Program Kerja Pihak KBM

99 Gambar 9. Kondisi hewan yang lemas dalam kandang yang kotor Sumber. Dokumentasi pribadi Mengenai keprihatinan terhadap kondisi kebun binatang Medan sudah pernah ditulisoleh sejumlah harian surat kabar terbitan Medan dan Harian Kompas dengan judul: “Unggas Kebun Binatang Medan Belum Diperiksa”, Kompas, 22 September 2005, “Kebun Binatang Medan Gersang” Kompas, 30 September 2005, “Kebun Binatang Medan Mirip Tempat Penyiksaan Satwa”, Kompas, 18 April 2005, “Lokasi Kebun Binatang Pindah, Pengunjung Anjlok”, Kompas, 7 November 2005. Harapan dari setiap informan sebagai warga Medan semoga kedepannya pemerintah kota Medan lebih baik lagi dalam mengelola kebun binatang Medan.

4.3. Program Kerja Pihak KBM

Untuk meningkatkan kemampuan dan mencapai visi, misi dan fungsi kebun binatang, diperlukan penyusunan program kerja yang meliputi: 1 Program kerja pendidikan konservasi ex-situ; 2 Program kerja penelitian; Universitas Sumatera Utara 100 3 Program kerja pendidikan masyarakat; dan 4 Program kerja usaha jasa rekreasi, yang terdiri atas: a Pemasaran; b Promosi; dan c Penggalian dana. Belakangan ini pihak KBM telah membuat program green and clean, program tersebut dilakukan karena banyak nya kritikan dari berbagai pihak baik dari LSM maupun pengunjung akan kurangnya kebersihan di KBM. Program tersebut masih berjalan sekitar 20 dalam beberapa bulan terakhir ini

4.3.1. Kendala Yang Dihadapi Pihak KBM

Dalam menjalankan suatu pekerjaan pasti ada resiko ataupun kendala yang dihadapi. Dalam hal ini pihak Kebun Binatang Medan memiliki kendala yang perlu diperhatikan dan ditangani sebagai dampak berkurangnya keasrian kebun binatang sendiri, menurut pengakuan petugas KBM beberapa kendala yang mereka hadapi adalah : 1. Modal Modal merupakan sesuatu yang sangat penting dalam memulai suatu usaha apalagi untuk kebun binatang sendiri modal merupakan hal yang paling utama. Modal ini diperuntukkan demi kelangsungan hidup binatang-binatang sendiri supaya kelestariannya tetap terjamin. Menurut Bapak Suci petugas KBM selaku dokter hewan; sejauh ini kendala yang paling utama yang kami hadapi adalah modal. Sekalipun pihak PEMKO Medan masih memberikan bantuan namun itu belum cukup karena selain bantuan yang di beri tidak begitu besar, bantuan dari Universitas Sumatera Utara 101 PEMKO sendiri pun datang nya tidak tentu tiap tahun nya, mau 3 atau 4 tahun sekali bantuan dana dari PEMKO di terima KBM. Hal tersebut di karenakan KBM merupakan Badan Usaha Milik Daerah BUMD yang di tuntut untuk mandiri jadi pihak KBM sendiri tidak terlalu berpatokan pada dana yang diberikan oleh PEMKO. Sedangkan dari hasil penjualan tiket pengunjung KBM belum cukup untuk memenuhi kebutuhan KBM sendiri dikarenakan jumlah pengunjung yang tidak terlalu banyak. Sementara gaji seluruh karyawan, perawatan dan pemberian makan hewan, pembangunan yang terjadi di KBM harus di penuhi pihak KBM. Untuk sekarang ini pihak KBM mencukupkan modal seadanya dalam memelihara dan melestarikan hewan-hewan di kebun ini sendiri. Hal ini juga berdampak terhadap kebersihan KBM ini sendiri, karena untuk membersihkan KBM ini sendiri kita memerlukan pekerja yang cukup banyak teringat dengan luas nya KBM ini sendiri, pihak KBM juga membutuhkan dana untuk menggaji mereka dan menjamin kesejahteraan hidup karyawan mereka. Hal ini yang membuat KBM sulit untuk berkembang menjadi kebun binatang yang mempunyai daya saing. 2. Pengalokasian Masyarakat Hal ini merupakan hal yang lumayan rumit yang harus dituntaskan pihak KBM. Karena sebagian besar pengunjung merupakan masyarakat menengah kebawah yang masih kurang sadar akan kebersihan dan kenyamanan sehingga mereka banyak yang tidak menaati peraturan atau himbauan yang kami sediakan. Misalnya jangan membuang sampah sembarangan, jangan berjualan makanan Universitas Sumatera Utara 102 untuk ternak atau memberi makan ternak, namun masih banyak masyarakat yang melanggar himbauan tersebut. padahal himbauan tersebut di buat juga demi kebersihan, kenyamanan dan keselamatan hewan. Dimana hewan-hewan ini tidak sembarangan makanan bisa dimakannya, misalnya daun ubi yang masih segar tidak boleh diberikan kepada hewan karena itu sangat beracun dan bisa mematikan hewan karena daun ubi yang masih segar mengandung sianida yang bisa mematikan siapa saja yang memakannya. Memang untuk hal tersebut para petugas KBM menghimbau kepada pedagang sendiri untuk tidak menjual daun ubi yang segar, seandainya pun mereka tetap menjualnya daun ubi tersebut harus sedikit dilayukan karena tidak semua pengunjung bisa mengerti hal tersebut. Pihak KBM sendiri tidak berani untuk memberikan sanksi atau pun denda bagi pengunjung yang melanggar aturan, karena pihak KBM sendiri takut membuat pengunjung sakit hati yang nantinya, karena jika pengunjung sakit hati ditakutkan mereka tidak mau lagi datang berkunjung ke KBM. Pengunjung yang kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan sering mengecewakan pihak KBM sendiri. Padahal pihak KBM menyediakan banyak tepat sampah dengan jarak yang berdekatan supaya para pengunjung tidak lagi membuang sampah sembarangan. Namun masih banyak pengunjung yang membuang sampah disembarang tempat membuat lingkungan kebun binatang sangat kotor dengan sampah yang berserakan. Pengunjung juga sering berlaku sembarangan terhadap hewan dengan melempari hewan-hewan dengan botol minuman atau ranting. Walaupun benda kecil namun itu juga membahayakan Universitas Sumatera Utara 103 hewan dan membuat hewan terkadang mengamuk. Namun pengunjung terlihat sengaja melakukan hal tersebut supaya hewan-hewan bangun dan mengamuk. Belum lagi pedagang-pedagang warung yang selalu menawarkan tikar kepada pengunjung, padahal tikar tersebut sangat memicu datangnya sampah. Kita bisa memperhatikan sebagian besar keluarga ataupun kelompk yang duduk ditikar sambil memakan sesuatu yang bungkus dari makanan mereka bisa menyebabkan sampah, yang mana sampah tersebut akan mereka buang begitu saja dipinggir tikar tempat mereka duduk. Mereka malas untuk bangkit berdiri membuang sampah mereka ke tong sampah yang tidak jauh dari mereka. Hal seperti itu sering peneliti dan petugas KBM temukan masih terjadi di KBM. Universitas Sumatera Utara 104 Gambar 10. Tikar yang menyebabkan sampah Sumber. Dokumentasi pribadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan Brigjen Katamso pada tanggal 17 Agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari PEMKO Medan tentang peresmian kebun binatang, maka pada akhir Maret tahun 2005 dilaksanakan pengrelokasian kebun binatang kelokasi yang baru dijalan Bunga Rampai IV No.100 kelurahan Simalingkar B, kecamatan Medan Tuntungan. Kebun binatang yang baru tersebut di bangun di lahan sebesar 30 ha dan secara luas lahan telah memenuhi standart kebun binatang. Universitas Sumatera Utara