commit to user
12
anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan yang terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang
hayatnya“. Jika seseorang sedang bermain, bergerak atau melakukan berbagai
aktivitas pendidikan jasmani, maka proses pendidikan terjadi pada waktu yang bersamaan. Pendidikan penting untuk memperkaya kehidupan individu atau
sebaliknya mungkin merusak. Pendidikan merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan atau mungkin menjadikan pengalaman yang tidak
menyenangkan. M. Furqon 2006: 3 menyatakan, “Pendidikan jasmani dapat dikatakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neomuskular, perceptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional”.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 20072008: 7 menyatakan, “Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SDMISDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat”. Kaitannya dengan
jenjang pendidikan, pendidikan jasmani di SD sangat menarik untuk dikaji, karena di samping merupakan dasar dan landasan untuk pendidikan jasmani pada jenjang
pendidikan di atasnya, juga sangat penting artinya bagi kontribusi pada pendidikan pada umumnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal
tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara serampangan.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di SD mencakup banyak aspek. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi
19911992: 5-6 bahwa: Ruang lingkup pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar
ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang
diajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas: 1 Pengembangan Kemampuan jasmani PKJ.
2 Atletik.
commit to user
13
3 Senam. 4 Permainan.
Menurut M. Furqon H. 2007: 4 bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1 Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tennis meja, tennis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri
serta aktivitas lainnya.
2 Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas
lainnya. 3 Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4 Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
5 Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
Dari dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ruang lingkup pendidikan jasmani di SD meliputi beberapa aspek yaitu: olahraga permainan,
atletik, pengembangan diri, aktivitas senam atau ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut masih terdiri lagi dari
berbagai macam cabang olahraga yang diatur dalam KTSP yang berlaku sekarang ini.
4. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar Lompat Jauh gaya Jongkok.
a. Hakikat Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi Alat Bantu pembelajaran pendidikan jasmani, modofikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan
modifikasi lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2007: 7 menyatakan, “Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi:
commit to user
14
1 peralatan, 2 penataan ruang gerak dalam berlatih, 3 jumlah siswa yang terlibat dan, 4 organisasi atau formasi berlatih”.
Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih,
jumlah siswa yang terlibat dan organisasi atau formasi berlatih. Dari modifikasi lingkungan pembelajaran guru dapat mengurangi atau menambah tingkat
kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill atau keterampilan yang dipelajari. Misalnya,
berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman 2007: 75:
menyatakan: Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai
penghambat keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu
pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya.
Memodifikasi alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada prinsipnya sebagai solusi jika dalam pembelajaran pendidikan jasmani mengalami
hambatan atau kesulitan. Hal ini disebabkan karena penggunaan peralatan yang sebenarnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa tidak mampu
melaksanakan. Jika ditinjau dari prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan, modifikasi peralatan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan dari cara
yang mudah atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan Sugiyanto 1996: 76
menyatakan: Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkkat kompleksitas ,
penyusunan materi pembelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: 1 Dimulai dari materi belajar yang mudah ditingkatkan secara berangsur-
angsur ke materi yang lebih sukar. 2 Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara
berangsur-angsur ke materi yang kompleks. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi sarana
pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting dilakukan dalam pembelajaran
commit to user
15
pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebagai kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi
dengan menggunakan alat yang lebih sederhana, sehingga siswa akan lebih mudah melaksanakannya.
Gambar 2. Skematis Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar Agus Mahendra, 2004: 18
Berdasarkan skema tujuan pendidikan jasmani sekolah dasar tersebut, maka modifikasi alat bantu akan sangat membantu untuk mencapai tujuan
Penjasorkes tersebut. Untuk mencapai tujuan Penjasorkes tersebut, maka guru harus aktif menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga tujuan kognitif dapat
tercapai. Untuk mencapai tujuan psikomotorik seorang guru harus inovatif menciptakan kondisi pembelajaran yang variatif agar siswa tidak merasa bosan
dengan pembelajaran yang diterimanya. Dan hal yang tak kalah pentingnya bahwa, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian tujuan pendidikan jasamni akan tercapai dengan efektif. Tercapainya
tujuan pendidikan jasmani akan sangat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan.
PEMBELAJARAN PENJASORKES
KOGTITIF x Konsep gerak
x Arti sehat x Memacahkan
masalah x Kritis, cerdas
PSIKOMOTOR x Gerak dan
keterampilan x Kemampuan fisik
dan motorik x Perbaikan fungsi
organ tubuh AFEKTIF
x Menyukai kegiatan fisik
x Merasa nyaman dengan diri
sendiri. x Ingin terlibat
dalam pergaulan sosial
commit to user
16
b. Macam-Macam Pembelajaran Lompat dengan Modifikasi Alat Bantu