Pelaksanaan Tindakan Deskripsi Data Tindakan

commit to user pembelajaran yang indikartornya sama dengan siklus I, tetapi dalam kegiatan pembelajaran ditambah beberapa metode seperti kerja kelompok, unjuk kerja dan sebagainya. Rencana pembelajaran kemudian didiskusikan dengan guru observer yang membantu peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Masukan- masukan dari observer akan dijadikan acuan untuk mengambil langkah berikutnya. Adapun indikator yang ingin dicapai dalam siklus II ini sama dengan siklus I karena pada siklus I, kesemua indikator tersebut belum tercapai maksimal. Indikatornya yaitu : a Menjelaskan pengertian Sudut b Membandingkan besar dua sudut. c Mengukur sudut dengan sudut satuan tidak baku. d Mengukur sudut dengan busur derajat. e Mengidentifikasi sudut siku- siku dari bangun datar dan benda- benda di sekitar. f Menjelaskan sudut siku- siku dengan empat arah mata angin. g Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran,dan seperempat putaran dalam derajat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran kontekstual dalam siklus II ini dibagi dalam empat kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran. 1 Pertemuan Pertama Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum pelajaran dimulai guru memimpin doa, mengabsen siswa kemudian mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah menanyakan unsur-unsur apa saja yang membentuk sudut. commit to user Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran mengenai penjelasn pengertian sudut dan membandingkan besar dua sudut yang berbeda. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a Siswa membuat sudut dari kawat dengan cara dibengkokan. Kemudian, beberapa siswa maju kedepan dan menunjukan mana titik sudut, kaki sudut dan daerah sudut berdasarkan sudut yang mereka buat. Kontruktivisme dan Inquiry b Siswa secara berpasangan 2 orang – 2 orang mencari, mengamati dan menggambar sudut yang ada di sekitar ruang kelas. Masyarakat Belajar c Guru mengamati pekerjaan pasangan kelompok siswa dan membenarkan kesalahan siswa. d Siswa melakukan sebuah permainan.yaitu menyuruh masing- masing siswa membuat sebuah sudut secara sembunyi tidak boleh di lihat oleh pasangannya, kemudian siswa membandingkan besar sudut yang dibuat dengan cara merekatkan sudut salah satu siswa dengan sudut teman satu mejanya.Pemodelan dan Inquiry e Setelah di lakukan perbandingan dengan teman kemudian membandingkan dengan teman yang lain. Masyarakat Belajar f Siswa dapat menyimpulkan siswa mana yang membuat sudut terbesar dan terkecil. Kontruktivisme g Siswa mengerjakan contoh soal latihan yang dibuat oleh guru. h Siswa maju kedepan untuk menjawab soal tersebut kemudian dibahas bersama-sama. Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa untuk menemukan konsep pengertian sudut dan membandingkan besar dua sudut dengan menyimpulkan materi yang dipelajari. 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua membahas tentang pengukuran sudut dengan satuan tidak baku dan dengan busur derajat. Kegiatan awal sama seperti commit to user pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu guru mengulang pelajaran yang kemarin dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pertemuan kedua ini adalah: a Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok 3 orang siswa. b Siswa bekerja berkelompok, membuat lingkaran pada kertas kemudian dibagi menjadi delapan bagian dan kemudian dipotong, yang masing- masing potongan bernilai 1 satuan.Masyarakat belajar c Masing-masing kelompok mendiskusikan cara mengukur besarnya sudut dengan potongan kertas atau dengan cara tidak baku. Kontruktivisme dan Inquiry . d Setelah selesai masing-masing kelompok mendiskusikan lagi cara mengukur sudut dengan satuan baku atau menggunakan busur derajat. e Guru membuat soal di depan kelas, dan menyuruh dua orang siswa maju kedepan untuk mengukur besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan baku. Pemodelan f Siswa melakukan tanya jawab. Bertanya Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa untuk menjelaskan konsep cara mengukur sudut. 3 Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga membahas tentang identifikasi sudut siku-siku dari benda-benda di sekitar dan menjelaskan sudut siku- siku dengan menggunakan empat arah mata angin. Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu sedikit mengulangi pelajaran yang telah lalu kemudian memberikan pertanyaan “pada pelajaran kemarin kalian telah belajar untuk mengukur sudut,ternyata sebagian besar sudut yang kalian ukur adalah 90 disebut apakah sudut 90 itu?”. Adapun kegiatan inti dalam pertemuan ketiga ini adalah: commit to user a Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok. Kemudian memerintahkan siswa untuk membentuk sudut siku- siku dari kertas. b Masing masing kelompok mencari benda-benda yang membentuk sudut siku-siku. Kemudian siswa membuat gambar sudut siku-siku dikertas dan memotongnya. c Masing-masing kelompok mencari benda-benda lainnya yang ada dalam kelas yang memiliki sudut siku-siku.dengan cara menempelkan dengan potongan kertas tadi. Inquiry d Siswa melakukan tanya jawab. Bertanya e Salah satu siswa maju kedepan dan siswa yang tidak maju menyanyikan arah mata angin. Siswa yang berada di depan menunjukan arah mata anginnya dengan benar. Pemodelan f Dari demontrasi siswa di depan kelas, anak-anak dapat menarik kesimpulan arah mata angin mana yang membentuk sudut siku-siku. Kontruktivisme g Guru memberikan soal-soal yang terkait, kemudian siswa diminta menyelesaikannya secara individu. Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa untuk menemukan konsep sudut siku-siku dengan menyimpulkan materi yang dipelajari. 4 Pertemuan ke empat Pertemuan ke empat membahas tentang menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran dan seperempat putaran dalam derajat. Pada pertemuan ke empat ini diawali dengan pemberian motivasi pada siswa, mengingat pelajaran yang telah lalu dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pertemuan ke empat ini adalah : a Guru meminta siswa membuka kembali gambar empat arah mata angin yang telah di buat pada pelajaran sebelumnya. commit to user b Siswa disuruh menghitung berapa banyak sudut siku-siku yang terbentuk pada arah mata angin utama. Inquiry c Siswa maju menjelaskan konsep besar sudut satu putaran dengan menggunakan empat arah mata angin, yang tiap sudut antar arah misal timur dan utara adalah 90 . dari situ guru mengarahkan siswa untuk menemukan konsep satu putaran adalah 360 . Kontruktivisme d Guru mengajak siswa ke halaman sekolah. Kemudian, salah satu siswa diminta berjalan mengelilingi tiang bendera dimulai dari suatu titik sampai kembali ke titik semula. Pemodelan e Dari kegiatan tersebut, anaksiswa menggambarkan pola atau gambar yang terbentuk ketika berjalan mengelilingi tiang bendera tadi kemudian menganalisis berapa besar sudut satu putaran. f Selanjutnya secara berkelompok, masing- masing 3 orang, anak diminta untuk menunjukkan setengah putaran mengelilingi tiang bendera dan berdiskusi menyebutkan berapa besar sudut setengah putaran. Setelah itu dilanjutkan dengan seperempat putaran. Masyarakat Belajar g Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menguatkan meteri yang telah di pelajari dan mengadakan evaluasi siklus II.

c. Observasi

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDANEGARA KEDUNGREJA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 75

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS II SDN KRAGILAN 2 TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 86

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGOLAHAN DATA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VI SD

0 7 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG SUSUNAN PEMERINTAHAN PUSAT MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SDN 02 JATI JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

1 5 107

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/

0 0 18

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/2

0 2 9

Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

1 3 272

Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI

0 0 270