Gaya Kepemimpinan TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Proses Kepemimpinan Gitosudarmo 1997

2.4 Gaya Kepemimpinan

Suatu organisasi secara garis besar terdapat berbagai potensi manusia yang bekerja di dalamnya dan terbagi-bagi berdasarkan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki yaitu sebagai pengendali dan pelaksana. Pengendali dapat diartikan sebagai pemimpin dan pelaksana dapat diartikan sebagai karyawanpekerja Hersey 1990. Pemimpin merupakan salah satu peran dalam kelompokorganisasi yang diemban oleh salah seorang anggota kelompok yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu Nuraeni 2005. Salah satu unsur situasi kepemimpinan yang paling penting adalah gaya kepemimpinan. Pemimpin membentuk gaya mereka dalam periode waktu tertentu melalui pengalaman, pendidikan, dan pelatihan Hersey 1990. Tannenbaum dan Schmidt diacu dalam Hersey 1990 mengemukakan bahwa paling sedikit terdapat empat faktor internal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer yaitu sistem nilai manajer, rasa yakin terhadap bawahan, inklinasi kepemimpinan, dan perasaan aman dalam situasi tertentu. Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan orang-orang dalam bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu. Pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada Pemimpin w Perilaku gaya w Keterampilan w Pengetahuan w Nilai-nilai Kelompok w Norma dan Nilai w Kepaduan w Keterikatan pada tujuan w Harapan Kelompok w Kebutuhan Kelompok Situasi w Nilai Organisasi w Teknologi w Tuntutan Tugas w Variasi tugas Hasil w Prestasi w Kepuasan Kerja Proses waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa; pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang itu Hersey 1990. Gaya kepemimpinan dapat dipelajari dan dipraktekkan, dan dalam penerapannya harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi Yayat 2001. Seorang pemimpin yang mengelola bawahan untuk melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat memimpin secara efektif melalui pendekatan tertentu. Pendekatan ini menggambarkan gaya kepemimpinan atasan. Paul Hersey 1979 menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain – yang dipersepsikan oleh orang lain. Menurut penelitian di Center of Leadership Universitas Michigan 1979 oleh P. Hersey dan KH. Blanchard, pada umumnya pemimpin memiliki gaya kepemimpinan utama dan gaya kepemimpinan keduapendukung. Gaya kepemimpinan utama dipandang sebagai pola perilaku yang paling sering digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang lain, sedangkan gaya kepemimpinan pendukung digunakan hanya pada saat-saat tertentu. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui gaya perilaku pemimpin terhadap prestasi dan kepuasan kerja kelompok. Gaya kepemimpinan utama yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard diacu dalam Hersey 1990, pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu : 1 Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku tugas, yaitu kadar upaya pemimpin mengorganisasi dan menetapkan peranan anggota kelompok pengikut; menjelaskan aktivitas setiap anggota serta kapan, di mana, dan bagaimana cara menyelesaikannya; dicirikan dengan upaya untuk menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan cara penyelesaian pekerjaan secara rinci dan jelas. Jadi gaya ini berorientasi pada tugas karyawan secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan. Penyelesaian tugas lebih diutamakan daripada pengembangan diri. 2 Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku hubungan, yaitu upaya pemimpin membina hubungan pribadi di antara mereka sendiri dan para anggota kelompok mereka pengikut dengan membuka lebar saluran komunikasi, menyediakan dukungan sosio-emosional, ’sambaran-sambaran psikologis’ seperti dukungan moral ketika bawahan merasa jenuh dalam menghadapi pekerjaan, dan pemudahan perilaku. Dengan kata lain, gaya ini berorientasi pada karyawan yaitu lebih menekankan pada memotivasi daripada mengendalikan bawahan. Seringkali karyawan diizinkan untuk membantu mengambil keputusan untuk kepentingan bersama . Model di atas, dikembangkan melalui empat kuadran yang diilustrasikan pada Gambar 2. KUADRAN I Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 4 Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan KUADRAN 2 Rendah Hubungan dan Rendah Tugas KUADRAN 3 Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan rendah Perilaku Tugas tinggi Sumber : Hersey and Blanchard, Terjemahan 1990 Gambar 2. Matriks Gaya Kepemimpinan Hersey dan Blanchard 1979 Selain mengembangkan gaya kepemimpinan, Hersey dan Blanchard bersama rekannya Hembleton juga menyusun dua instrumen kepemimpinan untuk mengukur perilaku tugas dan perilaku hubungan dalam lima dimensi perilaku serta indikator-indikatornya. Hal tersebut disajikan dalam Tabel 1. Perilaku Hubungan tinggi Tabel 1. Dimensi Perilaku Pemimpin dan Indikatornya Dimensi Perilaku Tugas Indikator Perilaku Sejauh mana pemimpin... Penyusunan tujuan Menetapkan tujuan yang perlu dicapai orang- orang. Pengorganisasian Mengorganisasi situasi kerja bagi orang- orangnya. Menetapkan batas waktu Menetapkan batas waktu bagi orang-orangnya. Pengarahan Memberikan pengarahan spesifik. Pengendalian Menetapkan dan mensyaratkan adanya laporan reguler tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Dimensi Perilaku Hubungan Indikator Perilaku Sejauh mana pemimpin... Memberikan dukungan Memberikan dukungan dan dorongan. Mengkomunikasikan Melibatkan orang-orang dalam diskusi yang bersifat ”memberi dan menerima” tentang aktifitas kerja Memudahkan interaksi Memudahkan interaksi di antara orang- orangnya. Aktif menyimak Berusaha mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan orang-orang. Memberikan balikan Memberikan balikan tentang prestasi orang- orang. Sumber : Hersey 1990 Gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku tugas dan hubungan dapat dikombinasikan juga dalam berbagai bauran dan menghasilkan empat macam gaya kepemimpinan lainnya. Gaya ini diterapkan pemimpin berdasarkan faktor kemampuan bawahan yang dapat bekerja mandiri dan tidak bergantung pada pemimpin, yaitu: 1. Gaya memerintah, ciri yang paling dominan adalah mengatakan, menegaskan, dan membentak. Gaya diterapkan apabila bawahan tidak terlalu mandiri. 2. Gaya partisipatif, ciri yang dominan adalah membimbing, merundingkan, dan bekerjasama. 3. Gaya karalis, ciri yang dominan adalah semangat, memudahkan, dan berkonsultasi. 4. Gaya tidak memerintah, ciri paling dominan adalah mendelegasikan. Blake dan Mouton diacu dalam Gitosudarmo 1997 mengkombinasikan teori gaya kepemimpinan tersebut menjadi suatu gridgeradi yang merefleksikan gaya kepemimpinan individual dan tim atau organisasi serta dua dimensi orientasi yaitu orientasi tugas dan orientasi hubungan yang dikenal dengan geradi manajemen. Teori ini menetapkan 9.9 sebagai manajemen yang berorientasi tinggi terhadap tugas dan hubungan yang menghasilkan tim manajemen, lebih rinci tersaji pada Gambar 3 . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perilaku Tugas Sumber : Gitosudarmo 1997 Gambar 3. Geradi Manajemen Blake dan Mouton 1979 Manajemen Kekeluargaan Manajemen Jalan Tengah Manajemen Miskin Manajemen Otoriter Manajemen Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peril aku Hubungan Kelima gaya kepemimpinan tersebut diuraikan sebagai berikut : w Manajemen miskin : menggunakan usaha yang minimal untuk menyelesaikan tugas adalah tepat untuk menjaga keanggotaan organisasi. w Manajemen otoriter : efisiensi operasi karena pengaturan kondisi kerja dengan melibatkan elemen manusia pada tingkat yang minimal. w Manajemen jalan tengah : prestasi organisasi yang memadai dimungkinkan melalui penyeimbang kebutuhan penyelesaian tugas dan menjaga moral karyawan pada tingkat yang memuaskan. w Manajemen kekeluargaan : perhatian penuh pada kebutuhan karyawan untuk memuaskan hubungan yang mengarah pada kenyamanan, suasana organisasi yang bersahabat, dan tempo kerja. w Manajemen tim : penyelesaian tugas atas komitmen karyawan saling tergantung melalui hubungan yang saling mempercayai dan menghormati dalam mencapai sasaran organisasi Gitosudarmo 1997. Pendekatan lain mengenai gaya kepemimpinan juga dikembangkan oleh Center for leadership studies dalam upayanya untuk mengembangkan suatu kerangka konseptual yang berusaha menunjuk variabel situasi yang utama dengan tepat. Model ini dikenal dengan kepemimpinan situasional. Menurut Hersey kepemimpinan situasional didasari atas hubungan antara bimbingan dan arahan perilaku tugas yang diberikan pimpinan; dukungan sosioemosional perilaku hubungan yang disediakan pemimpin; dan level kesiapan kematangan pengikut yang diperlihatkan pengikut dalam pelaksanaan tugas, fungsi, atau tujuan tertentu. Kematangan tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dan kemauan ability and willingness orang-orang dalam memikul tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri Hersey 1990. Variabel kematangan ini hanya berkaitan dengan tugas tertentu yang perlu dilaksanakannya, jadi seseorangsekelompok tidak dapat dikataka n matang atau tidak dalam arti menyeluruh. Gaya kepemimpinan situasional lainnya dikembangkan oleh Fiedler 1967 dan dikenal sebagai model kepemimpinan kontingensi. Konsep dasar teori ini adalah bahwa prestasi kelompok yang tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan kadar sejauh mana situasinya menguntungkan atau tidak Gitosudarmo 1997. Model kepemimpinan ini terdiri dari empat faktor yaitu gaya kepemimpinan dan tiga faktor situasinya yang meliputi : w struktur tugas : berkaitan dengan sejauh mana tugas kelompok bersifat rutin atau bersifat komplek; struktur tugas diklasifikasikan menjadi terstruktur dan tidak terstruktur, w suasana kelompok : disebut juga hubungan pimpinan-anggota yaitu kadar keyakinan, kepercayaan, dan rasa hormat pemgikut kepada pimpinannya; hubungan pimpinan-anggota ini diklasifikasikan menjadi baik dan buruk, w kekuasaan posisi : kekuasaan yang melekat pada kedudukan pemimpin yaitu sejauh mana pemimpin dapat mempengaruhi perilaku bawahan melalui kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, dan kekuasaan paksaan.

2.5 Prestasi Kerja Karyawan