Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

kehidupan sehari-hari, tentang suka-duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya, dan sebagainya. Menurut Antilan Purba dalam buku Sastra Indonesia Kontemporer, Abrams berpendapat bahwa istilah novel berasal dari istilah novel dalam bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Itali, yaitu novella, yang dalam bahasa German yaitu novelle. Novella diartikan sebuah barang baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Saat ini, istilah novella atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelet dalam bahasa Inggris novelette yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek. Menurut Nurgiyantoro dalam buku Sastra Indonesia Kontemporer karya Antilan Purba. 3 Berdasarkan pengertian novel di atas, maka penulis mengambil kesimpulan tentang pengertian novel. Novel merupakan sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa yang cukup panjang yang mengandung nilai-nilai kehidupan dan dicerminkan lewat tokohnya yang dituliskan dengan bahasa yang memiliki nilai estetika.

2. Unsur-Unsur Novel

Dalam penyusunan novel terdapat unsur-unsur yang membangun novel tersebut. Unsur pada novel terbagi ke dalam dua bagian, yakni unsur Intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang terdapat di dalam novel tersebut, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terdapat di luar novel. Berikut ini merupakan unsur intrinsik dari sebuah novel. 3 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 62

a. Tema

Tema adalah gagasan makna dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif- motif dan biasanya dilakukan secara implisit. 4 Menurut Wahyudi Siswanto, tema adalah ide yang mendasari cerita. Tema berperanan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. 5 Berdasarkan kedua pendapat tersebut tentang tema, terdapat suatu kesamaan tentang pengertian tema itu sendiri yaitu suatu gagasan yang menjadi dasar utama dalam suatu cerita.

b. Alur Plot

Menurut Abrams, alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Sudirman mengartikan alur sebagai jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. 6 Selain pengertian akan alur plot, alur plot terbedakan dalam lima tahapan, yaitu 1 Tahap penyituasian, tahap utama yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama menjadi landasan cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. 2 Tahap pemunculan konflik, masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. 4 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013, hlm. 115 5 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Grasindo, 2008, hlm. 161 6 Ibid., hlm. 159 3 Tahap peningkatan konflik, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. 4 Tahap klimaks, konflik atau pertentangan yang terjadi, yang dilakukan dan atau yang ditimpahkan kepada para tokoh cerita mencapai intensitas puncaknya. 5 Tahap Penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri. Pada tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir di atas. 7

c. Latar

Menurut Abrams, latar atau setting yang disebut juga sebagai landa tumpu, menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. 8

d. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan, ini lah yang dikemukakan oleh Aminuddin. 9

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat seorang sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri. 10

f. Gaya Bahasa

Menurut Aminuddin, Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta 7 Burhanudin Nurgiyantoro, op. cit., hlm 209-210 8 Ibid., hlm. 302 9 Wahyudi Siswanto, op.cit., hlm. 142 10 Ibid., hlm. 151

Dokumen yang terkait

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA.

0 0 17

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 8

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 2 15

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 6

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 1

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 11

NILAI RELIGI PADA NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

0 0 12