A. 1. 3. d. Gambaran Dimensi Emosi

50 “Mungkin ada si ya.. Kalo misalnya Andi punya teman atau cewek yang baru kenal begitu ke rumahnya, untuk bertemu orang tua pertama kali. Mungkin yang bikin Andi minder karena badan Andi kurus, Andi takut dianggap makek narkoba” S1.W3L.161-166 Andi memiliki fikiran bahwa para orang tua dari teman wanitanya akan mengatakan ia pengguna karena ia merasa badannya identik dengan badan pemakai narkoba. Tetapi kenyataanya badan kurus Andi ini sudah terbentuk dari semasa ia kecil. “Dari kecil..dari kecil udah kurus” S1.W3L.173 “Berat yang paling berat itu 49 kg dengan tinggi 180 cm S1.W3L.175 “Karena soalnya mungkin orang berfikir badan Andi lebih identik dengan para pengguna, tapi sebenarnya Andi diguna-guna hahaha…” S1.W3L.168-171

IV. A. 1. 3. d. Gambaran Dimensi Emosi

Saat pertama sekali Andi memakai piercing pada telinganya, ia merasa sangat senang. Tetapi rasa senangnya ini bukan untuk memamerkan piercingnya kepada orang banyak. “Ya seneng aja udah bisa pakek piercing tapi kalo pamer gitu enggak” S1.W1L.107-109. Rasa senang yang dirasakan Andi ini diawali dengan merasa berbeda dari orang pada umumnya. Lebih lanjut alasan ia ingin tampak berbeda dari orang lain karena Andi ingin mempunyai gaya hidup seperti Van Hallen, yang menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi dirinya. “Alasan waktu itu kenapa ya? Menjadi orang yang berbeda? Ya.. Andi cuma ingin ini aja si. Perbedaan? Apa ya jawaban yang bener, yang enak kali ya? Mungkin karena Andi mencontoh. Andi kepengen punya Universitas Sumatera Utara 51 lifestyle seperti itu. Mungkin karena ada kebanggaan tersendiri ya menjadi orang yang berbeda” S1.W2L.172-180. “Ya ada kebanggan tersendiri jadi orang yang berbeda. Pasti setiap orang gitulah, setiap individu menjadi orang yang berbeda pasti ada rasa kebanggan terhadap diri sendiri” S1.W2L.182-186 Andi juga merasa percaya dirinya sedikit bertambah, tetapi tidak berlebih-lebihan. Namun, sekarang piercing bagi Andi terasa biasa saja. Dengan tren zaman yang terbentuk sekarang, Andi pun merasa piercing yang ia pakai tidak lagi membuat dirinya merasa berbeda. “Mungkin awal-awalnya ngerasa agak beda, kepedeaan nambah dikit. Tapi sikit lah, gak terlalu berlebihan. Ya kayak lebih giman gitu, ya senenglah. Apalagi orang rumah juga gak ada yang proteskan” S1.W2L.159-169 “Ya awalnya pakek piercing ngerasa beda, cuma sekarang sama aja. Mungkin tren jaman yang terbentuk sekarang udah banyak ya, udah biasa aja si... Gak ngerasa beda lagi” S1.W1L.154-157 Pada awalnya penampilan pertama Andi dengan piercing baru di telinganya, membuat beberapa teman Andi kaget. Saat itu ia juga orang pertama diantara teman-temanya yang diberikan izin untuk membuat piercing yang semakin membuat dirinya merasa berbeda. “Ya mungkin pada saat itu di lingkungan Andi bergaul, ya baru Andi yang pakek piercing. Mungkin Andi juga pada saat itu masih diijinin pakek piercing” S1.W2L.194-197 Lalu beberapa teman-teman Andi ini memberikan komentar- komentar mereka tentang penampilan baru Andi. Namun lama kelamaan teman-temannya bersikap normal dan biasa kembali. Setelah iamasuk ke Universitas Sumatera Utara 52 perguruan tinggi,penampilannya ini pun ditanggapi biasa saja oleh teman- teman barunya di kampus. “Biasa ya, kalo udah kehidupan kampus kan udah kehidupan orang yang lebih dewasa dan udah mulai banyak juga yang makek piercing. Mungkin yang lebih parah dari Andi juga ada, ya biasalah…”S1.W1L.584-589. Selama Andi memakai piercing ia belum pernah sekalipun mendapat komentar negatif tentang dirinya dari orang lain, dan seandainya suatu hari nanti Andi mendapatkan komentar yang negatif, maka ia hanya mendengarkannya kritikan itu saja. Ia tidak akan menanggapi dengan kemarahan, karena ia berfikir hanya dialah yang tahu betul baik dan buruk dirinya. Andi juga membantah jika ada orang yang mengatakan dirinya sebagai pemarah atau temperamen. Ia berfikir dengan bersikap emosi belum tentu akan menyelesaikan persoalan yang terjadi. “Kayaknya gak perlu juga marah, karena dia bukan Andi yang paling tau diri Andi kan, Andi sendiri” S1.W1L.595-597 “Andi apa ya?Orangnya cuek sebenernya. Terus kayaknya gak terbawa emosi. Gak terlalu gimana ya? Andi berfikiran yang lurus-lurus ajalah. Menggunakan emosi juga kayaknya gak menyelesaikan masalah. Kalau bisa diselesaikan baik-baik, kenapa harus menggunakan emosi”. S1.W1L.617-625. Kurangnya penggunaan emosi berupa amarah pada diri Andi, diakuinya sudah ada dari ia kecil. Ketika ia SMP sifat pengontrolan emosi ini sudah terlihat, jauh sebelum ia menjadi seorang dewasa seperti sekarang ini. Universitas Sumatera Utara 53 “Enggak, Andi itu sebenarnya orangnya datar aja. Andi orangnya biasa aja, ya dari Andi SMP, SMA ya orangnya gitu-gitu aja, nyantai. Pokoknya orangnya flat abislah..” S1.W1L.631-635 “Karena gimana ya? Andi orangnya kadang apa ya? Ya yang bikin Andi flat gitu kadang.. ada sesuatu masalah, kalo Andi belom tahu itu masalahnya betol apa enggak? Andi tidak mengungkapkan dengan emosi. Jadi Andi mesti tahu inti masalahnya itu dulu, baru diselesaikan” S1.W1L.637-644 Pernyataan Andi mengenai dirinya ini, juga didukung oleh ungkapan di bawah yang mengatakan sepanjang hidupnya hingga sekarang ini, belum sekalipun ia mengalami kemarahan yang berujung dengan kemurkaan. “Marah besar?...Sebesar apa si?..Tapi sejauh ingatan Andi kayaknya enggak pernah si. Andi enggak pernah murka soalnya.” S1.W1L.647- 650 Saat peneliti menanyakan kepada Andi apakah ia seorang yang sensitif ataupun penyedih, yang mungkin mempengaruhi perasaan datarnya itu, Andi menjawab pertanyaan ini dengan jawaban tidak. Namun, bukan berarti ia tidak pernah merasakan kesedihan. Kekecewaan dan kesedihan yang cukup dalam di alaminya sekitar tahun lalu, saat ayah tercintanya meninggal dunia. “Tahun lalu” S1.W1L.652 “Papa meninggal. Ya gitulah, Andi ngerasain down-down kukulah” S1.W1L.654-655 Kekecewaan lain yang dirasakan Andi juga saat ia duduk di SMA. Saat itu Andi mengalami kesedihan karena patah hati akibat putus dengan pacarnya, yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Peristiwa ini terjadi ketika Andi sudah pindah sekolah ke Medan, dan berhubungan pacaran Universitas Sumatera Utara 54 long distant dengan pacarnya. Saat ia mengetahui pacarnya berselingkuh, Andi pun merasakan sakit dan hancur karena ditipu oleh kedua orang yang disayanginya tersebut. “Patah hati…setiap orang pasti pernahnlah ngerasain patah hati. Andi pastilah ngerasain patah hati. Waktu itu setelah long distant, dia juga kebetulan jadian sama sahabat Andi lagi” S1.W1L.630-634. “Hancurlah…Sakiiiittt… Tertusuklah pokoknya. Ya biasalah cewek- standarlah sama kayak perasaan orang-orang yang pernah ditipu. Standarlah, cewek-cowok pasti gak beda rasa sakitnya kan?” S1.W1L.661-667 Menanggapi kejadian ini pada awal-awalnya Andi cukup marah dengan mantan pacar dan sahabatnya itu. Namun Andi berfikir kembali mengapa ia harus bersikap marah kepada mereka. Ia berfikir kembali, pasti ada perbuatannya yang mengakibatkan mantan pacarnya itu akhirnya berselingkuh dan mengkhianati dirinya. Ia beranggapan mungkin ketika dirinya berada jauh, pacarnya membutuhkan orang lain yang berada lebih dekat untuk menemaninya. “Ya nggak ada. Ya mungkin Andi awalnya marah, cuman Andi berfikir. Kenapa Andi harus marah?” S1.W2L.643-645 “Dalam satu hubungan mungkin kita harus sadar terhadap diri kita masing-masing mungkin ya? Kenapa pasangan kita bisa berbuat begitu, pasti ada alasannya kan?” S1.W2L.647-650 “Ya karena Andi jauh udah. Karena pada masa-masa itu, pada saat-saat itu dia butuh punya hubungan orang yang ada di dekatnya. Yang bisa dia jumpai kapanpun dia mau. Ya kan? S1.W2L.652-656 Universitas Sumatera Utara 55 Pada akhirnya untuk melawan rasa sakit yang dirasakannya itu, Andi mencoba untuk mengintrospeksi dirinya, memaafkan dan menghapus segala masalah yang terjadi diantara mereka. “Ya akhirnya. Gak ada masalah” S1.W2L.659 “Ya pada awalnya pasti orang pertama kali disakitin pasti marah sih. Tapi kalo kita bisa berfikir secara sehat dengan benar, kayaknya semua itu gampang sih dilewatinnya. Coba introspeksi diri masing-masing aja, apa alasan mereka seperti itu. Pasti kita akan tahu jawabannya, menurut Andi sih…” S1.W2L.661-667 Begitu berkesan bagi Andi masa-masa pacaran yang ia habiskan dengan pacarnya saat di SMA tersebut, bahkan Andi menyatakan mantan pacarnya ini sebagai cinta pertamanya. Berbicara tentang cinta pertama, Andi mengingat saat-saat ia sedang jatuh cinta. Bagi Andi perasaan jatuh cinta akan disikapinya dengan biasa saja, seperti manusia pada umumnya. Ia tidak bersikap berlebihan, hanya senyum sumringahlah yang sering menghiasi perasaan dirinya yang sedang bahagia. “Nggak berlebihanlah, biasa aja. Pasti lebih sumringgah ada sesuatu apa ya? Yang dirasain itu aja si.Apa ya?.. Kalo mau Andi cerita, seneng aja si. Biasanya seneng, ya kayak orang lagi jatuh cinta. Kalo kita punya satu tujuan dan itu bisa kita capai pasti perasaanya gimana, senengkan? Jadi sama aja si. Bukan maksudnya menyamakan perempuan itu dengan barang atau apa, tapi tercapainya itu terhadap kesenangganya itu” S1.W2L.728-737 “Kesepian? Enggak Andi punya banyak teman soalnya. Jadi sepi gak mungkinlah” S1.W3L.177-178 “Cuman itu aja, kurang kasih sayang dari orang yang pengen Andi sayang sekarang… Wanita, itu aja” S1.W3L.190-192 Universitas Sumatera Utara 56 Namun rasa cinta Andi ini tidak berlangsung lama, karena pengkhianatan dari mantan pacarnya sewaktu SMA. Waktu telah lama berlalu dan ia mencoba melupakan rasa sakit hatinya dan juga berusaha untuk mencari pacar baru. Tetapi sampai hari ini, status diri Andi masih dikatakan jomblo, yang terkadang hal ini membuat dirinya merasa sepi. Namun dapat segera terlupakan olehnya ketika ia pergi atau berkumpul dengan teman-teman sepergaulannya.

IV. A. 1. 3. e. Gambaran Dimensi Sosial