Sikap Ibu Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian ISPA pada Balita

penulis hal ini disebabkan karena ibu yang berpengetahuan baik dalam suatu hal tidak mempraktekkan pengetahuannya tersebut seperti yang semestinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Marhamah 2010 di Desa Bontong bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di Desa Bontong. Hal ini dikarenakan upaya pencegahan penyakit ISPA sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari, seperti menyapu dan mengepel rumah setiap hari dan membuka jendela setiap pagi. Berbeda dengan penelitian Nana dan Tinah 2011 di Boyolali, menemukan ISPA yang diderita balita di wilayah tersebut termasuk kategori ISPA sedang dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu akan penanganan ISPA.

5.3. Perilaku Ibu Berdasarkan Sikap

5.3.1. Sikap Ibu

Hasil penelitian sikap ibu yaitu 55,3 setuju bahwa ISPA terjadi selama 14 hari, 61,2 setuju bahwa penyebab ISPA adalah mikroorganisme, 57,6 setuju ventilasi yang baik 10 dari luas lantai, dan 63,5 setuju luas ruangan kamar 4 m 2 untuk satu orang. Dan sebanyak 42,4 responden setuju suhu kamar yang baik 18 - 30 C. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden dapat diketahui bahwa pada sikap ibu yang baik yaitu sebanyak 42,4, sedang 20, dan buruk 37,6. Hal ini menyatakan bahwa sikap ibu yang setuju terhadap kondisi kesehatan yang baik dapat dipengaruhi oleh banyak informasi yang didapat dari teman atau media dapat berdampak pada perilaku ibu untuk menjaga kesehatan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata perilaku. Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon secara positif maupun negatif terhadap kesehatan. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek.

5.3.2. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian ISPA pada Balita

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada balita dengan nilai p = 0,007 p0,05. Menurut asumsi penulis hal ini disebabkan karena orang yang sikap baik berusaha mencari tahu yang berhubungan dengan kesehatan sehingga dapat berupaya menurunkan kejadian ISPA. Dari hasil penelitian didapat bahwa dari 36 responden yang bersikap baik terhadap kejadian penyakit ISPA pada balitanya, ada anak balitanya menderita ISPA, yaitu sebanyak 7 orang 19,4. Hal ini dikarenakan banyak komponen yang membentuk sikap seseorang seperti pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi orang tersebut. Walaupun orang tersebut mempunyai pengetahuan yang baik tentang ISPA, namun apabila dia tidak yakin dan hal ini bertentangan dengan pikiran dan emosinya maka sikap yang ia miliki akan bertentangan dengan pengetahuan yang dia miliki. Hal ini sejalan dengan penelitian Saraswati 2011 di kota Probolinggo bahwa ada hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di Kota Probolinggo. Universitas Sumatera Utara 5.4. Perilaku Ibu Berdasarkan Tindakan 5.4.1. Tindakan Ibu

Dokumen yang terkait

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

2 115 78

Hubungan Kondisi Fisik Rumah Nelayan dengan Keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga Tahun 2013

5 74 107

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Kajian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kota Medan & Kabupaten Deli Serdang

0 33 3

Gambaran Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Pada Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Balita di Puskesmas Bungah Kabupaten Gresik

0 14 125

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Di Rsud Panembahan Senopati Bantul.

1 2 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Ka

0 2 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1. Definisi - Pengaruh Perilaku Ibu dan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 201

0 1 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20