III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gejala yang tampak dalam perekonomian masyarakat akhir-akhir ini adalah semakin berkembangnya perdagangan eceran retailing, baik yang
berskala besar modern, maupun kecil informal. Konsumsi barang terutama consumer goods seperti kebutuhan sehari-hari, kebutuhan rumah tangga tidak
akan pernah berhenti apapun kondisinya, bisa berkurang tetapi tidak untuk berhenti. Sehingga tidak salah, bila sektor konsumsi masih menjadi
primadona. Indikasinya, industri ritel pertahunnya tetap tumbuh. Tidak hanya tumbuh dari sisi jumlah outletnya, namun juga dari sisi sales volume.
Menurut data, hingga saat ini total outlet ritel di Indonesia mencapai 5000 outlet dengan total sales sebesar Rp. 140 triliun. Angka sebesar itu
membuktikan bahwa bisnis ritel sangat menjanjikan. Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis ritel modern, terlebih
pada sektor minimarket, membawa dampak yang signifikan terhadap pola berbelanja masyarakat di perkotaan maupun di daerah pelosok sekalipun.
Mereka mulai cenderung meninggalkan outlet tradisional dan memilih outlet modern dalam berbelanja. Adapun pola pengembangan pasar bisnis ritel
modern yang tengah mengalami perkembangan yang fantastik adalah melalui pola waralaba franchising selain lisensi dan keagenan. Beberapa pemain
bisnis ritel di Indonesia seperti Indomaret, Alfamart, Starmart, AMPM, maupun Circle K menjadi besar dan sukses, salah satunya karena praktek
franchising-nya. Penelitian ini terkait strategi pengembangan usaha sebagai kegiatan
distribusi barang consumer goods, dalam konteks bauran pemasaran melalui salah satu tipe corporate retailing, yaitu franchising yang dilakukan
perusahaan retail retailer modern dibidang minimarket. Fokus penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
franchise Alfamart. Selain itu penelitian ini akan membahas tentang efektifitas strategi franchise yang sudah diterapkan franchisor kepada
franchisee Alfamart melalui evaluasi perilaku franchisee. Kerangka pemikiran penelitian lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6.
Data diperoleh melalui survei dengan penyebaran kuesioner kepada responden, dan diperoleh skor tingkat kepentingan dan kepercayaan terhadap
atribut franchise Alfamart, dan skor mengenai seberapa penting pengaruh variabel-variabel yang diduga mempengaruhi franchisee dalam pembelian
franchise. Kemudian data diolah dengan analisis faktor untuk mengelompokkan variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan
pembelian franchise ke dalam faktor-faktor yang nantinya akan terbentuk, kemudian analisis sikap multiatribut Fishbein untuk mengetahui sikap
franchisee terhadap atribut franchise Alfamart.
Gambar 6. Kerangka Pemikiran dalam Penelitian Analisis
Faktor Potensi Bisnis Ritel yang
Menjanjikan
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Pembelian Franchise
Ketatnya Persaingan Usaha Minimarket Dengan Sistem franchise
Studi Perilaku Franchisee
Evaluasi Perilaku Franchisee
RekomendasiPerbaikan Strategi Franchise Alfamart
Model Fishbein + Matriks
Important Performance
3.2. Waktu dan Tempat