19
1. untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 50 - 75 atau 50 Rasio
≤ 75 artinya l ikuiditas bank tersebut sangat likuid,
2. untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 75 - 85 atau 75 Rasio
≤ 85 artinya likuiditas bank tersebut likuid, 3. untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 85 - 100
atau 85 Rasio ≤ 100atau rasio ≤ 50 artinya likuiditas bank
tersebut cukup likuid, 4. untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 100 - 120
atau 100 Rasio ≤ 120 artinya likuiditas bank tersebut kuran g
likuid, 5. untuk Loan to Deposit Ratio yang lebih besar dari 120 atau
Rasio ≥ 120 artinya likuiditas bank tersebut tidak likuid.
2.1.6 Return on Equity ROE
Return On Equity ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio
ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat
perusahaan dapat dengan mudah menarik dana. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi
Universitas Sumatera Utara
20
pasar yang sesuai dan pada saatnya akan memberikan laba yang lebih besar.
Perhitungan rasio ini menggunakan rumus:
ROE =
��� ������ ����� ��� ����� ������
Dengan : ROE : Return on Equity
Net Profit After Tax : Laba bersih setelah Pajak Total Equity : Modal sendiri
2.1.7 Debt to Equity Ratio DER
DER Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut :
��� =
����� ���� ����� �ℎ���ℎ������’ ������
Dengan : DER : Debt to Equity Ratio
Total Debt : Total hutang jangka pendek dan jangka panjang Total Shareholders’ Equity : Total modal sendiri
Universitas Sumatera Utara
21
Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal
sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. Dengan demikian debt to equity ratio dapat memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat risiko tidak tertagihnya suatu hutang. Semakin tinggi beban hutang DER
maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan dan selanjutnya akan
mempengaruhi return saham investor tersebut.
2.1.8 Price to Book Value PBV
Rasio ini memberikan petunjuk lain bagaimana investor memandang suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat
pengembalian yang tinggi akan memiliki nilai buku book value yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian
rendah. Nilai buku dan ekuitas adalah perbedaan nilai buku asset dengan nilai
buku kewajiban. PBVn =
Pn BVn
Dengan : PBVn : Price to Book Value
Pn : Harga per lembar saham pada tahun ke –n
BVn : Nilai buku per lembar saham pada tahun ke –n
Universitas Sumatera Utara
22
Pengukuran nilai buku aset umumnya dinyatakan melalui nilai asset pada saat membeli dikurangi dengan depresiasi aset tersebut.
Konsekuensinya, nilai buku aset akan menurun dengan bertambahnya usia. Sedangkan nilai buku kewajiban merupakan kewajiban-kewajiban
yang harus dilakukan perusahaan pada saat penilaian. Beberapa keunggulan PBV:
1. Nilai buku memberikan nilai yang relatif stabil dan dapat dibandingkan dengan harga pasar.
2. PBV rasio dapat diperbandingkan antar perusahaan-perusahaan yang menggunakan standar akuntansi yang sama.
3. Perusahaan dengan negative earning tidak dapat dinilai dengan PER tetap dapat dinilai dengan menggunakan PBV rasio.
2.1.9 Earnings per Share EPS