dilakukan dengan cara mengambil air di setiap stasiun sebanyak 1,5 liter kemudian dimasukkan kedalam cool box dan dianalisis di laboratorium. Pengujian
kadar nitrat menggunakan metode brusin dengan alat spektrofotometer, dan pengujian kadar fosfat menggunakan metode asam askorbat dengan alat
spektrofotometer. Pengambilan sampel plankton rotifera dan fitoplankton dilakukan dengan
cara menarik jaring plankton secara horisontal di permukaan perairan sepanjang sepuluh meter, mesh size jaring plankton 40
μm untuk rotifera dan 28 μm untuk fitoplankton. Untuk stasiun pantai dan muara penarikan jaring dilakukan searah
garis pantai sedangkan di stasiun tambak dilakukan searah dengan lebar tambak yaitu pada bagian kiri, kanan dan tengah tambak. Air contoh yang terkonsentrasi
pada botol plankton net dipindahkan dalam botol sampel plankton berlabel, dan ditambah bahan pengawet formalin dengan konsentrasi akhir empat persen.
Larutan formalin diperoleh dari campuran satu bagian formalin teknis dengan sembilan bagian air yang mengandung sampel Arinardi et al. 1977. Selanjutnya
sampel plankton dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya Bekleyen 2001. Identifikasi jenis plankton dilakukan dengan
menggunakan buku identifikasi Newell dan Newell 1963; Yamaji 1982; Bold dan Wynne 1985; Sournia 1986; Wallace dan Snell 1991.
3.3.1.2 Kultur Alga Mikro Sebagai Pakan Rotifera
Alga mikro yang digunakan sebagai pakan rotifera adalah jenis Nannochloropsis oculata
dan Prochloron sp. dengan kepadatan 3 x 10
6
selml. Alga mikro dikultur dalam medium yang bersalinitas 20 ppt dengan komposisi
unsur hara seperti yang digunakan oleh Hirata 1975 Tabel 1. Tabel 1 Komposisi medium kultur alga Hirata 1975
Bahan Konsentrasi ppm
NH
4 2
SO4 122,6
Na
2
HPO
4
12H
2
O 23
Clewat 32 15
500 ml
1000 ml Sentrifuse
Alga Inokulasi Supernatan dibuang
Presipitat diambil
250 ml
Stok air laut yang digunakan terlebih dahulu disaring dengan aspirator 13 menggunakan kertas filter millipore 0,45
μm untuk menyaring partikel-partikel ataupun mikroorganisme yang terdapat pada air laut. Sebelum digunakan, medium
kultur disterilkan dengan otoklaf pada suhu 121 ºC selama 30 menit Cheng et al.
2004. Kultur alga dimulai dengan inokulasi masing-masing alga dari stok ke labu
Erlenmeyer 250 ml yang telah diisi medium Hirata dengan menggunakan pipet steril, dan selanjutnya labu Erlenmeyer diletakkan dalam lemari pemeliharaan.
Wadah pemeliharaan sebelumnya dicuci kemudian dibilas dengan akuades, dikeringkan dan disterilkan dengan otoklaf pada suhu 100 ºC
selama 1 menit. Wadah kultur dilengkapi dengan aerator supaya alga mikro tidak mengendap dan
mendorong pertumbuhan alga. Lemari pemeliharaan alga dilengkapi lampu TL 20 watt sebagai sumber cahaya bagi alga. Ruang pemeliharaan dilengkapi dengan
alat pendingin ruangan AC yang diatur pada suhu 25 ºC. Setelah mencapai pertumbuhan optimum yang ditandai dengan perubahan warna alga mikro menjadi
hijau pekat Isnansetyo dan Kurniastuty 1995, alga mikro dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan yang lebih besar yakni 500 ml, kemudian 1000 ml Gambar
5. Sebelum digunakan sebagai pakan rotifera, alga mikro yang sudah mencapai pertumbuhan optimum disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
Bagian supernatan dibuang dan presipitatnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang diberi penutup, selanjutnya ditempatkan pada lemari pendingin sebagai stok
pakan untuk rotifera.
Gambar 5 Prosedur kultur alga sebagai pakan B. rotundiformis
3.3.1.3 Morfometri