1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah menambah khasanah penelitian di bidang pendidikan dalam rangka penyelenggaraan proses belajar mengajar yang
efektif dan menekankan pada keaktifan siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian melalui strategi TTW dalam menulis petunjuk berbahasa Jawa juga memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.
1.4.2.1 Guru Penerapan strategi TTWmeningkatkan pelaksanaan pembelajaran yang
inovatif dalam rangka meningkatkan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan kondusif.
1.4.2.2 Siswa Memberikan dorongan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran menulis petunjuk berbahasa Jawa. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas dan lebih memahami bahasa Jawa serta lebih terampil
dalam menulis petunjuk. 1.4.2.3 Sekolah
Memberikan inovasi pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga tercipta iklim pembelajaran yang positif dan memberikan
kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Bahasa
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,
maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa
menjadi alat, sarana atau media untuk kegiatan berinteraksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi IV tahun 2008, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, mengidentifikasian
diri, percakapan perkataan yang baik, tingkah laku yang baik, dan sopan santun.
Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran Santosa, 2007: 1.2, dengan ujaran inilah manusia
mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran
manusia ini menjadi bahasa apabila ada dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Oleh karena itu, setiap
ujaran itu mengandung makna atau tidak haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil
maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi