kehidupannya di suatu tempat yang kurang bisa menerima kehadiran agama yang dianutnya. Dibalik itu, Hanum berusaha mencari narasumber untuk
kebenaran yang diyakininya. Berdasarkan pemaparan tersebut, adapun judul yang akan penulis ajukan adalah Representasi Religi Pada Novel
Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra Indonesia
di SMA.
B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang skripsi yang telah disajikan, terdapat beberapa masalah utama. Untuk memudahkan penulis dalam menjelaskan masalah
yang terdapat dalam latar belakang penulisan skripsi ini, maka penulis mengidentifikasi masalah tersebut. Identifikasi masalah berupa:
1. Novel merupakan sebuah karya sastra yang memiliki nilai estetika dan
seharusnya diapresiasi oleh setiap insan. 2.
Perilaku religiulitas yang terdapat di masyarakat terdapat berbagai macam, mulai perilaku fanatik hingga tidak menghargai ketuhanan
bahkan mengabaikan. 3.
Hubungan perilaku religi dengan pembelajaran sastra Indonesia di SMA.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, untuk membatasi masalah yang akan disajikan, peneliti akan memfokuskan penelitian ini berdasarkan judul
skripsi yang telah disajikan. Penelitian ini difokuskan hanya pada representasi religi pada novel Bulan Terbelah di Langit Amerika untuk lebih
memudahkan dan membatasi peneliti dalam meneliti hal religi atau pun agama serta dapat dihubungkan dalam pembelajaran siswa di SMA.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah representasi religi pada novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra? 2.
Apa relevansi penelitian ini dengan pembelajaran sastra Indonesia di SMA?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
representasi religi dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.
2. Untuk mengetahui relevansi representasi religi dengan pembelajaran
sastra di SMA sehingga cocok digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan pembaca mendapatkan informasi dan manfaat mengenai tindakan yang mewakili religiusitas,
adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: a.
Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap
teori representasi yang sebelum-sebelumnya pernah dilakukan. Dengan demikian, adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk para
pembaca, pemerhati sastra, dan guru bahasa Indonesia bahwa berbagai hal religiusitas yang terdapat di dalam sebuah novel dapat dijadikan
suatu bahan ajar yang baik dan inovatif. Selain itu dapat membantu memperbaiki kepribadian siswa untuk menjadi lebih baik.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara langsung atau pun secara praktis terhadap para guru bahasa Indonesia, pembaca sastra,
dan pemerhati sastra maupun peneliti sendiri dalam kehidupan sehari- hari.
Berikut ini merupakan manfaat praktis yang dapat bermanfaat untuk masyarakat terutama pembaca sastra, yaitu :
1. Memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih terkait
hubungan religiusitas dengan karya sastra kepada pembaca.
2. Amanat yang disampaikan dalam novel yang telah diteliti, dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun di dalam pendidikan.
3. Memberikan referensi kepada guru untuk menanamkan sifat religi
dalam setiap pembelajaran ataupun kehidupan kepada siswa.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, novel merupakan karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
1
Beberapa pandangan para ahli yang menjabarkan hakikat novel sebagai berikut.
2
Pertama, R.J. Rees menjabarkan novel sebagai sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa yang cukup panjang. Tokoh dan
perilakunya merupakan cerminan kehidupan dan digambarkan dalam suatu plot yang cukup kompleks.
Kedua, Eric Reader berpandangan novel merupakan sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih satu
volume. Tokoh-tokoh dan sifatnya digambarkan sebagai cerminan kehidupan nyata dalam plot yang berkesinambungan.
Ketiga, berbeda dari dua pendapat sebelumnya, Jeremy Hawthorn, mengatakan novel merupakan sebuah cerita fiksi dalam
bentuk prosa yang cukup panjang. Tokoh dan penokohannya merupakan cerminan kehidupan di masa kini ataupun di masa
lampau yang digambarkan dalam satu plot yang cukup kompleks. Keempat, J.S. Badudu dan Zain berpendapat bahwa, novel
merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam
1
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa,2008, hlm. 1008
2
Furqonul Aziz dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 1-2
7