tertanamkan padanya. Weber tidak menghargai agama lain di luar agama yang diyakininya.
Telah disebutkan fungsi agama di atas, terdapat salah satu agama yang mengajarkan fungsi tersebut sebagai fungsi agamanya,
yaitu Islam. Seluruh ajaran Islam ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun khusus dalam bidang sosial, Islam menjunjung
tinggi tolong-menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter kesamaan derajat, tenggang
rasa dan kebersamaan.
42
Ajaran Islam di dalam bidang sosial menerapkan fungi perdamaian dan solidaritas antar umat beragama.
Nasionalisme dalam Islam itu adalah salah satu hal yang penting. Ini terlihat dari, nasionalisme dalam Islam yang
mengajarkan prinsip keadilan lintas agama dan hidup bermasyarakat dalam toleransi umat beragama dan nasionalisme dalam Islam
menentang adanya pelecehan agama karena yang demikian akan menimbulkan suasana tidak sehat dalam hubungan antar umat
beragama.
43
Berdasarkan salah satu ideologi nasionalisme dalam Islam, nasionalisme dalam Islam mengajarkan kita saling
menghargai dalam keragaman perbedaan individu dan pilihan hidup. Berdasarkan fungsi agama yang merupakan keadamaian,
pemupukan solidaritas, dan tenggang rasa, seiring para manusia yang kini sudah melakukan hal yang diajarkan agama di dalam
kehidupan sosial, maka kini agama terutama Islam sudah mulai bisa diterima dengan baik di salah satu belahan dunia, yaitu Eropa dan
Amerika. Maka dari hal tersebut, religi berperan penting dalam kehidupan sosial masyarakat dan saling menghargai perbedaan yang
ada di masyarakat.
42
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998, hlm. 88
43
Eggi Sudjana, Islam Fungsional, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 138 dan 139
C. Hakikat Pembelajaran Sastra
1. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang mencoba mengembangkan kompetensi apresiasi, kritik, dan proses kreatif
sastra. Pada pembelajaran sastra terdapat kompetensi apresiasi untuk mengasah kemampuan siswa yaitu kemampuan menikmati dan
menghargai karya sastra. Pendidikan semacam ini, siswa diajak untuk langsung membaca, memahami, menganalisis, dan
nmenikmati karya sastra secara langsung.
44
Pembelajaran sastra mengajak siswa untuk memahami dan menganalisis berdasarkan bukti nyata yang ada di dalam karya sastra
dan kenyataan di luar sastra. Selain itu, pembelajaran sastra juga mengajak siswa untuk mengembangkan sikap positif terhadap karya
sastra. Pendidikan sejenis ini akan mengembangkan kemampuan pikir, sikap, dan keterampilan peserta didiknya.
45
Pembelajaran sastra dianggap penting untuk siswa, terutama dapat menimbulkan sikap moral yang baik, keagamaan, dan khidmat
terhadap Tuhan. Jika terdapat relevansi di antara keduanya, diharapakan rasa yang ditumbulkan sastra tersebut dapat
teraplikasikan dengan baik di dalam pribadi siswa.
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini berbeda dengan skripsi Syarifah Alawiyah yang berjudul “Agama dan Interaksi Sosial Studi Kasus Relasi Aktivis Rohis
dan Aktivis Rohkris Dengan Pemeluk Agama Lain di S MA 79 Jakarta”.
Dalam hal objek penelitian, objek pada skripsi tersebut adalah para murid SMA 79 Jakarta, sedangkan penelitian ini, yaitu novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika. Akan tetapi dari banyak perbedaan yang
44
Wahyudi Siswanto, op. cit., hlm. 168
45
Ibid., hlm. 169
terdapat antara penelitian ini dengan skripsi tersebut, terdapat relevansi pada keduanya yaitu agama mengajarkan moral yang baik dan
menghargai orang lain yang berbeda kepercayaan. Itulah relevansi antara penelitian ini dengan skripsi tersebut.
Pada penelitian ini memiliki relevansi dengan beberapa skripsi, yaitu skripsi Dimyati Usman yang berjudul “Nilai Religiusitas dalam
Novel Dosa Kita Semua Karya Motinggo Busye: Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”. Pada skripsi
Dimyati Usman, nilai religiusitas yang terfokuskan pada kehidupan berkeluarga berdasakan pandangan religius. Pada skripsi ini, sisi
religiusitas yang tertangkap jelas pada penyesalan seorang suami yang telah melalaikan istri dan anak-anaknya. Pada skripsi Ariyadih yang
berjudul “Nilai Religius Pada Novel Opera Van Gontor Karya Amroeh Adiwijaya dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra
Indonesia ”. Relevanasi judul skripsi peneliti dengan kedua skripsi
tersebut, berupa persamaan hal religius yang merupakan analisisnya. Pada penelitian ini, objektifitas yang dikaji begitu berbeda dengan judul
yang diajukan. Pada skripsi Ariyadih, seorang santri disebuah pesantren, yaitu di Pesantren Gontor dan analisisnya disesuaikan sekali
dengan syarat-syarat sebuah novel dikatakan religi. Pada skripsi Hildawati dengan judul
“Nilai Religiusitas Islam Dalam Novel Atheis Karya Achdiat Karya Mihardja dan Implikasinya
Terhadap pembelajaran Sastra”, masih memiliki relevansi dengan judul skripsi yang diajukan yaitu kajian religius yang menjadi fokus
penelitian dalam sebuah novel. Akan tetapi, terdapat perbedaan yakni objek yang dikaji serta titik fokus religi bisa terdapat sub-sub dalam
nilainya. Relevansi judul penelitian ini dengan beberapa skripsi yang
telah dicantumkan, yaitu pada fokus religi sebagai subjek penelitian. Perbedaannya terdapat pada sub di luar religi dan objek-objek yang
dikaji.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian tidak terlepas dari metode karena metode dalam penelitian adalah suatu hal yang penting. Metode dalam penelitian
merupakan cara memecahkan sebuah masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan berniat
mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami dan menjelaskan
data penelitian
yang dikumpulkan,
serta mengendalikan suatu keadaan. Metode penelitian juga merupakan
cara kerja yang tepat untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
1
Menurut Siswantoro, metode dalam sebuah penelitian memiliki peran sangat penting sebagaimana diungkapkan
Hadari Nawawi, yaitu metode dapat menghindari kita dari cara memecahkan masalah dan berpikir yang spekulatif, selain itu
metode dapat menghindari kita dari cara bekerja yang bersifat trial and error, dan meningkatkan sifat objektivitas kita dalam menggali
kebenaran sebuah pengetahuan.
2
Berdasarkan pernyataan Siswantoro dan Syamsuddin AR, metode merupakan suatu hal yang penting untuk penelitian.
Metode dapat membuat kita sebagai peneliti tidak akan menganalisis sebuah masalah dengan kesalahan yang fatal serta
dapat menggali kebenaran sebuah pengetahuan. Penelitian ini termasuk penelitian sastra karena objek dan
kajian utama penelitian ini terpusatkan pada karya sastra dan kajian yang terdapat di dalamnya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian sastra dan tipe metode yang
1
Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009 cet. 3, hlm. 14
2
Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 56
digunakan metode kualitatif, hal ini disesuaikan dengan objek yang menjadi sasaran penelitian.
Menurut Suwardi Endraswara, “metode penelitian sastra
adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian”.
3
Sedangkan Metode Kualitatif adalah penelitian yang dilakukan seusai hasil
pemecahan masalah dengan penelitian kuantitatif tidak menemukan titik terang penyelesaiannya. Penelitian kualitatif bersikap
deskriptif karena data yang dianalisisnya bukan lah untuk menerima atau menolak hipotesis seperti kuantitatif yang dapat
menolak atau menerima hipotesis. Penelitian kualitatif hasil analisisnya berupa deskripsi objek yang diteliti, dan tidak harus
selalu berupa angka-angka atau koefisien variabel. Penelitian kualitatif cenderung berkembang dan digunakan dalam ilmu sosial
yang berhubungan dengan perilaku sosial atau manusia.
4
Jadi penelitian kualitatif akan penelitian sastra ialah penelitian yang
menghasilkan data-data berupa deskriptif dalam bentuk kata-kata baik tulisan atau lisan dengan objek dan kajiannya yaitu sastra.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menjawab perumusan masalah yang telah
ditetapkan dengan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaannya. Menurut Abrams pendekatan dalam penelitian sastra dapat
dilakukan melalui empat macam, yaitu melalui pendekatan objektif, mimetik, ekspresif, dan pragmatik. Selain pendekatan
yang dikemukakan oleh Abrams, terdapat pendekatan interdisiplin ilmu dalam pendekatan analisis penelitian. Pendekatan dalam
3
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi, Jakarta: Buku Seru, 2013, hlm. 8
4
M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2009, cet. 3, hlm. 17