Pengertian Ibadah Pengamalan Ibadah

5. Minat Belajar Fiqih Dalam Pengamalan Ibadah

Peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat Menurut W.S.Winkel, “minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. 24 Penulis berpendapat bahwa minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang ada sangkut paut dengan dirinya dan berguna bagi dirinya, sehingga timbul gairah atau keinginan. Keinginan atau gairah disini yaitu keinginan belajar fiqih. Dengan demikian, minat merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Minat akan menjadikan siswa lebih giat belajar. Semakin tinggi minat belajar siswa, semakin tinggi pula kemauan untuk mendalami mata pelajaran fiqih dan mereka akan mengamalkannya dalam ibadah mereka sehari- hari. Dari pengertian-pengertian di atas penulis melihat antara definisi yang satu dengan yang lainnya memiliki titik persamaan bahwa fikih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf yang diistinbatkan dari dalil-dalil yang tafsili. Jadi yang dimaksud dengan minat belajar fikih adalah kecenderungan untuk selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus terhadap ilmu yang menerangkan tentang segala hak dan kewajiban seorang mukallaf ilmu fikih yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.

B. Pengamalan Ibadah

1. Pengertian Ibadah

24 W.s.Winkel, Psikologi Pengajaran,Jakarta : PT. Gramedia, 1987, hal. 105 Secara etimologi kata “ibadah” diambil dari bahasa arab kata ‘Abada- ya’budu- ‘ibaadatan yang berarti beribadah atau menyembah. 25 Al-Azhari berkata: perkataan ‘abada- ya’budu-‘ibadatan, tidak boleh dipakai melainkan untuk orang yang menyembah kepada Allah, dan orang yang menyembah kepada Tuhan selain Allah adalah termasuk orang-orang yang merugi. 26 Yusuf al-Qhardhawi juga menjelaskan bahwa, kata “ibadah” diambil dari bahasa arab yang secara etimologi berasal dari akar kata “Abada” yang berarti taat, tunduk patuh,dan merendahkan diri. Kesemuanya itu memiliki makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut ‘abid yang beribadah. Budak disebut abd, karena dia harus tunduk dan patuh serta merendahkan diri terhadap majikannya. 27 Ahli lughat ahli bahasa mengartikan kata ibadah dengan taat, arti ini dipergunakan dalam firman Allah swt yang berbunyi :               “ Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. Q.S. Yassin : 60. Menurut Al-Jurjani, ibadah adalah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya. Adapun pengertian ibadah secara terminology adalah ibadah itu nama yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan mapun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah dan mengharapkan palaha-Nya”. 28 Pengertian umum ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya ma’qulat al-ma’na seperti yang menyangkut 25 Atabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Indonesia-Arab, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, cet. Ke-5. h. 1268. 26 Yusuf Al-Qardlawi, Ibadah Dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1998, h. 37. 27 Zurinal. Z Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008, h.26. 28 Zurinal. Z Aminuddin, Fiqih Ibadah…, h. 30. dengan muamalat pada umumnya, maupun yang tidak dipahami maknanya ghairu ma’qulat al-ma’na, seperti thaharah dan shalat, baik yang berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah seperti zikir dan yang berhubungan dengan hati seperti niat.

2. Pengertian Pengamalan Ibadah