Pembelajaran Pengukuran Sudut Pengertian Matematika

commit to user 2 Sudut-sudut luar berseberangan Sudut yang berada di luar dua garis sejajar dan berseberangan terhadap garis transversal. Sudut itu disebut sudut luar berseberangan. c sudut-sudut sepihak 1 Sudut-sudut dalam sepihak Sudut yang berada di dalam dua garis sejajar dan keduanya terletak di sebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut itu di sebut sudut dalam sepihak. 2 Sudut-sudut luar sepihak Sudut yang berada diluar dua garis sejajar dan keduanya terletak di sebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut ini disebut sudut luar sepihak. 3 Hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain, berlaku: a Sudut-sudut yang sehadap sama besar. b Sudut-sudut dalam berserangan sama besar. c Sudut-sudut luar berseberangan sama besar. d Sudut-sudut dalam sepihak berjumlah 180 derajat. e Sudut-sudut luar sepihak berjumlah 180 derajat.

d. Pembelajaran Pengukuran Sudut

Konsep sudut merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam geometri. β€œThe concepts of equality, sums, and differences of angles are important and used throughout geometry, but the subject of trigonometry is based on the measurement of angles.” Konsep kesetaraan, jumlah, dan perbedaan dari sudut yang penting dan digunakan di seluruh geometri, tetapi subjek dari trigonometri didasarkan pada pengukuran sudut. Ditinjau dari segi kemanfaatan, alat- alat pengukuran dan keterampilan dalam pengukuran dapat digunakan dalam kehidupan peserta commit to user didik di masa mendatang. Peserta didik diharapkan juga dapat menghubungkan antara pengukuran dengan lingkungan, seperti menggunakan penggaris, termometer, gelas ukur, skala, dan sebagainya. Pengukuran memberikan peserta didik aplikasi yang praktis untuk keterampilan berhitung yang telah mereka pelajari. Pengukuran juga menyediakan suatu cara untuk menghubungkan antara konsep-konsep dasar geometri dengan konsep-konsep bilangan. Dengan kata lain, pengukuran akan sangat bermanfaat untuk mempelajari mata pelajaran lainnya, seperti: geografi, sains, seni, musik, dan sebagainya. Menurut standar isi mata pelajaran matematika materi pengukuran terdiri dari 12 standar kompetensi SK dan 36 kompetensi dasar KD, meliputi: pengukuran waktu, panjang, berat, sudut, dan kuantitas menghitung keliling, luas, dan volum, satuan ukuran dan hubungan antar satuan ukuran, serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan. http:www.slideshare.netNASuprawotopemb-pengukuran-luas- bgn-datar-volum-bgn-ruang-di-sd. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pengukuran sudut merupakan sebuah konsep dasar yang penting. Karena setiap kita belajar tentang geometri pasti kita temukan sudut didalamnya. Maka paham tentang pengukuran sudut adalah sesuatu yang urgen.

e. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Menurut Kline di dalam Mulyono Abdurrahman 2003: 252 menyebutkan Matematika merupakan bahasa simbol dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Dalam situs internet http.www.syarifartikel.blogspot.com, 21052010, Reyt.et, al. 1998:4 mengemukakan pendapatnya tentang Matematika yaitu, commit to user Matematika adalah 1 studi pola dan hubungan study of patterns and relationships dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya, 2. Cara berpikir way of thinking yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, 3. Suatu seni an art yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan 4 sebagai bahasa a language dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam teori dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan Matematika itu sendiri, serta 5 sebagai alat a tool yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari- hari. Johnson dan Rising 1978 menyatakan bahwa β€œ Mathematics is a creation of the human mind, concerned primarily with ideas, processes and reasoning.” Yang berarti bahwa Matematika merupakan kreasi pikiran manusia yang pada intinya berkaitan dengan ide-ide, proses-proses, dan penalaran. Http:p4tkMatematika.orgsdgeometriRuang.pdf 01052010 Johnson dan Myklebus di dalam Mulyono Abdurrahman 2003: 252 mengemukakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Demikian pula Leaner di dalam Mulyono Abdurrahman 2003: 252 mengemukakan bahwa Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Dari beberapa pendapat tentang Matematika yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari- hari.

f. Langkah- langkah Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDANEGARA KEDUNGREJA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 75

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS II SDN KRAGILAN 2 TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 86

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGOLAHAN DATA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VI SD

0 7 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SDN 02 JATI JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

1 5 107

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/

0 0 18

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/2

0 2 9

Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

1 3 272

Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI

0 0 270