Peranan KPPU Sebagai Lembaga Pengawas Terhadap Penegakan

harga produk semakin tinggi dan semakin besarnya kekuatan pasar market power yang dapat mengancam keberadaan pelaku usaha kecil. 105

J. Peranan KPPU Sebagai Lembaga Pengawas Terhadap Penegakan

Hukum UU No. 5 Tahun 1999 Posisi dominan berperan besar dalam terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Posisi dominan memberikan market power yang lebih kepada pelaku usaha terhadap pelaku usaha yang lain. Kasus nyata tentang posisi dominan yang dapat kita lihat adalah Putusan KPPU Nomor 07KPPU- L2007 mengenai kasus Temasek Holdings dan Putusan Nomor 05KPPU-L2002 tentang kasus Cineplex 21, yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Komisi Pengawas Persaingan Usaha selanjutnya disebut KPPU adalah komisi yang bertugas untuk mengawasi perilaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat. KPPU adalah lembaga independen yang terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak lain serta berwenang untuk menjatuhkan sanksi. KPPU dibentuk dengan tujuan membuat implementasi undang-undang dan aturan pelaksanannya berjalan efektif. Keberadaan KPPU tidak terlepas dari alasan sosiologis dasar pembentukan KPPU. Alasan dari sisi penanganan perkara adalah menurunnya citra pengadilan dalam memeriksa dan mengadili perkara selain karena beban perkara pengadilan yang sudah menumpuk. Dari sisi dunia usaha adalah dibutuhkannya suatu 105 Munir Fuady 1, Op.Cit., hlm. 90. lembaga khusus yang terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang ekonomi dan hukum sehingga penyelesaian yang ada cepat dapat terwujud. Keberadaan KPPU diamanatkan oleh Pasal 30 Ayat 1 jo Pasal 34 Ayat 1 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. KPPU dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1999, ditetapkan pada tanggal 8 Juli 1999. 106 Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam mewujudkan efisiensi perekonomian Indonesia memainkan peranan penting dalam menjamin penegakan kepastian hukum dalam persaingan usaha, yang berpedoman pada UU No. 5 Tahun 1999. Pelaksanaan penegakan tersebut terkait dengan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam perekonomian Indonesia. KPPU juga menjamin kepastian hukum bahwa setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha. 107 1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16. Tugas KPPU dimuat dalam ketentuan Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999. Tugas komisi meliputi : 2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24. 3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28. 4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36. 5. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. 106 Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao, Op.Cit., hlm. 149. 107 Ibid., hlm. 150. 6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang bekaitna dengan Undang-undang ini. 7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan wewenang KPPU dimuat dalam Pasal 36 UU No. 5 Tahun 1999 adalah : 1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. 2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat menyebabkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. 3. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya. 4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaaan tentang ada atau tidak adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. 5. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini. 6. Memanggil dan mengadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini. 7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi. 8. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan atau pemeriksaaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini. 9. Mendapatkan, meneliti, dana atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan, dan atau pemeriksaan. 10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat. 11. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. 12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini. Keuntungan yang dihasilkan dari upaya pencegahan praktik monopoli adalah terbukanya kesempatan secara luas bagi konsumen untuk mendapatkan pilihan dengan harga yang sesuai dengan kualitas barangjasa di pasar serta jaminan kepada pelaku usaha berupa kepastian iklim persaingan usaha yang sehat untuk menumbuhkan inovasi-inovasi baru. 108 Langkah KPPU dalam penegakan hukum persaingan dapat dikatakan telah lebih baik dibandingkan saat lembaga independen ini baru didirikan. Peranan tersebut dirasakan seiring meningkatnya jumlah dan kualitas penanganan laporan dan perkara yang ditangani. Bertolak dari uraian tersebut, terdapat indikasi bahwa KPPU telah memperoleh pengakuan secara faktual sebagai lembaga publik, penegak hukum, dan wasit independen untuk masalah yang berkaitan dengan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Keseluruhan tugas yang terdapat dalam Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999, tugas penegakan hukum merupakan tugas utama KPPU. Tugas tersebut dilaksanakan melalui tindakan penanganan perkara, penerbitan penetapan dan putusan atas perkara, monitoring putusan dan upaya litigasi. Penanganan perkara dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah tugas utama KPPU. Perkara yang masuk ke KPPU dapat berupa laporan dari masyarakat mapupun temuan KPPU. 109 108 Ibid., hlm. 151. 109 Hermansyah, Op.Cit., hlm. 81. Perubahan paradigma dan perilaku, serta kesadaran dan kepercayaan dari perilaku usaha dan masyarakat adalah wujud kerja keras KPPU dalam upaya menciptakan iklim persaingan yang sehat, kondusif, dan kompetitif dengan menindak pelaku usaha yang curang. Oleh karena itu, KPPU wajib menjaga dan mempertahankan kepercayaan itu melalui penegakan UU No. 5 Tahun 1999 secara tegas dan konsisten, walaupun harus diakui KPPU tidak mungkin dapat membuat keputusan yang memuaskan semua pihak yang berperkara. 110 Sebenarnya penegakan UU No. 5 Tahun 1999 hanyalah salah satu “upaya” KPPU dalam menegakkan hukum persaingan di Indonesia. Perlu dipahami bahwa penegakan hukum persaingan semata tidaklah cukup untuk menciptakan iklim usaha yang sehat. Penegakan hukum persaingan lebih bersifat menimbulkan efek jera bagi pelaku usaha agar melakukan kegiatan bisnisnya dengan jujur. Akan tetapi, KPPU ingin lebih jauh dalam memberikan perubahan yang fundamental bagi terciptanya persaingan usaha yang sehat, yaitu melalui pengembangan kebijakan persaingan. 111 Melalui Pasal 35 huruf e UU No. 5 Tahun 1999, KPPU telah diberikan amanat untuk memberikan saran serta pertimbangan terkait kebijakan pemerintah yang berpotensi menimbulkan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Saran dan pertimbangan KPPU merupakan salah satu upaya yang memberi manfaat terciptanya iklim usaha yang sehat, sehingga memberikan keuntungan bagi konsumen dan kesejahteraan rakyat. Upaya pengembangan kebijakan persaingan dalam komunitas persaingan usaha dikenal dengan sebutan advokasi persaingan usaha competition advocacy, yaitu sebagai upaya lembaga persaingan dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat. 112 Upaya KPPU dalam menegakkan hukum persaingan tidaklah mudah karena banyak hambatan dan tantangannya. Kendala yang dihadapi KPPU bersifat 110 Loc.Cit. 111 Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao, Op.Cit., hlm. 156. 112 Loc.Cit. intern dan ekstern. Kendala internal yang dihadapi KPPU antara lain adalah masih belum mandirinya lembaga tersebut secara finansial, karena sampai saat ini anggaran operasional KPPU masih merupakan bagian anggaran dari Departemen Perdagangan yang merupakan lembaha eksekutif. Hal ini memunculkan pertanyaan dimanakah letak independensi KPPU dalam melaksanakan pengawasan di bidang hukum persaingan. Kendala eksternal adalah tantangan KPPU dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Adanya ketidakpuasan pihak-pihak yang berperkara atas putusan KPPU adalah contoh tantangan yang dihadapi dan tidak mungkin dihindari. Contoh lain adalah sulitnya melakukan penyelidikan terhadap para pelaku usaha, terutama pelaku usaha yang dekat dengan elit kekuasaan, termasuk BUMN Badan Usaha Milik Negara. Oleh karena itu, KPPU sebagai komisi yang mempunyai kompetensi mengawasi dan mengeliminasi pelaku usaha yang melakukan persaingan usaha tidak sehat harus selalu meningkatkan profesionalisme dan komitmen dalam penegakan UU No. 5 Tahun 1999 tersebut. 113 Salah satu putusan KPPU yang menarik perhatian publik adalah putusan terkait dengan kepemilikan silang yang dilakukan oleh kelompok usaha Temasek Temasek Holdings yang diputus pada tanggal 19 November 2007. Terlepas dari pro kontra terkait putusan KPPU, seperti dalam kasus Temasek, harus diakui bahwa putusan-putusan yang dihasilkan oleh KPPU telah merefleksikan nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung dalam proses penegakan hukum di bidang 113 Hermansyah, Op.Cit., hlm. 81-82. hukum persaingan usaha. Hal itu terlihat dari putusan-putusan KPPU yang berupa perintah agar pelaku usaha menghentikan setiap perbuatan yang terbukti melanggar UU No. 5 Tahun 1999 sekaligus menjatuhkan sanksi kepada pelaku usaha yang bersangkutan. Keberadaan dan putusan KPPU ini diharapkan dapat memberi arah kepada setiap pelaku usaha untuk selalu mematuhi aturan main dalam menjalankan kegiatan usahanya. 114 114 Ibid., hlm. 86. 83 BAB IV HUBUNGAN INDUK PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN DALAM KAITANNYA DENGAN LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DI INDONESIA MENURUT UU NO. 5 TAHUN 1999

E. Perkembangan Holding Company dalam Perspektif Hukum Persaingan