Tabel 13. Situasi anak tidak berada dalam pengawasan orangtua Waktu anak tidak berada
dalam pengawasan orangtua per hari
Frekuensi Persentase 1-3 jam
24 34,3
3-5 jam 17
24,3 5-7 jam
15 21,4
7-9 jam 13
18,6 9 jam
1 1,4
Total 70 100
Mayoritas responden mempercayakan anak mereka pada suster atau pembantu 52,9, jika mereka tidak bisa mengawasi anaknya secara
langsung. Sisanya terbagi pada suami 18,6, nenek atau kakeknya 17,1, saudara 8,6 dan tetangga 2,9. Mempercayakan anak
kepada pembantu atau suster telaah menjadi kebiasaan wanita baik ibu rumah tangga mapun wanita bekerja.
Tabel 14. Pengawas anak selain ibu Pengawas anak
selain orangtua Frekuensi Persentase
Suami 13 18,6
NenekKakek 12 17,1 Saudara 6
8,6 SusterPembantu 37 52,9
Tetangga 2 2,9
Total 70 100
4.3.2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan untuk memasukan anaknya ke lembaga pra sekolah, maka tahap selanjutnya adalah pencarian
informasi. Berdasarkan hasil kuesioner yang ditampilkan pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa informasi yang konsumen peroleh berasal dari
berbagai sumber. Responden diperbolehkan memilih lebih dari satu pilihan. Mayoritas responden menyatakan bahwa informasi mengenai pra
sekolah mereka dapatkan dari observasi langsung, dengan jumlah persentase mencapai 36,2 persen. Ketika mereka merasakan kebutuhan
untuk memasukan anaknya ke pra sekolah, mereka akan berkeliling dan mendatangi sendiri lembaga pra sekolah tersebut, dan mencari informasi
langsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, dan mereka dapat melihat langsung kondisi pra sekolah tersebut.
Tahap ini, karyawan lembaga pra sekolah memegang peranan penting. Karena kesan pertama akan mempengaruhi keputusan konsumen.
Sumber informasi lainnya yaitu papan reklame atau spanduk yaitu sebesar 22 persen. Karena biasanya, informasi mengenai tempat pra
sekolah mereka dapatkan dari papan reklame atau spanduk yang berada di tempat-tempat strategis yang biasa mereka lewati atau di depan lembaga
pra sekolah itu sendiri. Sebesar 15,6 persen responden mendapatkan informasi dari rekan
kerja, sahabat dan tetangga. Sedangkan, sebesar 10,6 persen informasi didapatkan dari keluarga dan saudara. Disini kekuatan ”word of mouth”
perlu lebih diperhatikan dibandingkan mengadakan iklan di media massa 3.
Tabel 15. Sumber informasi Sumber informasi
Frekuensi Persentase
Keluargasaudara 15 10,6
Rekan kerjasahabattetangga 22
15,6 Karyawan pra sekolah yang
datang ke rumah 1 0,7
Observasi langsung 51
36,2 Iklan di media massa
3 2,1
Papan reklamespanduk 31
22 Brosur selebaran
12 8,5
Pameranacara khusus 6
4,3 Total 141
100
4.3.3. Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
Responden diminta untuk merangking prioritas mereka terhadap komponen bauran pemasaran yang menjadi dasar pertimbangan. Tabel 16
menunjukkan bahwa program pendidikan dan jenis pelayanan yang ditawarkan merupakan prioritas yang pertama. Ketika konsumen
melakukan observasi langsung ke lembaga pra sekolah, maka hal utama yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih pra sekolah adalah
program yang ditawarkan. Peringkat kedua adalah karyawan dan pengajar yang berpengalaman. Hal ini wajar terjadi, karena jasa pendidikan
merupakan proses transfer ilmu, sehingga peranan seorang pengajar akan menentukan kualitas pendidikan anak-anak selaku murid pra sekolah.
Sebaik apapun metode pendidikan yang ditawarkan, jika tidak disampaikan dengan cara yang baik, tentu tidak akan memperoleh hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Peringkat ketiga dari pertimbangan konsumen dalam memilih
lembaga pra sekolah adalah kelengkapan fasilitas. Kelengkapan fasilitas tersebut dapat berupa aula bermain, perpustakaan, taman bermain dan lain-
lain. Hal ini berkaitan dengan jiwa anak-anak yang suka bermain. Peringkat keempat adalah letak lokasi dan akses yang mudah.
Sedangkan peringkat kelima adalah harga yang sesuai. Salah satu pertimbangan pemilihan pra sekolah adalah kesesuaian harga dengan
fasilitas dan kualitas yang tawarkan. Peringkat keenam adalah proses pelayanan yang baik. Proses ini
meliputi penyampaian jasa dari pihak pra sekolah kepada pihak orangtua selaku penguna jasa pra sekolah tersebut. Karyawan yang ramah dan
profesional dengan pelayanan yang tepat, dan cepat akan membuat konsumen merasa nyaman dan menjadi salah satu penentu kepuasan.
Peringkat ketujuh adalah promosi yang menarik dan informatif. Kegiatan promosi akan mampu membuat konsumen tertarik untuk mengetahui
gambaran pra sekolah secara lebih mendalam dan menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan memilih suatu lembaga pra sekolah.
Tabel 16. Pertimbangan memilih pra sekolah berdasarkan prioritas Pertimbangan memilih
lembaga pra sekolah Bobot Bobot
Peringkat Program pendidikan dan jenis
pelayanan yang ditawarkan product
484 23,48 1
Harga yang sesuai price 263
12,77 5
Promosi yang menarik dan informatif promotion
184 8,93 7
Letak lokasi dan akses yang mudah place
271 13,14 4
Karyawan dan pengajar yang berpengalamanpeople
326 15,82 2
Proses pelayanan yang baik process
261 12,66 6
Kelengkapan fasilitas physical evidence
272 13,20 3
Total 2.061 100
Data pada Tabel 17, lembaga pra sekolah yang terdapat dekat rumah baik formal maupun non formal diluar pra sekolah yang diikuti
mayoritas berjarak kurang dari 500 meter yaitu sebesar 52,9 persen. Sedangkan sisanya berjarak 600 meter sampai satu kilometer sebesar 11.4
persen. Jarak satu kilometer sampai 2,5 kilometer sebesar 17,1 persen dan lebih dari 2,5 kilometer sebesar 18,6 persen. Ini berarti bahwa sebagian
besar responden tidak menganggap jarak dekat sebagai faktor utama dalam memutuskan memilih lembaga pra sekolah.
Tabel 17. Alternatif jarak ke lembaga pra sekolah dari rumah
Jarak pra sekolah dekat rumah Frekuensi Persentase
0-500 meter 37
52,9 600 meter - 1 kilometer
8 11,4
1,1 kilometer- 2,5 kilometer 12
17,1 2,5 kilometer
13 18,6
Total 70 100
Respon konsumen terhadap kegiatan promosi yang dilakukan lembaga pra sekolah melalui media massa mayoritas netral 51,4.
Konsumen yang menganggap penting peranan media massa sebesar 22,9
persen. Angka ini tidak berbeda jauh dengan persentase konsumen yang menganggap tidak penting peranan promosi di media massa yaitu 18,6
persen. Sisanya 4,3 persen menganggap sangat penting dan angka inipun tidak berbeda jauh dengan respon sangat tidak penting konsumen 2,9.
Ini berarti peranan promosi melalui media massa tidak terlalu berpengaruh terhadap respon konsumen.
Tabel 18. Respon konsumen terhadap promosi melalui media massa radio koran
Respon Frekuensi
Persentase Sangat Tidak Penting
2 2,9
Tidak Penting 13
18,6 Netral 36
51,4 Penting 16
22,9 Sangat Penting
3 4,3
Total 70 100
Tabel 19 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen berpendapat netral terhadap variabel harga 40. Artinya pra sekolah yang
menawarkan harga yang lebih murah dari pra sekolah lain tidak terlalu mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih pra sekolah. Sebesar
30 persen menyatakan penting, dengan syarat bahwa harga yang lebih murah tersebut tidak menurunkan kualitas yang ditawarkan.
Tabel 19. Respon konsumen terhadap harga Harga lebih murah dari
pra sekolah lain Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3
4,3 Tidak Penting
10 14,3
Netral 28 40,0
Penting 21 30,0
Sangat Penting 8
11,4 Total 70
100
4.3.4. Pembelian