Corporate Social Responsibility CSR

oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, yang disebut sebagai reduksi fenomenologis dan variasi imajinatif Moleong, 2006:16-17.

1.6.4 Corporate Social Responsibility CSR

Sebenarnya banyak istilah yang digunakan secara bergantian untuk Corporate Social Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan ini. Ada yang menyebutnya tanggung jawab korporat, ada pula kewarganegaraan korporan corporate citizenship, ada juga yang menamakan corporate-community relationship, atau ada juga yang menyebutnya dengan organisasi berkelanjutan. Siregar mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai berikut: The program of Corporate Social Responsibility is the social program that provides a lot of contributions in solving social problems in job opportunities, health, education, economy, and the environment Siregar, 2007:285. Program Corporate Social Responsibility CSR adalah sebuah program sosial yang menyediakan keharusan memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah-masalah sosial dalam bidang kesempatan pekerjaan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa Corporate Social Responsibility CSR lahir atas dasar realitas sosial yang mengharuskan perusahaan terlibat secara langsung dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, tidak terbatas pada pencarian keuntungan. Dapat dikatakan bahwa tuntutan sosial pada perusahaan muncul sebagai refleksi pertanggungan jawab dari perusahaan social responsibility pada seluruh stakeholder utamanya. Mereka terdiri dari karyawan, pembeli, investornasabah, pemerintah, masyarakat dan kelangsungan lingkungan hidup bagi generasi penerus. Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan partnership dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Dengan masuknya program Corporate Social Responsibility CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk mengimplementasi kan rencana kegiatan dari program Corporate Social Responsibility CSR yang dirancangnya. Dilihat dari sisi pertanggung jawaban keuangan atas setiap investasi yang dikeluarkan dari program Corporate Social Responsibility menjadi lebih jelas dan tegas, sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapkan akan dapat terimplementasi berdasarkan harapan semua stakeholder. 1.6.7 Humanistik Ahli Psikologi dalam pendekatan ini adalah seperti Abraham Maslow, Rollo May, Carls Rogers dan Gordon Allport. Teori pendekatan Humanistik memberi tumpuan kepada apa yang berlaku dalam diri seorang individu seperti perasaan atau emosinya. Teori ini menyatakan bahwa individu terdorong bertindak melakukan sesuatu kerana mempunyai satu kemahuan atau keperluan dan bertanggungjawab di atas segala tindakkannya. Menurut pendekatan ini, kuasa motivasi seseorang individu adalah kecenderungannya untuk berkembang dan mencapai hasrat diri self-actualization. Ini bermakna setiap individu mempunyai keperluan untuk mengembangkan potensinya ke tahap maksimum. Walaupun terdapat halangan, kecenderungan semulajadi adalah untuk mencapai hasrat diri atau mengembangkan potensi ke tahap yang maksimum. Konsep ini pencapaian hasrat diri sebenarnya dipelopori oleh Abraham Maslow yang juga merupakan ahli psikologi humanis. Abraham Maslow 1970 mengemukakan Teori Hierarki Keperluan Maslow dengan andaian bahwa manusia tidak pernah berasa puas dengan apa yang telah dicapai. Mengikut Maslow kehendak manusia terbahagi lima mengikut keutamaan yaitu keperluan asas fisiologi, keselamatan, penghargaan dan kasih sayang, penghormatan kendiri seterusnya keperluan sempurna kendiri. Rogers 1956 pula mengatakan bahwa manusia sentiasa berusaha memahami diri sendiri, mempengaruhi dan mengawal perlakuan dirinya dan orang lain. Rogers berpendapat bahwa manusia lahir dengan kecenderungan untuk kesempurnaan yang akan memandunya menjadi insan yang matang dan sihat. Jelas di sini bahwa pendekatan ini lebih memberi tumpuan kepada kemahuan seseorang dan menekankan keunikan manusia serta kebebasan mereka untuk memilih matlamat hidup. Contohnya, Karim murid tahun enam yang tidak mendapat kasih sayang dari ibu bapanya dan sentiasa dinaifkan haknya dari adik beradiknya yang lain telah menyebabkan ia suka menyendiri dan tidak yakin pada dirinya sendiri sehingga menjelaskan pelajarannya.

1.7. Kerangka Konsep