b. Ibadah ghair mahdah ialah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut
hubungan kepada Allah swt, tetapi juga berkaitan dengan sesame makhluk habl minallah wa habl mi an-nas, Di samping hubungan vertikal juga ada
hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan
lingkungannya, seperti ayat yang artinya : “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya…” Q.A 7 :
56. c.
Ibadah zi al-wajhain ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu mahdah dan ghairu mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud dan
tujuan persyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat diketahui, seperti nuikah dan iddah.
Dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat di bagi kepada dua macam, yaitu: 1 Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya
secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya.
2 Ibadah ‘ammah, yakni semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah swt ikhlas, seperti makan dan
minum, bekerja, maar ma’ruf nahi munkar, berlaku adil berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya.
34
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka penulis dapat merumuskan kerangka berfikir.
Minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang terhadap sesuatu maupun manusia, benda atau kegiatan yang membuat orang tersebut merasa terikat dan
memberikan perhatian penuh terhadap suatu objek yang disukainya tanpa adanya perintah atau paksaan dari luar.
Siswa yang memiliki minat terhadap suatu pelajaran, maka sudah pasti ia
A. Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2002, cet, ke-2, hal. 6.
akan memberikan perhatian penuh terhadap pelajaran tersebut, perasaan senang, rasa tertarik, giat belajar, mengerjakan tugas dan mentaati peraturan pada proses
pelajaran tersebut agar proses belajarnya berjalan dengan baik dan tidak terganggu dengan apapun yang dapat merusak proses belajar. Minat dan belajar
tidak dapat dipisahkan, karena keduanya adalah satu kesatuan. Belajar tanpa minat, maka proses tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Pengamalan adalah sesuatu pekerjaan yang bermaksud berbuat kebaikan. Pengamalan ibadah yakni perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai
usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan taat
melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata pelajaran, maka
siswa tidak akan mau belajar. Adapun minat belajar yang dimaksud disini adalah minat belajar terhadap bahan atau mata pelajaran fiqih. Mata pelajaran fiqih
merupakan unsur dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada Madrasah Tsanawiyah, karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya
dibangkitkan sikap positif sikap menerima kepada pelajaran tersebut, agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.
Dengan demikian yang menjadi dasar pemikiran penulis adalah bahwa apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bidang studi Pendidikan
Agama Islam terutama pada mata pelajaran fiqih, maka kecenderungan siswa untuk selalu mempelajarinya, memperhatikan dan memperdalam pelajaran fiqih
yang diberikan guru dikelas untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan agar dapat
mencukupi kebutuhannya
dan mampu
mempraktekkan serta
mengamalkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seperti melakukan ibadah shalat, zakat, puasa serta haji jika mampu.
D. Perumusan Hipotesis