Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap produk atau merek ditentukan oleh dua hal yaitu, kepercayaan terhadap atribut yang
dimiliki produk atau merek dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut. Model tersebut biasanya digunakan untuk mengukur sikap
konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk. Komponen e
i
mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut sedangkan b
i
mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek.
Sumarwan 2003 mengemukakan tiga konsep utama dari Model Fishbein sebagai berikut:
1. Atribut Salient Belief
Atribut adalah karakter dari objek sikap Ao. Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering
disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen
ketika mengevaluasi suatu objek sikap Ao, suatu produk.
2. Kepercayaan Belief
Kepercayaan adalah kekuatan kepercayan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap
berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur
kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing- masing merek.
3. Evaluasi Atribut
Merupakan evaluasi terhadap baik buruknya suatu atribut dari produk, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen.
Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan menganggap
atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda.
2.11. Important Performance Martrix
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang terbagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak
Kepentingan
= Y
= X
lurus pada titik X, Y, dimana X merupakan rataan skor tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan Y merupakan rataan
skor tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini:
Gambar 5. Diagram kartesius Supranto, 2001 Kepuasan
Prioritas Utama A
Prioritas Rendah B
Berlebihan D
Pertahankan Prestasi B
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gejala yang tampak dalam perekonomian masyarakat akhir-akhir ini adalah semakin berkembangnya perdagangan eceran retailing, baik yang
berskala besar modern, maupun kecil informal. Konsumsi barang terutama consumer goods seperti kebutuhan sehari-hari, kebutuhan rumah tangga tidak
akan pernah berhenti apapun kondisinya, bisa berkurang tetapi tidak untuk berhenti. Sehingga tidak salah, bila sektor konsumsi masih menjadi
primadona. Indikasinya, industri ritel pertahunnya tetap tumbuh. Tidak hanya tumbuh dari sisi jumlah outletnya, namun juga dari sisi sales volume.
Menurut data, hingga saat ini total outlet ritel di Indonesia mencapai 5000 outlet dengan total sales sebesar Rp. 140 triliun. Angka sebesar itu
membuktikan bahwa bisnis ritel sangat menjanjikan. Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis ritel modern, terlebih
pada sektor minimarket, membawa dampak yang signifikan terhadap pola berbelanja masyarakat di perkotaan maupun di daerah pelosok sekalipun.
Mereka mulai cenderung meninggalkan outlet tradisional dan memilih outlet modern dalam berbelanja. Adapun pola pengembangan pasar bisnis ritel
modern yang tengah mengalami perkembangan yang fantastik adalah melalui pola waralaba franchising selain lisensi dan keagenan. Beberapa pemain
bisnis ritel di Indonesia seperti Indomaret, Alfamart, Starmart, AMPM, maupun Circle K menjadi besar dan sukses, salah satunya karena praktek
franchising-nya. Penelitian ini terkait strategi pengembangan usaha sebagai kegiatan
distribusi barang consumer goods, dalam konteks bauran pemasaran melalui salah satu tipe corporate retailing, yaitu franchising yang dilakukan
perusahaan retail retailer modern dibidang minimarket. Fokus penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
franchise Alfamart. Selain itu penelitian ini akan membahas tentang efektifitas strategi franchise yang sudah diterapkan franchisor kepada