pengembangan, penghargaan dan sanksi. Hubungan kerja hingga evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah dapat dilakukan oleh sekolah kecuali guru pegawai negeri yang sampai saat ini masih ditangani oleh birokrasi di atasnya. e Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian atau pengunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Sekolah juga harus diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan, sehingga sumber keuangan tidak semata-mata bergantung pada pemerintah. f Pelayanan Siswa Pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia kerja sehingga penggurusan alumni dari dulu telah didesentralisasikan. Yang perlu diperlukan adalah peningkatan intensitas dan ekstentitasnya. g Hubungan Sekolah dan Masyarakat Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan financial yang dari dulu telah didesentralisasikan. Yang diperlukan adalah peningkatan intensitas dan eksentitanya. 17

2. Tujuan Optimalisasi Manajeman Berbasis Sekolah MBS

Manajeman berbasis sekolah MBS di Indonesia yang menggunakan istilah manajeman peningkatan mutu berbasis sekolah MPMBS muncul karena beberapa alasan, antara lain yang pertama 17 Nurkholis, M anajeman Berbasis Sekolah, Teori dan Prakt ek. Jakart a: Rosdakarya 2004, h 28 13 sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya, kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya, ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. 18 Manajeman berbasis sekolah MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang diyatakan dalam GBHN. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro maupun mikro. Manajeman berbasis sekolah MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisensi, antara lain diperoleh melalui keluesan mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh, antara lain, melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibel pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru serta kepala sekolah. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah. Sementera itu baik berdasarkan kajian pelaksanaan di Negara- negara maju, dalam kebijakan pemerintah tentang UU sisdiknas No. 20 tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal 55 ayat 1: Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan social, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Berkaitan dengan pasal tersebut setidaknya ada empat aspek 18 Nurkholis, M anajeman berbasis sekolah . . . h. 21 14 yaitu: Kualitas mutu dan relevansi, keadilan, efisien dan efisien, serta akuntabilitas. 1 Manajeman berbasis sekolah MBS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdaya sumber daya yang tersedia, dengan tolak ukur penilaian pada hasil output dan outcome bukan pada metodologi atau prosesnya. Mutu dan relevansi ada yang memandangnya sebagai satu kesatuan substansi, artinya hasil pendidikan yang bermutu segaligus yang relevan dengan berbagai kebutuhan dan konteknya. Bagi yang memisahkan keduanya, maka mutu lebih merujuk pada dicapaikanya tujuan spesifik oleh siswa lulusan, seperti nilai ujian atau prestasi lainya, sedangkan relevansi lebih merujuk pada manfaat dari apa yang diperoleh siswa melalui pendidikan dalam berbagai lingkuptuntutan kehidupan dampak termasuk juga ranah pendidikan yang tidak diujikan. 2 Manajeman berbasis sekolah MBS bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu di sekolah yang bersangkutan. Dengan asumsi bahwa setiap anak berpotensi untuk belajar, maka manajeman berbasis sekolah MBS memberikan keleluasaan kepada setiap sekolah untuk menangani setiap anak dengan latar belakang social ekonomi dan psikologi yang beragam untuk memperoleh kesempatan dan layanan yang memungkinkan semua anak dan masing-masing anak berkembang secara optimal. Sungguhpun antara sekolah harus saling memacu prestasi, tetapi setiap sekolah harus melayani setiap anak bukan hanya yang pandai, dan secara keseluruhan sekolah harus mencapai standar kompetensi minimal bagi setiap anak yang diluluskan. Keadilan ini begitu penting sehingga para ahli sekolah efektif meningkatkan tujuan sekolah efektif hanya mutu dan keadilan atau “quality dan equity” 15 3 Manajeman berbasis sekolah MBS bertujuan Meningkatkan efektifitas dan efesien. Efektifitas berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepat-gunaan semua input yang dipakai dalam proses pendidikan di sekolah, sehingga menghasilkan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan sesuai tujuan. Dengan menerapkan manajeman berbasis sekolah MBS diharapkan setiap sekolah, sesuai kondisi masing-masing, dapat menerapkan metode yang tepat yang dikuasai dan input lain yang tepat pula sesuai lingkungan dan kontek social budaya, sehingga semua input tepat guna dan tepat sasaran. Sementara itu efisien berhubungan dengan nilai uang yang dikeluarkan atau harga cost untuk memenuhi semua input proses dan semua input yang digunakan dengan proses dibandingkan atau dihubungkan dengan hasilnya hasil belajar siswa. 4 Manajeman berbasis sekolah MBS bertujuan meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake holders. Akuntabilitas adalah pertanggung jawab atas semua yang dikerjakan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya. Selama ini pertangung jawaban sekolah lebih pada masalah administrative keuangan dan bersifat vertical sesuai jalur birokrasi. Pertanggung jawaban yang bersifat teknis edukatif terbatas pada pelaksanaan program sesuai petunjuk dan pedoman dari pusat pusat dalam arti nasional, maupun pusat-pusat birokrasi di bawahanya, tanpa pertanggung jawaban hasil pelaksanaan program. 19 Manajeman berbasis sekoah bertujuan untuk mendirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan otonomi Kepala sekolah, pemberian fleksibelitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Lebih 19 Umaedi, Hadiyant o, dan Siswant ari, M anajem an Berbasis Sekolah, Universit as t erbuka, 2008, hal 48 16