pihak pra sekolah menyediakan media atau sarana untuk menangani keinginan orangtua selaku konsumen dan menanggulangi komplain
dengan baik. Jumlah konsumen yang akan berhenti dan mencari alternatif lain sebesar 12,5 persen.
Tabel 24. Tindakan konsumen jika merasa tidak puas Tindakan yang dilakukan
jika merasa tidak puas Frekuensi
Persentase Diam saja
3 3,4
Berkeluh kesah pada temansaudara
8 9,1 Komplain kepada pihak
pra sekolah 66 75
Berhenti memanfaatkan pelayanan dan mencari
alternatif lain 11 12,5
Total 88 100
4.4. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Sebagian besar responden tidak setuju 45,7 dengan pernyataan bahwa alasan memasukan anaknya ke lembaga pra sekolah bukan hanya
karena kebutuhan, namun juga trend di masyarakat. Sebesar 37,1 persen menyatakan sangat tidak setuju. Ini berarti bahwa trend di masyarakat
bukan faktor utama. Namun, sebesar 11,4 persen responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, artinya mereka memasukan trend
di masyarakat sebagai salah satu alasan. Hal ini sesuai dengan jawaban responden ketika menjawab alasan memasukan anaknya ke lembaga pra
sekolah. Trend masyarakat memiliki persentase terkecil. Artinya, ada beberapa konsumen yang memasukan anaknya ke pra sekolah karena
mengikuti trend yang terjadi di masyarakat.
Tabel 25. Motivasi memasukan anak ke lembaga pra sekolah Memasukan anak ke pra
sekolah karena trend Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Setuju 26
37,1 Tidak Setuju
32 45,7
Biasa 4 5,7
Setuju 8 11,4
Total 70 100
Sebesar 52,9 persen responden menyatakan setuju dan sangat setuju 21,4 bahwa pendidikan pra sekolah penting, karena
perkembangan kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai lebih dari 50 persen pada usia enam tahun. Ini berarti bahwa responden mengerti
pentingnya lembaga pra sekolah dan mempunyai pengetahuan akan kemampuan pengembangan kecerdasan anak pada usia dini.
Tabel 26. Pengetahuan konsumen Pentingnya pra sekolah karena perkembangan
kecerdasan telah mencapai 50pada usia 6 tahun
Frekuensi Persentase sangat tidak setuju
2 2,9
tidak setuju 3
4,3 biasa 13
18,6 setuju 37
52,9 sangat setuju
15 21,4
Total 70 100
Sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa anaknya akan lebih berprestasi di sekolah dasar jika dimasukan ke
lembaga pra sekolah 30. Namun sebesar 24,3 persen mengambil sikap netral.
Tabel 27. Persepsi konsumen
Anak akan lebih berprestasi di SD jika dimasukan ke lembaga pra sekolah
Frekuensi Persentase sangat tidak setuju
5 7,1
tidak setuju 17
24,3 netral 17
24,3 setuju 21
30 sangat setuju
10 14,3
Total 70 100
Sebesar 45,7 persen berani memasukan anaknya ke sekolah baru asal sesuai kriteria. Hal ini menunjukan kepribadian konsumen yang cukup
berani menanggung resiko. Namun, pihak penyelenggara harus dapat meyakinkan konsumen bahwa lembaga pra sekolah yang baru berdiri
tersebut memenuhi kriteria.
Tabel 28. Kepribadian konsumen memasukkan anaknya ke pra sekolah yang baru berdiri
Frekuensi Persentase
sangat tidak setuju 5
7,1 tidak setuju
9 12,9
biasa 5 7,1
setuju 32 45,7
sangat setuju 19
27,1 Total 70
100 Kepribadian konsumen yang tidak mudah dipengaruhi orang lain
atau media promosi, sehingga keputusan pemilihan lembaga pra sekolah didominasi oleh keyakinan dan kepercayaan terhadap pra sekolah yang
telah menjadi pilihannya
.
Hal ini sesuai dengan pendapat mayoritas konsumen yang menganggap kegiatan promosi di media massa radio,
koran tidak terlalu berpengaruh Tabel 29. Tabel 29. Kepribadian konsumen
Mudah dipengaruhi orang lain atau media promosi
Frekuensi Persentase sangat tidak setuju
31 44,3
tidak setuju 29
41,4 biasa 5
7,1 setuju 4
5,7 sangat setuju
1 1,4
Total 70 100
Secara keseluruhan proses pengambilan konsumen terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian
dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan diperlihatkan pada Tabel 30, sedangkan faktor psikologis konsumen ditunjukkan pada Tabel 31.
Tabel 30. Proses pengambilan keputusan Proses Keputusan
Pembelian Alasan keikutsertaan Meningkatkan kemampuan
interaksi sosial 1-3 jam perhari orangtua
tidak mengawasi anak secara langsung
Pengenalan Kebutuhan
Situasi Anak dipercayakan kepada
pembantu Pencarian
Informasi Sumber informasi
Observasi langsung Pertimbangan
memilih Program pendidikan dan jenis
pelayanan yang ditawarkan produk
Respon promosi di media massa
Netral Evaluasi Alternatif
Respon terhadap harga
Netral Pengambil keputusan
Suamiayah Biaya yang
dikeluarkan per bulan
Rp 500.000 Pengantar anak
IstriIbu Pembelian
Waktu Belajar 3 hari dalam seminggu
Pasca Pembelian Tindakan jika tidak
puas Komplain kepada pihak pra
sekolah
Tabel 31. Faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
Motivasi Memasukan anak karena kebutuhan bukan
trend Persepsi
Setuju anak akan lebih berprestasi di SD jika dimasukan ke pra sekolah
Pengetahuan Setuju pentingnya pra sekolah karena
kecerdasan anak telah mencapai50 pada usia 6 tahun
Berani menggunakan pra sekolah yang baru berdiri asal sesuai kriteria
Kepercayaan dan tingkah laku
Tidak mudah dipengaruhi orang atau media promosi
4.5. Pengaruh Karakteristik Konsumen terhadap Keputusan Pembelian