3.2. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data melalui kuesioner yang disebar ke outlet-outlet franchise Alfamart di wilayah Jabotabek untuk
diisi oleh franchisee. Yang meliputi Distribution Center DC Cileungsi, Bekasi dan Serpong. Hal ini berdasarkan pengamatan penulis bahwa di
wilayah Jabotabek keberadaan Alfamart tengah menjamur dan berkembang pesat. Sehingga penelitian akan lebih mudah dilakukan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2006.
3.3. Metode Penelitian 3.3.1.
Penentuan Contoh
Populasi dari penelitian ini adalah semua outlet franchise Alfamart yang berada di wilayah DC Cileungsi, DC Bekasi dan DC
Serpong yang meliputi daerah Bogor, Depok, Jakarta, Bekasi, dan Serpong. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode
kuota, yaitu pembagian jumlah outlet sesuai dengan proporsinya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pembagian jumlah sampel masing-masing daerah.
NO DC
JUMLAH OUTLET
FRANCHISE PROPORSI
JUMLAH CONTOH
1 Cileungsi 57
0.53 30
2 Bekasi 28
0.26 7
3 Serpong 22
0.21 5
JUMLAH 107 1,00 42
Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah sampel sebesar 42 responden. Namun karena pertimbangan managemen Alfamart,
responden yang dapat diberikan kuesioner dan diwawancarai adalah sebanyak 40 orang. Metode penarikan contoh yang digunakan
adalah menggunakan teknik pengambilan sampel secara non- probability yaitu dengan metode convinience sampling. Dengan
metode ini peneliti memilih sampel dari anggota populasi yang bersedia menjadi responden, dalam hal
ini adalah franchisee Alfamart yang bersedia diwawancarai.
3.3.2. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari franchisee Alfamart dengan
menggunakan perangkat kuisioner di tempat-tempat survei. Selain itu dilakukan juga pengamatan, wawancara dan pencatatan langsung di
lapangan. Wawancara dilakukan dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya SAT sebagai pemegang lisensi merek dagang Alfamart. Untuk
menunjang data primer, wawancara juga dilakukan terhadap beberapa informan. Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan, yang
dipublikasikan oleh perusahaan sendiri maupun literatur-literatur lain yang diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dari Asosiasi
Franchise Indonesia AFI, majalah ‘FRANCHISE’ dan
‘MARKETING’, dan literatur lainnya. Situs-situs ekonomi dan bisnis juga turut melengkapi data-data yang dibutuhkan.
3.3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh dengan melakukan wawancara dengan franchisee Alfamart akan ditabulasi dan diolah dengan rumus
statistika menggunakan program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows ver.11.5 Adapun tahap pengolahannya adalah yang pertama
melalui proses uji validitas-reliabilitas terlebih dahulu. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan andal, maka selanjutnya dilakukan
analisis data menggunakan Analisis Faktor dan Model Fishbein. a.
Uji Validitas
Menurut Sugiyono 2003, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan hasil penelitian
yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik Korelasi Product
Moment. Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih adalah sama. Rumus dari
teknik ini adalah sebagai berikut :
2 2
∑ ∑
= y
x xy
r
xy
....................................................... 2 Dimana :
r
xy
= Korelasi antara variabel x dengan y x =
_
x
i
x −
y =
_
y
i
y −
atau dengan rumus berikut :
{ }{
}
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
2 2
2 2
i i
i i
i i
i i
xy
y y
n x
x n
y x
y x
n r
........... 3 Dengan :
Ho = instrumen dinyatakan tidak valid
Ha = instrumen
dinyatakan valid
Kemudian r
xy
di bandingkan dengan r
tabel
dengan taraf kesalahan tertentu. Jika r
hitung
lebih besar dari harga r
tabel
, maka Ho ditolak dan terima Ha.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas sangat penting dalam suatu penelitian. Menurut Supranto 2001, ada dua manfaat dalam memiliki skala
dengan keandalan tinggi high reliability; yaitu : 1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan kepuasan lebih
baik daripada skala dengan keandalan rendah. 2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan
yang signifikan sangat berarti antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain berkorelasi.
Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan Alfa Cronbach. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
− −
=
∑
2 2
1 1
t i
i
s s
k k
r ............................................. 4
Dimana : k
= mean kuadrat antara subyek
∑
2 t
s = mean kuadrat kesalahan
2 t
s = varians
total Rumus untuk varians total dan varians item adalah :
2 2
2 2
n x
n x
s
i t
t
∑ ∑
− =
............................................... 5
2 2
n Jk
n Jk
s
s i
i
− =
......................................................... 6 Dimana :
Jk
i
= Jumlah kuadrat seluruh skor item Jk
s
= Jumlah kuadrat subyek
c. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah sebuah metode peubah ganda yang bertujuan menjelaskan hubungan antara banyak variabel
berkorelasi yang sulit diamati menjadi variabel yang sedikit dan berarti secara konseptual dan relatif bebas, yang disebut faktor.
Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan interrelationship antar sejumlah variabel yang saling independen
satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.
Kumpulan variabel disebut faktor, dimana faktor tersebut tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya Santoso, 2003.
Tujuan dari analisis faktor adalah: 1. Data Summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan
antar variabel dengan melakukan uji korelasi. 2. Data Reduction, yaitu setelah melakukan korelasi, dengan
proses membuat kumpulan variabel baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini terdiri dari 25 variabel yang telah ditentukan sebelumnya, karena variabel
tersebut dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian yang akan dilakukan konsumen. Variabel-variabel tersebut terdiri dari:
Besarnya Investasi, Reputasi merek, Jaringan tokobranch, X
5
Temankenalan, Keluarga, Jiwa wirausaha, Pengalaman bisnis ritel, Sistem managemen, PBP dan BEP, Ketersediaan dana,
Promosi, Pelatihan Managemen, Kualitas franchise, Latar belakang perusahaan, Harga jual produk, Variasi produk Pemasok
supplier, Pelayanan toko, Penampilan toko, Komunikasi dengan franchisor, SOP Standard Operation Procedure, Potensi bisnis
ritel, Motivasi pembelian, Mencari pengalaman. Proses pengolahan menggunakan software SPSS 11.5 for windows.
Santoso 2003 mengemukakan proses dasar dari analisis faktor adalah:
1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan
menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity dan pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA.
3. Melakukan proses inti analisis faktor yaitu factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang
telah lolos pada uji sebelumnya. 4. Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor
yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa
metode rotasi: a.
Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90º dengan proses rotasi, terdiri dari metode Quartimax, Varimax, dan
Equimax. b.
Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90º , yang terdiri dari metode Oblimin, Promax,
dan Orthoblique.
5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, dengan memberi
nama atas faktor yang terbentuk tersebut. Pemberian nama harus mewakili karakteristik dari variabel-variabel asal.
d. Model Fishbein