umumnya mengadakan pengawasan yang ketat terhadap kas, karena sifatnya yang mudah dipindah tangankan dan tidak mempunyai tanda bukti pemilikan, untuk
menghindari penggelapan kas setiap lembaga atau perusahaan perlu mengadakan sistem kontrol yang baik terhadap kas. Untuk itu perlu adanya pencatatan
transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dan pembuatan laporan arus kas yang baik, agar nantinya tidak terdapat kesalahan dalam rekapitulasi keuangan.
Ibarat darah, uang merupakan hal pokok dalam lembaga apapun, sedangkan ibarat saluran darah, sistem keuangan memegang peran amat penting
pada lembaga atau organisasi manapun, tanpa saluran nadi darah tidak berfungsi malah akan menimbulkan berbagai gangguan yang fatal sifatnya, tanpa sistem
keuangan yang memadai, akan timbul berbagai persoalan di organisasi.
2.6 Konsep Dasar Saham
2.6.1 Definisi Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut Machmud dan Rukmana,
2010. Dalam Keppres RI No. 60 Tahun 1988 tentang pasar modal, saham
didefinisikan sebagai surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam KUHD Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
pada suatu perusahaan terbatas Soemitra, 2009. Dengan demikian si pemilik
saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut.
Jadi dapat disimpulkan saham adalah surat berharga tanda penyertaan modal pada perusahaan sebagaimana diatur dalam KUHD Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Saham bukan fakta yang berdiri sendiri, namun terkait pasar modal sebagai tempat perdagangannya dan juga terkait perusahaan publik
Perseroan Terbatas atau PT sebagai pihak yang menerbitkannya.
2.6.2 Saham Syariah S
aham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara
pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah Soemitra, 2009. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-
prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharapkan seperti minuman yang beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk
saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan berdasarkan akad
musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah umumnya dilakukan pada saham perusahaan privat, sedangkan akad mudharabah umumnya dilakukan pada saham
perusahaan publik.
Pada BPRS Harta Insan Karimah pemegang saham perseroan adalah Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Gajah Mada HMI FE
UGM Yogyakarta. Sampai tanggal 31 Mei 2010, jumlah pemegang saham sebanyak 225 orang dengan jumlah saham yang tersebar tidak ada pemegang
saham pengendali. Kekeluargaan dan silaturahmi adalah niat dan tekad awal para pemegang saham ketika mendirikan Perseroan, yang sampai saat ini tetap
terbina dengan baik.
2.6.2.1 Akad Musyarakah
2.6.2.1.1 Definisi Musyarakah
Menurut Sayyid Sabiq yang dikutip dari Fiqih Sunah, hal 294 musyarakah adalah akad antara dua orang berserikat pada pokok harta modal dan keuntungan
Muslich, 2007. Menurut Muhammad Nijatullah Siddiq musyarakah adalah suatu bentuk
partnership atau kerja sama ekonomi dan bisnis antara dua orang atau lebih yang terikat atau tidak dalam suatu perjanjian untuk kerja bersama secara kolektif untuk
melakukan kegiatan bisnis atau proyek pekerjaan yang dilakukan secara bersama dimana hasil dan resiko yang diperoleh dibagi, dinikmati, dan ditanggung bersama
diantara pihak yang bekerja sama tersebut sesuai dengan kesepakatan perjanjian atau kebiasaan yang dibuat sebelumnya Muslich, 2007.
Jadi dapat disimpulkan bahwa musyarakah adalah hubungan kerja sama antara dua orang atau lebih dalam kontribusi permodalan, tenaga dan skill pada
suatu proyek atau usaha bisnis atau perusahaan dengan suatu perjanjian
pembagian hasil dan resiko kerugian menurut nisbah yang disepakati bersama di antara mereka.
2.6.2.1.2 Jenis-Jenis Musyarakah
Musyarakah dapat dikelompokkan menjadi Muslich, 2007: 1.
Musyarakah Al-Milk Musyarakah Al-Milk Non Contractual Partnership yaitu kerja sama
dalam kepemilikan atas suatu usaha dengan cara bersepakat untuk sharing daana atau modal sebagai tanda bukti memilki usaha tersebut tanpa
didahului dengan kontrak kerja sama formal antara pihak yang kerja sama 2. Musyarakah Al-Uqud
Musyarakah Uqud Contractual Partnership yaitu akad kerja sama untuk melakukan suatu proyek atau usaha bisnis dengan memberikan sharing,
baik dana maupun tenaga yang dilalui dengan mengadakan kontrak kesepakatan atau persetujuan yang diperjanjikan bersama di antara mereka
yang bekerja sama ini. Kesepakatan kerja sama ini terdiri atas kesepakatan tentang permodalan, tenaga
fisik, dan mental keahlian atau
entrepreneurship, prinsip bagi hasil dan resiko kerugian, dan limitasi atau batas akhir masa kontrak kerja sama.
2.6.2.2 Akad Mudharabah
2.6.2.2.1 Definisi Mudharabah
Menurut Ibn Abidin, Al Dasuqi, dan Al Bahuti dalam kitabnya masing- masing sesuai dengan definisi asli dari para mazhab mereka menyatakan bahwa :
“menurut mazhab Hanafi mudharabah adalah suatu perjanjian untuk berkongsi di dalam keuntungan dengan modal daari salah satu pihak dan kerja usaha dari
pihak lain” Muslich, 2007. Menurut mazhab Maliki mudharabah adalah penyerahan uang dimuka oleh
pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seseorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya.
Menurut mazhab Syafi’i mudharabah adalah pemilik modal menyerahkan sejumlah uang kepada pengusaha untuk dijalankan dalam suatu usaha dagang
dengan keuntungan menjadi milik bersama antara keduanya. Menurut mazhab Hambali mudharabah adalah penyerahan suatu barang
atau sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan tertentu kepada orang yang mengusahakannya dengan mendapatkan bagian tertentu dari bagiannya.
2.6.2.2.2 Jenis-Jenis Mudharabah
Mudharabah di bagi menjadi dua, yaitu Muslich, 2007 : 1. Mudharabah Mutlaqah, yaitu penyelenggara usaha memiliki kebebasan
dalam menggunakan modal yang dipercayakan oleh pemodal kepada
penyelenggara usaha.
2. Mudharabah Muqayyadah, yaitu penyelenggara usaha adalah hanya
mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemilik modal.
2.6.3 Perhitungan Dividen Saham Pada BPRS HIKMAH
Pada BPRS Harta Insan Karimah perhitungan dividen per lembar saham adalah sebagai berikut :
Laba setelah zakat dan pajak = dividen per lembar saham
Total lembar saham
Porsi pembagian dividen dalam setahun adalah sebagai berikut Ibu Dwi, staff bagian saham BPRS Harta Insan Karimah :
a. Bulan Januari – Juni = 100 b. Bulan Juli – September = 75
c. Bulan Oktober – Desember = 25 d. Tahun sebelumnya = 100
Setelah dividen per lembar saham diketahui kemudian staff bagian saham akan menghitung pembagian dividen untuk para pemegang saham. Berikut ini
penghitungannya Ibu Dwi, staff bagian saham BPRS Harta Insan Karimah : Dividen bruto = Jumlah lembar saham x dividen per lembar saham x porsi
pembagian dividen Dividen netto = dividen bruto – dividen bruto x pajak penghasilan
Untuk mengetahui perhitungan pembagian dividen saham akurat maka dilakukan uji akurasi. Berikut ini merupakan uji akurasi dari perhitungan
pembagian dividen saham pada BPRS Harta Insan Karimah :
Data hasil perhitungan asisten direktur dan staff dalam menghitung pembagian dividen saham adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data Hasil Perhitungan Asisten Direktur dan Staff
No pembagian
dividen Hasil perhitungan
asisten direktur Hasil perhitungan staff
a b
a b
1 90000,10
90000 90000,25
90000,10 2
75000,10 75000
75000,50 75000,10
3 112500,10
112500 112500,60 112500,10
Walpole, 2000 Uji akurasi penghitungan pembagian dividen saham :
a. Asisten direktur :
Tabel 2.2 Data Uji Akurasi Penghitungan Asisten Direktur
No pembagian
dividen Hasil asisten direktur
d a-b
d
2
a b
1 90000,10
90000 0,10
0,01 2
75000,10 75000
0,10 0,01
3 112500,10
112500 0,10
0,01 Walpole, 2000
b. Staff :
Tabel 2.3 Data Uji Akurasi Penghitungan Staff
No pembagian
dividen Hasil Staff
d a-b
d
2
Tanda +-
Jumlah pengukuran
staff s = a+b
Jumlah S pengukuran
asisten direktur
S = a+b D
s-S D
2
s-S
2
Tanda +-
a b
1 90000,25
90000,10 0,15
0,225 +
180000,35 180000,10
0,25 0,0625
+ 2
75000,50 75000,10
0,40 0,16
+ 150000,60
150000,10 0,50
0,25 +
3 112500,60
112500,10 0,50
0,25 +
225000,70 225000,10
0,60 0,36
+
Walpole, 2000 Akurasi:
- Akurasi Baik :
jika ΣDs
2
dari staff 2 x Σds
2
dari asisten direktur Akurasi kurang :
jika ΣDs
2
dari staff 2 x Σds
2
dari asisten direktur
- ΣDs
2
dari staff harus lebih besar dari Σds
2
dari staff, jika tidak berarti telah salah hitung
- Berdasarkan tanda + pada D, maka: o Bila tanda + lebih dari separuh maka pengukur cenderung mengukur selalu
lebih besar o Bila tanda + lebih kecil dari separuh maka pengukur cenderung mengukur
lebih kecil o Bila tanda + dan tanda - jumlahnya sama, maka pengukur cendering
melakukan kesalahan mengukur lebih besar sama dengan kesalahan mengkur lebih kecil.
2.7 Konsep Dasar Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS
2.7.1 Definisi BPRS
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Muhammad, 2008.
2.7.2 Tujuan Pendirian BPRS
Tujuan yang dikehendaki dengan pendirian BPRS adalah Muhammad, 2008 :
a Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.