Kondisi Optimum Proses Fermentasi

185 alkohol hanya dihasilkan 2-ATP. Respirasi dilakukan secara anaerob yang secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang telah diungkap diatas bahwa kandungan tuak dan wujud dalam keadaan cair sangat baik untuk pertumbuhan mikroba. Saccharomyces dalam keadaan anaerob akan mengubah gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida. Oleh bakteri Acetobacter etanol akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob. Adapun reaksi perubahan glukosa menjadi alkohol dan alkohol menjadi asam asetat sebagai berikut. Saccharomyces C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH+2CO 2 Acetobacter C 2 H 5 OH + O 2 CH 3 COOH + H 2 O

s. Kondisi Optimum Proses Fermentasi

Pertumbuhan Mikroba Jumlah mikroba per miligram bahan yang semakin besar akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik, namun semua proses biologis memiliki kurun waktu minimal yang tidak dapat diperpendek lagi. Pertumbuhan mikroba selama proses dekomposisi mengikuti kurva pertumbuhan logaritmik mikroba sebagai berikut : A : Fase adaptasi B : Fase pertumbuhan C : Fase stasioner D : Fase kematian Log Jumlah waktu A B C D 186 Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya sebagai berikut: Ketersediaan nutrisi 1 Bahan organik mengandung berbagai senyawa yang diantaranya terdapat senyawa-senyawa yang tergolong sulit untuk didegradasi, bahkan mungkin terdapat senyawa yang tidak dapat didegradasi secara biologis. Senyawa-senyawa yang termasuk sukar didegradasi diantaranya, lignin, selulosa dan hemiselulosa untuk bahan nabati, sedangkan untuk bahan hewani colagen dan khitin. Kandungan senyawa-senyawa tersebut semakin tinggi akan semakin lambat proses dekomposisinya. Jumlah senyawa kompleks seperti karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat di dalam bahan juga akan berpengaruh terhadap proses dekomposisi. Senyawa kompleks akan lebih lambat mengalami proses dekomposisi dibanding dengan senyawa yang lebih sederhana seperti glukosa, asam amino dan gliserin. Terdapatnya bahan yang bersifat desinfektan akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sebaliknya terdapatnya zat nutrisi akan memacu pertumbuhan mikroba dekomposter. Keasaman atau pH 2 Mikroorganisme pada umumnya tumbuh dengan baik pada sekitar pH netral, hanya jenis-jenis osmofilik yang dapat tumbuh pada pH rendah asam. Jenis fungi lebih toleran terhadap pH rendah dibanding dengan bakteri. Kelembaban atau kadar air 3 Ketersediaan air menjadi syarat mutlak bagi pertumbuhan mikroorganisme, namun jumlah air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan bagi mikroba yang bersifat aerob. Jenis fungi lebih toleran terhadap kondisi kadar air rendah 187 Suhu 4 Secara umum mikroba tumbuh baik pada suhu diatas 20 C di bawah 60 C. Bakteri memiliki toleransi rendah terhadap suhu tinggi kecuali jenis termofilic, sedangkan kelompok fungi masih dapat bertahan pada temperature diatas 70 C. Penyinaran 5 Sinar ultra violet dapat menghambat pertumbuhan mikroba, bahkan pada intensitas tertentu dapat membunuh mikroba. Jenis bakteri memiliki toleransi lebih tinggi terhadap sinar. Sedangkan jenis jamur lebih peka terhadap sinar. Ketersediaan Oksigen 6 Pada pembahasan jenis mikroba telah diuraikan 3 golongan mikroba yakni aerob,anaerob dan aerob fakultatif. Pada proses dekomposisi bahan organik ketersediaan ogsigen akan mempengaruhi produk akhir yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh jenis mikroba yang dominan aktif pada proses tersebut.

t. Pengendalian Proses Fermentasi Pembuatan Produk Industri Secara