Keterampilan Berbahasa KAJIAN TEORI

bacaan, pidato, cerita rakyat, percakapan, geguritan, cerita anak, wayang, dan huruf Jawa. 4 Menulis, melakukan berbagai keterampilan menulis baik sastra maupun nonsastra dalam berbagai ragam bahasa untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi berupa karangan sederhana, surat, dialog, laporan, ringkasan, parafrase, geguritan, dan huruf Jawa.

2.1.4 Keterampilan Berbahasa

Pembelajaran bahasa, begitu pula dalam pembelajaran bahasa Jawa mengarah pada pemenuhan aspek keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan 2008:1 keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: 1 keterampilan menyimak, 2 keterampilan berbicara, 3 keterampilan membaca, 4 keterampilan menulis.Keterampilan berbahasa dibedakan menjadi keterampilan berbahasa lisan dan tulisan. Keterampilan berbahasa lisan meliputi menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi keterampilan membaca dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Setiap keterampilan itu erat pula hubungannya dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. 1 Keterampilan menyimak Menurut Logan 1972 menyimak dapat dipandang sebagai suatu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respons atau sebagai suatu pengalaman kreatif Santosa, 2008: 6.31. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahap mendengar bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara bersamaan ia memaknai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini, ia mampu menginterpretasikan dan memahami makna rentetan bunyi-bunyi itu. Sebagai suatu keterampilan, menyimak bertujuan untuk berkomunikasi karena melibatkan keterampilan yang bersifat aural dan oral. Menyimak sebagai seni berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian, seperti halnya orang mempelajari seni musik, seni peran atau seni rupa. Sebagai suatu proses, menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai respons, sebab respons merupakan unsureutama dalam menyimak. Penyimak dapat merespon dengan efektif jika ia memiliki pancaindra yang cukup baik dan mempunyai kemampuan menginterpretasikan pesan yang terkandung dalam tuturan yang disimaknya. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. 2 Keterampilan berbicara Berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologist, dan linguistik secara luas Santosa, 2007: 6.34. Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan secara lisan. 3 Keterampilan membaca Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagi produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca Santosa, 2007: 6.3. 4 Keterampilan menulis Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus malalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur Tarigan, 2008: 3-4. Keterampilan menulis erat kaitannya dengan keterampilan membaca. Ketika siswa memiliki kemampuan membaca yang baik maka siswa juga akan memiliki kemampuan menulis yang baik pula. Keterampilan menulis juga harus dikembangkan dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar.

2.1.5 Keterampilan Menulis

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SDN NGALIYAN 01 KOTA SEMARANG

4 18 212

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 6 269

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV A SDN TAMBAKAJI 04 NGALIYAN

1 19 235

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV-A SDN TAMBAKAJI 04 NGALIYAN.

0 2 209