Peran PPATK Dalam Mengawasi Honorarium yang Diterima Advokat

C. Peran PPATK Dalam Mengawasi Honorarium yang Diterima Advokat

Indonesia dalam memberantas pencucian uang telah membentuk rezim anti pencucian uang yang merupakan lembaga khusus atau centralnya dibentuk PPATK sebagai Financial Intelligence Unit FIU atau istilah asingnya The Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre INTRAC yang didirikan pada tanggal 17 April 2002. PPATK adalah lembaga independen di bawah Predisen RI yang disahkan dalam UU PPTPPU. Sebagai sebuah badan Financial Intelligence yang memiliki tugas dan wewenang yang diatur dalam undang-undang, PPATK merupakan kelembagaan yang bersifat independen, bebas dari campur tangan yang bersifat politik seperti lembaga negara, penyelenggara negara dan pihak lain. Ada dua tugas utama PPATK, yaitu mendeteksi terjadinya tindak pidana pencucian uang dan membantu penegakan hukum yang berkaitan dengan pencucian uang dan tindak pidana yang melahirkannya predicate offences. Lembaga ini memiliki fungsi : 89 1. Mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang 2. Mengelola data dan informasi yang diperoleh PPATK 3. Mengawasi kepatuhan pihak pelapor 4. Menganalisis atau memeriksa laporan dan informasi transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang. PPATK dalam menjalankan fungsi-fungsinya tersebut diberikan wewenang sebagai berikut : 90 89 Philips Darwin, Op.Cit., hlm.84-85. 1. Mengumpulkan, menyimpan, menghimpun, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh dari penyedia jasa keuangan 2. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan transaksi keuangan yang mencurigakan 3. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi lain yang berwenang mengenai informasi yang diperoleh sesuai ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang 4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah sehubungan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang 5. Melaporkan hasil analisis terhadap transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada kepolisian untuk kepentingan penyidikan dan kejaksaan untuk kepentingan penuntutan dan pengawasan 6. Membuat dan menyampaikan laporan mengenai analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala kepada Presiden, DPR, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan bagi Penyedia Jasa Keuangan. Jadi, PPATK memang dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Pengawasan pemberian honorarium kepada advokat memang perlu dilakukan karena honorarium ini dapat dijadikan sebagai sarana pencucian uang. Karena dapat dijadikan sarana pencucian uang, maka memang sudah sepantasnya pengawasan ini dilakukan oleh PPATK. UU PPTPPU memang hanya mengatur bahwa yang menjadi pihak pelapor hanya Penyedia Jasa Keuangan PJK, namun di dalam Rancangan Undang- 90 Ibid, hlm.86-87. Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang hal itu diperluas dan dibagi menjadi tiga bidang. Selain PJK, profesi seperti advokat, notaris dan akuntan publik serta penyedia barang dan atau jasa semisal agen properti, dealer mobil, pedagang perhiasanbarang antik sudah ditetapkan menjadi pihak pelapor. Dalam klausul lain Rancangan Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang disebutkan pula, pelapor diberi kewenangan untuk menunda transaksi selama 5 hari kerja yang disebabkan oleh: pertama, patut diduga digunakan untuk menampung aset yang berasal dari tindak pidana. Kedua, digunakan tidak sesuai dengan alasan pembukaan rekening. Dan ketiga, diketahui menggunakan dokumen palsu. 91 Karena peraturan tersebut masih dalam bentuk rancangan undang-undang, PPATK hanya bisa mengawasi rekening yang dimiliki oleh tersangka atau terdakwa pencucian uang dan advokat yang bersangkutan untuk mengetahui apakah ada transaksi keuangan yang mencurigakan yang terjadi. Perbuatan yang dikategorikan sebagai transaksi keuangan yang mencurigakan adalah : 92 1. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan. 2. Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan menghindari pelaporan transaksi dari nasabah yang bersangkutan yang wajib 91 Revisi UU Tindak Pidana Pencucian Uang mewajibkan kantor advokat melaporkan transaksi keuangannya ke PPATK. Sebagian advokat menganggap tugas PPATK sudah keluar jalur, bertentangan dengan kerahasiaan klien, http:www.hukumonline.comberitabaca hol16082advokat-harus-melaporkan-transaksi-keuangannya, diakses pada tanggal 13 Februari 2015. 92 Philips Darwin, Op.Cit., hlm.89. dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan PJK sesuai dengan ketentuan undang-undang. 3. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. Namun apabila nantinya advokat diwajibkan menjadi salah satu pihak pelapor, maka penggunaan honorarium advokat sebagai sarana pencucian uang tidak akan lagi semudah yang sebelumnya. Di negara-negara seperti Perancis, Romania, Kanada, Belgia, Belanda, Spanyol, Italia, dan Australia, pihak pelapor yang wajib menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM telah diperluas hingga mencakup profesi profession dan penyedia barang dan jasa designated non-financial business. Hal ini disebabkan semakin beranekanya modus operandi pencucian uang, dan sejalan dengan revised 40+9 FATF Recommendation yang juga mewajibkan non financial business dan profession seperti advokat, notaris, akuntan publik, pedagang permata dan agen real estate untuk menjadi pihak pelapor transaksi keuangan mencurigakan dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Secara lebih spesifik, pada butir 16 40+9 FATF Rocommendation ini menyebutkan bahwa advokat, notaris, profesi hukum lainnya dan akuntan diwajibkan untuk melaporkan transaksi yang mencurigakan jika, atas nama atau untuk klien, mereka melakukan suatu transaksi keuangan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perjudian, jual beli real estate, mengelola keuangan atau saham milik kliennya, manajemen bank, dan jual beli badan usaha. 93 93 40+9 Rekomendasi FATF, http:www.ppatk.go.idfiles40dan9Rekomendasi FATF0.pdf diakses pada 15 Februari 2015.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Tentang Pemberian Honorarium Advokat Yang Digunakan Sebagai Sarana Praktik Pencucian Uang (Money Laundering

11 118 114

Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Perbankan Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)

0 92 94

Tinjauan Hukum Asas Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)”

1 93 112

Analisis Yuridis Tentang Penentuan Unsur-Unsur Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Dalam UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 66 142

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ) Dalam Mencegah Dan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)

0 49 145

Analisis Yuridis Tindak Pidana Narkoba Sebagai Predicate Crime On Money Laundering

1 63 125

BAB II KODE ETIK PROFESI ADVOKAT DI INDONESIA A. Pengertian Advokat - Analisis Yuridis Tentang Pemberian Honorarium Advokat Yang Digunakan Sebagai Sarana Praktik Pencucian Uang (Money Laundering

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Tentang Pemberian Honorarium Advokat Yang Digunakan Sebagai Sarana Praktik Pencucian Uang (Money Laundering

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Perbankan Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)

0 0 25