2. Manfaat praktis Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang hukum persaingan usaha di Indonesia, dan juga sebagai bahan kajian untuk para
akademisi dan peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi persaingan usaha.
D. Keaslian Penulisan
Sebelum melakukan penulisan skripsi berjudul “Hubungan Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam Kaitannya dengan Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia Menurut UU No. 5 Tahun 1999”, untuk mengetahui orisinalitas penulisan, terlebih dahulu dilakukan
penulusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Pusat Dokumentasi dan Informasi HukumPerpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum USU melalui surat tertanggal 11 Desember 2014
menyatakan bahwa “Tidak ada judul yang sama” dan tidak terlihat adanya keterkaitan. Surat tersebut dijadikan dasar bagi bapak Ramli Siregar Sekretaris
Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk menerima judul yang diajukan oleh penulis, karena substansi yang terdapat
dalam skripsi ini dinilai berbeda dengan judul-judul skripsi lain yang terdapat dilingkungan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penelusuran berbagai judul karya ilmiah melalui media internet, dan sepanjang penelusuran telah dilakukan dan tidak ditemukan penulis lain yang
pernah mengangkat topik tersebut. Maka Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Hubungan Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dalam Kaitannya dengan Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia Menurut UU No. 5 Tahun 1999” belum pernah
ada penelitian dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Sekalipun ada, hal tersebut adalah diluar pengetahuan. Permasalahan yang dibahas dalam
skripsi ini adalah murni hasil pemikiran pribadi yang didasarkan pada pengertian- pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media
cetak maupun media elektronik. Penelitian ini disebut asli sesuai dengan asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka serta dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
1. Perusahaan grup
Perusahaan grup adalah suatu tatanan diantara sejumlah perseroan- perseroan, yang secara yuridis masing-masing merupakan subjek hukum yang
mandiri satu terhadap yang lain, tetapi sebenarnya kesemuanya merupakan satu kesatuan ekonomis. Secara ekonomis, kepemilikannya mayoritas berada di satu
tangan dan juka perseroan-perseroan ini berdiri sendiri-sendiri, maka tidak lain semata-mata dari segi struktur yuridis. Inilah yang dinamakan sistem beranak-
pinak dalam struktur perseroan. Struktur seperti inilah yang acapkali disebut sebagai struktur “holding” atau dalam kepustakaan Belanda sering disebut sebagai
struktur “concern” , yang dalam praktik di negara kita acap kali disebut “group”.
9
Pengertian nama holding company yang berbeda terdapat pada Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1960 tentang Nasionalisasi
Perusahaan-perusahaan N.V Semarangsche Stoomboot En Prauwen Veer S.S.P.V Dan N.V. Semarang Veer Di Semarang. Penjelasan Umum Peraturan
Pemertintah Nomor 35 Tahun 1960 menyatakan bahwa S.S.V.P dipecah-pecah menjadi beberapa perusahaan berbentuk badan hukum yang berdiri sendiri untuk
memudahkan pengoperasiannya kepada perusahaan-perusahaan nasional, sedangkan S.S.P.V sebagai holding company memegang seluruh saham N.V.-
N.V. baru itu, yang terdiri dari N.V. Semarang Veer dan N.V. Semarang Dock Works. Ketiga perusahaan itu satu sama lainnya oleh fiskus dianggap terpisah,
juga dalam hal perusahaan-perusahaan itu satu sama liannya memberikan jasa- jasa, padahal pada hakikatnya mereka merupakan satu perusahaan.
Induk perusahaan memiliki kewenangan untuk menjadi pimpinan sentral yang mengendalikan dan mengoordinasikan anak-anak perusahaan dalam suatu
kesatuan ekonomi. Pimpinan sentral ini menggambarkan suatu kemungkinan melaksanakan hak atau pengaruh yang bersifat menentukan. Pelaksanaan
pengaruh dalam perusahaan grup dapat bersifat mengurangi hak atau mendominasi hak perusahaan lain. Atas kewenangan induk perusahaan untuk
mengendalikan anak perusahaan, induk perusahaan dianggap menjalankan fungsi sebagai holding company.
10
9
Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas Teori dan Praktik Jakarta: Sinar Grafika, 2011 selanjutnya disebut Rudi Prasetya 2, hlm.144.
10
Sulistiowati, Aspek Hukum dan Realitas Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia Yogyakarta: Penerbit Erlangga, 2010 selanjutnya disebut Sulistiowati 1, hlm. 25.
Berdasarkan hal tersebut di atas, terdapat dua model pengendalian perusahaan grup ditinjau dari kegiatan usaha induk perusahaan, yaitu sebagai
berikut : a.
Investment Holding Company Pada investment holding company, induk perusahaan hanya melakukan
penyertaan saham pada anak perusahaan, tanpa melakukan kegiatan pendukung ataupun kegiatan operasional. Induk perusahaan memperoleh pendapatan hanya
dari deviden yang diberikan oleh anak perusahaan. b.
Operating Holding Company Pada operating holding company, induk perusahaan menjalankan kegiatan
usaha atau mengendalikan anak perusahaan. Kegiatan usaha induk perusahaan biasanya akan menentukan jenis izin usaha yang harus dipenuhi oleh induk
perusahaan tersebut.
11
2. Praktik monopoli
Umumnya, monopoli merupakan istilah yang dipertentangkan dengan persaingan. Meskipun demikian, ternyata belum ada kesepakatan luas mengenai
apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah ini. Secara etimologi, kata monopoli berasal dari kata Yunani “monos” yang berarti sendiri dan “polein”
yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut, secara sederhana orang lantas memberi pengertian monopoli sebagai suatu kondisi dimana hanya ada satu
penjual yang menawarkan supply suatu barang atau jasa tertentu.
12
11
Ibid.
12
Arie Siswanto, Hukum Persaingan Usaha Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm. 18.
Monopoli terbentuk jika hanya ada satu pelaku yang mempunyai kontrol eksklusif terhadap pasokan barang dan jasa di suatu pasar, dan dengan demikain
juga terhadap penentuan harganya. Karena pada kenyataannya monopoli sempurna jarang ditemukan, dalam praktiknya sebutan monopoli juga
diberlakukan bagi pelaku yang menguasai bagian terbesar pasar. Secara lebih longgar, pengertian monopoli juga mencakup struktur pasar dimana terdapat
beberapa pelaku, namun karena peranannya yang begitu dominan, maka dari segi praktis pemusatan kekuatan pasar sesungguhnya ada di satu pelaku saja.
13
Menurut dasar Hukum Persaingan Usaha, UU No. 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
14
Praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya
produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan
umum.
15
Suatu perusahaan dikatakan telah melakukan monopolisasi jika pelaku usaha mempunyai kekuatan untuk mengeluarkan atau mematikan perusahaan lain
dan pelaku usaha tersebut telah melakukannya atau mempunyai tujuan untuk melakukannya.
16
13
Suyud Margono, Hukum Anti Monopoli Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 5-6.
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 1 ayat 1.
15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 1 ayat 2.
16
Rachmadi Usman , Hukum Persaingan Usaha di Indonesia Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm. 11.
3. Persaingan usaha tidak sehat
Persaingan dalam bahasa Inggris disebut “competition” yang memiliki pengertian “situation in which people compete for something that not everyone
can have”.
17
Dengan memperhatikan terminologi persaingan di atas, dapat diketahui bahwa dalam setiap persaingan akan terdapat unsur-unsur sebagai
berikut :
18
a. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat dalam upaya saling mengungguli.
b. Ada kehendak diantara mereka untuk mencapai tujuan yang sama.
Dengan definisi yang demikian, kondisi persaingan sebenarnya merupakan satu karakteristik yang lekat dengan kehidupan manusia yang cenderung untuk saling
mengungguli dalam banyak hal. Salah satu bentuk persaingan di bidang ekonomi ialah persaingan usaha business competition yang secara sederhana bisa
didefinisikan sebagai persaingan antara para penjual di dalam merebut pembeli dan pangsa pasar.
19
17
Oxford Learner’s Pocket Dictionary Third Edition, Oxford : Oxford University Press, 2003, hlm. 82.
18
Arie Siswanto, Op.Cit., hlm. 13.
19
Ibid., hlm. 13-14.
Definisi persaingan usaha tidak sehat menurut Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999 adalah persaingan antar pelaku dalam menjalankan kegiatan produksi
dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. Pengaturan ini dilakukan
dengan sangat ketat untuk mencegah pelaku usaha melakukan persaingan usaha tidak sehat yang dipandang akan merugikan bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia.
F. Metode Penelitian