Perbedaan antara model master franchising, model sub franchising dan model area development franchising terletak
pada on going relationship antara franchisor dan Franchisee, dari siapa Franchisee harus mendapatkan dukungan support
dan kepada siapa fee dan royalty harus dibayar Depperindag,1998. Pada model master franchising, master
franchise memberikan initial training dan support sedangkan on going support diberikan oleh franchisor. Dalam hal ini
master franchisee mendapatkan bagian dari royalty dan advertising fee yang dibayarkan oleh franchisee kepada
franchisor. Pada model sub franchising, sub franchisor memberikan
training, initial support dan on going support. Royalty dan fee termasuk juga advertising fee dibayar oleh franchisee kepada
sub franchisor, dan kemudian sub franchisor membayar sebagian tertentu kepada franchisor. Pada model ini franchisor
memberikan training, support, dan on going support kepada franchisee. Area developer membayar front end fee dan
franchisee membayar royalty langsung kepada franchisor, akan tetapi area developer tidak mendapat bagian dari royalty
maupun advertaising fee. Ia hanya mendapat bagian dari keuntungan dari tiap unit, apabila ia mempunyai saham di
dalamnya.
b. Persyaratan Menjalankan Sistem Franchise
Menurut Mendelshon dan Achesen 1993 terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi suatu bisnis untuk
dapat difranchisekan, yaitu: 1 konsep tersebut harus dibuktikan dengan operasi percobaan yang dapat
didemonstrasikan dengan sukses, 2 citra merek, sistem dan metode bisnis tersebut harus berbeda, 3 Sistem dan metode
tersebut haruslah dapat dibedakukan secara sukses kepada orang lain dalam kerangka waktu yang wajar secara ekonomis, 4
perolehan finansial yang didapatkan dari operasi bisnis franchise harus memungkinkan franchisee untuk mendapatkan
return on asset yang layak, 5 franchisor dapat memperoleh laba yang layak secara terns-menerus, dari uang franchise
franchise fee. Di samping persyaratan umum yang berlaku bagi suatu
usaha komoditi yang akan difranchisekan, terdapat persyaratan khusus bagi seseorangunit usaha tertentu untuk menjadi
franchisor atau sebagai franchisee. Persyaratan bagi franchisor sesuai dengan Lokakarya Balltbangkop dan PK pada tahun
1996 dalam buku Franchise: pengertian, Kendala dan Solusinya, adalah sebagai berikut: 1 telah lama menekuni bisnis, 2
memiliki perusahaanmerek dagang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, sehingga produkjasa dapat dipasarkan secara
meluas, 3 tingkat kemampuan yang cukup tinggi dan stabil, 4 bemiat untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka
perluasan usahanya, 5 memiliki sistem bisnis yang mantap dan mudah diajarkan teachable, 6 sistem manajemen dan
pemasaran yang digunakan terbukti mampu meraih keuntungan, dan 7 produkjasa dapat dipasarkan secara
meluas widely marketable. Perusahaan franchisor tersebut memiliki persyaratan yang sudah mantap dalam arti memiliki
kemampuan profitabiliy, memiliki sumber daya yang bisa membantu mengembangkan franchisee dan hares mempunyai
sistem yang telah terbukti berhasil. Untuk menilai tingkat kedewasaan Franchisor dan tahapan perkembangannya
beserta masalah-masalah yang timbul pada setiap tahap dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Tahapan Perkembangan Franchisor Berdasarkan Jumlah Franchisee
Jumlah Franchisee
Keterangan
1 – 10 Pada tahap ini Franchisor masih meraba-raba cara yang dipilihnya. Ini
terjadi ketika ia mengetahui apakah dia telah cukup cermat atau belum dalam melakukan uji coba terhadap konsepnya. Franchisor sangat
rentan terhadap pengalamannya dalam menyeleksi franchisee. Dia merasa tidak sabar karena telah menginvestasikan sumber dayanya
dalam mempersiapkan pemasaran franchisenya dan terus menjual franchisenya untuk mendapatkan anus kas
11 – 40 Franchisor sekarang telah mengatasi rintangan pertamanya, namun dia
menghadapi masalah dengan empat atau lima dari sepuluh franchiseenya yang bdak puas. Sdat kebdakpuasan ini mungkin tidak nyata, tetapi
dapat menyita banyak waktu franchisor. Pada tahap ini, seandainya franchise belum tersusun dengan baik, bermacam-macam stress dan
ketegangan dapat timbul. Pada titik ini pun franchisor akan mengembangkan infrastruktur organisasinya untuk mengatasi
peninakatan iumlah franchisee serta pertumbuhan bisnisnya. Kehati- hatian harus diambil untuk menjamin bahwa angka pertumbuhan tidak
melebihi sumber daya dan kapasitas franchisor.
41 – 100 Pada tahap ini bisnis franchise relatif telah dewasa. Franchisor sudah
terorganisir dengan baik dan telah menikmati penghasilan yang memadai dari aktifitasnya. Franchisor mengalihkan perhatiannya untuk
meletakkan dasar bagi ekspansi bisnisnya. Pada tahap ini franchisor juga akan perlu mengevaluasi apa yang telah tejadi di dalam bisnisnya.
Saat ini cukup memungkinkan franchisor menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perubahan serta pelayanan yang terbaik terhadap
franchiseenya.
Lebih dari 100 Di sini franchisor mencapai kematangan dan seluruh informasi yang
relevan yang diperlukan untuk menilai sistem franchise telah tersedia. Franchisee yang ada akan menyediakan sumber informasi yang
berharga tentang kualitas Franchisor dan sistem franchise serta hubungan yang ada diantara mereka. Keberhasilan franchisor untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan dan memberikan respon terhadap perkembangan dan peluang-peluang pasar juga akan menjadi nyata
terlihat.
Persyaratan khusus bagi franchisee adalah sebagai berikut: 1 memiliki modal atau dana investasi yang
memadai dengan kinetja usaha yang baik, 2 mampu menjalin kerjasama dengan baik dan berani menanggung
resiko, 3 mempunyai pengalaman bisnis yang memadai, terutama di bidang yang diminati, 4 memiliki lokasi usaha
yang sesuai dengan persyaratan franchisor, dan 5 mengikuti aturan main yang telah ditetapkan oleh franchisor. Selain itu
dalam merekrut franchisee perlu dihindari karakteristik atau pola prilaku sebagai berikut Mendelsohn, 1993: 1
franchisor yang sebelumnya telah berbisnis sendiri, dan
mungkin pada tipe bisnis yang sama dengan sistem franchise, 2 franchisee yang puas dengan dirinya sendiri, 3
franchisee yang penakut, 4 franchisee yang fdak mengikuti sistem, 5 franchisee yang dipengaruhi oleh keluarga atau
teman yang usil, 6 franchisee yang berharap terlalu banyak, 7 franchisee yang tidak mempunyai bakat yang cocok.
c. Dampak Pola Franchise bagi Franchisor