Aktivitas Antibakteri B. rotundiformis dengan Pakan Prochloron sp.

Hasil pengujian pada ekstrak kasar B. rotundiformis dari hasil kultur lima tingkatan salinitas yang diuji pada bakteri E. coli menunjukkan diameter zona bening terbesar yaitu pada salinitas 40 ppt dengan diameter 4,66 mm, kemudian diikuti oleh salinitas 20 ppt 2,76 mm, salinitas 50 ppt 2,60 mm, salinitas 4 ppt 2,50 mm, dan salinitas 60 ppt 1,60 mm. Ekstrak kasar B. rotundiformis dengan bakteri E. coli terlihat pada semua tingkatan salinitas terbentuk zona bening Gambar 36 dan Lampiran 12. Gambar 36 Zona bening B. rotundiformis terhadap bakteri E. coli, pakan N . oculata. Ket : 4= 4 ppt, 20= 20 ppt, 40= 40 ppt, 50= 50 ppt, 60= 60 ppt, M= Metanol, T= Tetrasiklin.

4.2.2 Aktivitas Antibakteri B. rotundiformis dengan Pakan Prochloron sp.

Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak kasar B. rotundiformis yang dikultur pada salinitas 4 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 50 ppt, dan 60 ppt dengan pakan Prochloron sp. terhadap tiga bakteri uji V. cholerae, B. subtilis, E. coli menunjukkan adanya perbedaan aktivitas dari masing-masing perlakuan. Jika dibandingkan aktivitas antibakteri B. rotundiformis hasil kultur dengan pakan N . oculata dan Prochloron sp. maka aktivitas dengan pakan Prochloron sp. lebih kecil. Aktivitas antibakteri B. rotundiformis yang diberi pakan Prochloron sp. terdeteksi menghambat aktivitas dari ketiga jenis bakteri uji, tetapi tidak semua tingkatan salinitas. Terdapat perbedaan diameter zona bening yang terbentuk dari ketiga jenis bakteri uji. 50 40

E.coli

4 20 M T 60 Tabel 12 dan Gambar 37 menunjukkan hasil pengukuran diameter zona bening ekstrak kasar B. rotundiformis yang diberi pakan Prochloron sp. terhadap 3 jenis bakteri uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan Prochloron sp. dan salinitas 4 ppt, 40 ppt, 50 ppt, 60 ppt yang terbentuk zona bening, sedangkan pada salinitas 20 ppt tidak terbentuk zona bening. Tabel 12 Diameter zona bening mm B. rotundiformis yang diberi pakan Prochloron sp. terhadap tiga jenis bakteri pada salinitas yang berbeda Diameter zona bening mm Salinitas ppt V . cholerae n B . subtilis n E . coli N 4 2,00 ± 3 2,25 0 0,35 3 3 20 3 3 3 40 3,33 ± 1,75 3 2,50 ± 0,87 3 2,00 ± 3 50 3,00 ± 3 2,00 ± 0 3 2,25 ± 0,18 3 60 3 2,00 ± 0 3 3,00 ± 3 Keterangan : Nilai rata-rata ± standar deviasi 5 10 15 20 25 D ia m et er z o n a b e n in g m m 4 20 40 50 60 Metanol Antibiotik Salinitas ppt Pakan Prochloron sp.

V.cholerae

B.subtilis

E.coli

Gambar 37 Diameter zona bening B. rotundiformis yang diberi pakan Prochloron sp. pada salinitas yang berbeda Ekstrak kasar B . rotundiformis dengan pakan Prochloron sp. yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji V. cholerae hanya pada salinitas 4 ppt, 40 ppt dan 50 ppt. Diameter zona bening yang paling besar yaitu 3,33 mm pada salinitas 40 ppt, kemudian diikuti oleh salinitas 50 ppt 3 mm dan salinitas 4 ppt 2 mm, sedangkan pada salinitas 20 ppt dan salinitas 60 ppt tidak terdeteksi adanya aktivitas terhadap bakteri uji V. cholerae Gambar 38. Gambar 38 Zona bening B. rotundiformis terhadap bakteri V. cholerae, pakan Prochloron sp. Ket : 4= 4 ppt, 20= 20 ppt, 40= 40 ppt, 50= 50 ppt, 60= 60 ppt, M= Metanol, T= Tetrasiklin. Ekstrak kasar B. rotundiformis hasil kultur dengan pakan Prochloron sp. yang diuji pada bakteri B. substilis, tidak semua perlakuan salinitas terdeteksi adanya aktivitas antibakteri. Diameter zona bening yang paling besar yaitu pada salinitas 40 ppt 2,50 mm, kemudian diikuti oleh salinitas 4 ppt 2,25 mm, 50 ppt 2 mm dan 60 ppt 2 mm, pada salinitas 20 ppt tidak terdeteksi adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji B. subtilis Gambar 39. Gambar 39 Zona bening B. rotundiformis terhadap bakteri B. substilis, pakan Prochloron sp. Ket : 4= 4 ppt, 20= 20 ppt, 40= 40 ppt, 50= 50 ppt, 60= 60 ppt, M= Metanol, A= Amoksisilin. 20 4 20 B. subtilis 60 A 40 50 M 4 20 60 A 40 B. subtilis M 4 60 20 50 40 M 50 T 40 60 20 4

V. cholerae

Ekstrak kasar B. rotundiformis yang dikultur pada salinitas 40 ppt, 50 ppt dan 60 ppt terhadap bakteri uji E. coli terdeteksi adanya aktivitas antibakteri, sedangkan hasil kultur pada salinitas 4 ppt dan 20 ppt tidak terdeteksi aktivitas antibakteri. Diameter zona bening yang terbesar adalah 3 mm pada salinitas 60 ppt, kemudian 2,25 mm pada salinitas 50 ppt dan 2 mm pada salinitas 40 ppt Gambar 40. Gambar 40 Zona bening B. rotundiformis terhadap bakteri E. coli, pakan Prochloron sp. Ket : 4= 4 ppt, 20= 20 ppt, 40= 40 ppt, 50= 50 ppt, 60= 60 ppt, M= Metanol, T= Tetrasiklin. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa zona bening terbesar yang terbentuk pada perlakuan jenis pakan N. oculata maupun pakan Prochloron sp. yaitu pada salinitas 40 ppt.

4.2.3 Aktivitas Antibakteri Alga mikro N. oculata dan Prochloron sp.