Pengertian Sistem Informasi Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Arus Kas

5. Basis data database : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem penghubung yang memungkinkan sumber resources dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Keuangan

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan

Sistem informasi keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan McLeod dan Schell, 2004. Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.

2.5.2 Model Sistem Informasi Keuangan

Model sistem informasi keuangan digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan Kadir, 2003 Subsistem Input Subsistem Output Subsist em int elijen keuangan Subsist em pem rosesan t ransaksi Subsist em audit int ernal Basis dat a Subsist em peram alan dan perencanaan keuangan Subsist em pengendalian keuangan Subsist em m anajem en dana

2.5.2.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Keuangan

Subsistem input dalam sistem informasi keuangan terdiri dari Kadir, 2003 : 1. Subsistem intelijen keuangan Karena fungsi keuangan mengendalikan arus uang melalui perusahaan, informasi diperlukan untuk mempercepat arusnya. Subsistem intelijen keuangan berfungsi untuk mengidentifikasi sumber-sumber keuangan eksternal para pemegang saham dan masyarakat keuangan yang dapat menyuntikkan tambahan dana bagi perusahaan. 2. Subsistem audit internal Audit internal dimasukkan sebagai susbsitem input dari sistem informasi keuangan karena kemampuannya untuk mengevaluasi dan mempengaruhi operasi perusahaan secara independen dari sudut pandang keuangan. Ada empat jenis dasar kegiatan audit internal yaitu McLeod dan Schell, 2004: a. Audit keuangan, dilakukan untuk menguji akurasi catatan perusahaan. b. Audit operasionnal, dilakukan bukan untuk menguji akurasi catatan tetapi untuk memeriksa efektivitas prosedur. c. Audit kesesuaian, contoh dari audit kesesuaian yaitu auditor internal memilih sejumlah pegawai dan menyerahkan langsung cek gaji ke pegawai tanpa melalui bagian yang seharusnya menyerahkan. Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa nama pada daftar gaji mewakili pegawai yang sebenarnya dan bukan sekedar daftar fiktif. d. Rancangan sistem pengendalian internal, dalam audit operasional dan audit kesesuaian, auditor internal mempelajari sistem yang ada. Namun, auditor seharusnya tidak menunggu sampai sistem diterapkan untuk melaksanakan pengaruhnya. Auditor internal seharusnya berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. 3. Subsistem pemrosesan transaksi Merupakan catatan dari setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat, dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dianalisis untuk memenuhi sebagian kebutuhan informasi manajemen.

2.5.2.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Keuangan

Subsistem output dalam sistem informasi keuangan terdiri dari Kadir, 2003 : 1. Sistem Manajemen Dana Sistem manajemen dana berguna untuk membantu pengelolaan aset seperti kas dan saham. Dalam melakukan manajemen terhadap dana atau kas, biasanya digunakan laporan-laporan keuangan bulanan atau tahunan. Menurut McLeod analisis untuk menelusuri arus masuk dan arus keluar setiap bulan disebut dengan arus kas cash flow analysis. Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan analisis tersebut dinamakan model arus kas cash flow model Mulyanto, 2009.

2. Sistem Penganggaran Keuangan

Penganggaran keuangan dilakukan dengan mengevaluasi tingkat keuntungan serta dampak keuntungan dari dana yang dikeluarkan. Anggaran-anggaran yang diusulkan kemudian di analisis dengan mengambil data historis yang tersedia. Dalam melakukan penganggaran, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan anggaran perusahaan, yaitu Mulyanto, 2009 : a Pendekatan Top-Down Dalam pendekatan ini, eksekutif perusahaan menentukan anggaran-anggaran yang ada di dalam perusahaan, kemudian anggaran-anggaran tersebut di tekankan pada tingkat-tingkat manajemen di bawahnya. Pendekatan ini biasanya diambil karena eksekutif perusahaan dianggap lebih memahami tujuan- tujuan jangka panjang perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pendekatan top-down memiliki kelemahan pada kebutuhan dana untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Eksekutif memandang bahwa dana yang dianggarkan cukup realistis untuk menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut. Akan tetapi, manajemen tingkat bawah akan merasa dana yang dianggarkan tersebut sangat terbatas, sehingga kegiatan- kegiatan operasional tidak dapat diselesaikan dengan maksimal. b Pendekatan Bottom-Up Dalam pendekatan ini, proses penganggaran dimulai dari tingkat manajemen paling bawah kemudian diajukan kepada level organisasi di atasnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tingkat bawah lebih memahami kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada pendekatan bottom-up sering terjadi ketidakseimbangan antara anggaran yang dianggarkan dengan hasil kerja operasionalnya. Manajemen yang lebih rendah biasanya akan meminta dana yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain itu, pada pendekatan ini juga sering terjadi kecurigaan oleh eksekutif perusahaan terhadap manajemen dibawahnya yang meminta jumlah anggaran yang tidak realistis. c Pendekatan Partisipasi Penentuan anggaran dengan pendekatan partisipasi ini melibatkan eksekutif perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penganggaran tersebut, baik pada tingkat manajemen tengah, bawah maupun tingkat operasional. Pendekatan ini digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang muncul pada pendekatan top-down dan pendekatan bottom- down. 3. Sistem Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan merupakan kegiatan di dalam organisasi dengan membuat perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan keuangan. Perkiraan ini dilakukan dengan mengevaluasi kinerja keuangan yang ada pada saat ini dan melakukan perkiraan kinerja keuangan yang akan datang. Dalam melakukan perkiraan keuangan, suatu organisasi harus memperkirakan kinerja dan keburuhan dalan jangka pendek dan jangka panjang.

2.5.3 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham keisho,weygandt,warfield,2007. Unsur-unsur dalam laporan keuangan : 1. Aktiva : Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu. 2. Kewajiban : Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul berjalan sebuah entitas tertentu. 3. Ekuitas : Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. 4. Laba : Perubahan ekuitas aktiva bersih sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik. 5. Pendapatan : Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas selama suatu periode. 6. Beban : Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas selama suatu periode. 7. Keuntungan : Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi atau insidential dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya. 8. Kerugian : Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi atau insidential dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya.

2.5.4 Pengertian Laporan Arus Kas

Kas adalah uang tunai baik kertas maupun logam, simpanan uang di bank yang dapat diambil, dan bentuk-bentuk alat pembayaran lainnya yang mempunyai sifat seperti mata uang Mardiasmo,2000. Setiap lembaga atau perusahaan pada umumnya mengadakan pengawasan yang ketat terhadap kas, karena sifatnya yang mudah dipindah tangankan dan tidak mempunyai tanda bukti pemilikan, untuk menghindari penggelapan kas setiap lembaga atau perusahaan perlu mengadakan sistem kontrol yang baik terhadap kas. Untuk itu perlu adanya pencatatan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dan pembuatan laporan arus kas yang baik, agar nantinya tidak terdapat kesalahan dalam rekapitulasi keuangan. Ibarat darah, uang merupakan hal pokok dalam lembaga apapun, sedangkan ibarat saluran darah, sistem keuangan memegang peran amat penting pada lembaga atau organisasi manapun, tanpa saluran nadi darah tidak berfungsi malah akan menimbulkan berbagai gangguan yang fatal sifatnya, tanpa sistem keuangan yang memadai, akan timbul berbagai persoalan di organisasi.

2.6 Konsep Dasar Saham

2.6.1 Definisi Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut Machmud dan Rukmana, 2010. Dalam Keppres RI No. 60 Tahun 1988 tentang pasar modal, saham didefinisikan sebagai surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam KUHD Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan terbatas Soemitra, 2009. Dengan demikian si pemilik